Virus Corona

Tegal Lakukan Lockdown Pertama di Indonesia, Tasikmalaya Menyusul, Bagaimana Jakarta dan Banten ?

Setelah Kota Tegal, kini giliran Tasikmalaya yang akan menerapkan local lockdown terhitung 31 Maret nanti. Bagaimana dengan Ibukota DKI Jakarta ?

Editor: Yulis Banten
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Virus Corona | Covid-19- Jumlah pasien positif dan meninggal karena Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Virus corona jenis baru ini menyerang saluran pernapasan. 

TRIBUNNEWS.COM – Kota Tegal menjadi wilayah di Indonesia yang pertamakali memberlakukan lockdown.

Setelah Kota Tegal, kini giliran Tasikmalaya yang akan menerapkan local lockdown terhitung 31 Maret nanti.

Bagaimana dengan Ibukota DKI Jakarta yang warganya paling banyak terjangkit virus Corona atau Covid-19 ? 

Begitu pula dengan Banten yang kian hari juga makin bertambah kasus positif Corona nya? 

Apalagi wilayah Banten berdampingan dengan DKI Jakarta.

Tegal Pertama di Indonesia

Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono mengatakan,Pemkot Tegal telah mengambil kebijakan untuk menerapkan local lockdown.

Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) di Tegal setelah seorang warganya dinyatakan positif.

 Merasa Sakit Setelah Membaca tentang Corona? Ini Alasannya

Dedy Yon Supriyono menyatakan akan menutup akses keluar masuk kota Tegal selama empat bulan ke depan.

 “Ini kota Tegal statusnya local lockdown, artinya bahwa jalur-jalur perbatasan dengan daerah lain sudah mulai kita tutup,” tegas Dedy.

Wali Kota Tegal, Jawa Tengah, Dedy Yon Supriyono
Wali Kota Tegal, Jawa Tengah, Dedy Yon Supriyono

Lebih lanjut ia mengungkapkan semua jalur perbatasan ini akan resmi di tutup mulai Senin (30/3/2020).

“Seratus persennya nanti di malam 30 Maret sampai 30 Juli 2020,” jelasnya.

Sehingga selama empat bulan ke depan Dedy menegaskan tidak ada warga luar kota yang boleh ke Tegal, namun jika hanya lewat dipersilahkan.

“Jadi begini ini hanya di kota saja, untuk jalur provinsi maupun nasional bisa melewati kota Tegal,” kata Dedy.

“Akan tetapi untuk kota Tegal sendiri warganya tidak bisa keluar dan masuk,” jelasnya.

Ganjar Pranowo

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa Kota Tegal tidak menerapkan kebijakan local lockdown menyikapi adanya kasus corona.

Ganjar mengaku sudah menanyakan langsung perihal kebijakan tersebut kepada Wakil Wali Kota Tegal, M Jumadi.

"Saya sudah klarifikasi, sudah ada penjelasan soal itu. Intinya itu bukan lockdown, hanya isolasi terbatas agar masyarakat tidak bergerak bebas. Sampai tingkat itu saja," tegas Ganjar Pranowo dalam keterangan tertulis, Jumat (27/3/2020).

Ganjar menuturkan apa yang terjadi di Kota Bahari--julukan Kota Tegal--tidak seseram seperti yang diberitakan.

Saat ditanya apakah masyarakat masih boleh ke luar rumah, Pemkot Tegal mengatakan masih memperbolehkan.

Sehingga, dipastikan bahwa kebijakan itu bukanlah lockdown.

"Itu tidak lockdown, kalau iya maka masyarakat tidak boleh ke luar rumah. Lha ini masih boleh kok," tegasnya.

Tasikmalaya

Pemerintah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat rencananya akan memberlakukan kebijakan local lockdown atau karantina wilayah.

Kebijakan ini direncanakan pasca ditemukannya ada warga Tasikmalaya yang positif terinfeksi virus corona atau Covid-19.

Diketahui, ada lima pasien di Tasikmalaya yang dinyatakan positif.

Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman mengungkapkan, karantina wilayah mulai diterapkan Selasa (31/3/2020) pekan depan.

Diberlakukannya pekan depan untuk memberikan waktu kepada instansi terkait melakukan persiapan.

Termasuk sosialisasi kepada seluruh elemen warga.

"Kami harus mengambil langkah strategis meminimalisasi penyebaran virus corona setelah warga positif melonjak jadi lima. Yaitu mau tidak mau menerapkan lockdown lokal," kata Budi, seusai rapat antisipasi penyebaran virus corona di Hotrl Santika, Jalan Yudanegara, Sabtu (28/3/2020).

Dengan diberlakukan karantina wilayah, kata Budi, seluruh pergerakan orang yang masuk wilayah Kota Tasikmalaya akan diperiksa.

Jika tidak penting akan ditolak masuk.

Tak hanya itu, angkutan umum pun dilarang menurunkan penumpang di Kota Tasikmalaya.

Mulai dari berbagai jenis angkutan darat, kereta api hingga pesawat terbang.

"Untuk menjalankan semua aturan tersebut, kami sudah melakukan koordinasi dengan seluruh instansi terkait termasuk TNI, Polri dan Lanud Wiriadinata," ujar Budi.

Pergerakan yang masih bisa dilaksanakan adalan distribusi sembako.

DKI Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sedang membahas opsi karantina wilayah atau lockdown untuk Ibukota terkait upaya penyebaran virus corona (Covid-19).

Meski begitu, opsi karantina wilayah masih sebatas pembahasan soal indikator atau parameternya, sebelum benar-benar diberlakukan.

Pembahasan seputar itu tengah dilakukan Pemprov DKI bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Termasuk Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana, dan Pangdam Jaya Mayjend TNI Eko Margiyono.

Virus Corona Masuk Melalui Hidung, Mulut dan Mata,Pengguna Contact Lenses Harap Berhati-hati

"Jadi itu termasuk yang sedang dibahas. Nanti kalau sudah final, kita akan umumkan," kata Anies di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Sabtu (28/3/2020).

Mengingat, hari ini Anies juga mengumumkan perpanjangan status tanggap darurat bencana COVID-19 selama dua pekan lagi, hingga 19 April 2020 mendatang.

Total 1.155 Kasus, Ini Rincian Jumlah Pasien Corona di 29 Provinsi, termasuk Banten

Dengan penambahan masa tanggap darurat bencana bagi Jakarta, maka kebijakan penutupan tempat wisata, hiburan, bekerja dari rumah, hingga peniadaan kegiatan belajar mengajar di sekolah akan mengikuti masa berlaku tanggap darurat tersebut.

Selain itu, jumlah pasien positif virus corona yang terus meningkat juga dijadikan pertimbangan. Lantaran pasien positif di Jakarta kini mencapai 603 kasus.

Malahan, 61 dari 603 pasien positif merupakan tenaga medis yang ikut terpapar virus asal Wuhan, China itu.

"Semua parameter ada, semuanya sedang dibahas. Tapi nanti finalnya, kalau sudah final baru diumumkan," ungkap Anies.

Banten

Sementara itu, Pemprov Banten kini mempertimbangkan untuk menerapkan status lockdown di provinsi paling barat Pulau Jawa tersebut. Namun Gubernur Banten Wahidin Halim mengakui keputusan tersebut bukanlah hal yang mudah untuk diterapkan.

Menurut Wahidin Halim, jika lockdown diterapkan, banyak pertimbangan yang tentunya bisa mengganggu banyak aspek, seperti kegiatan sosial ekonomi.

Virus Corona alias Covid-19 Begitu Menakutkan, Seperti Ini Penampakannya: Ada Mahkota & Berduri

Wahidin mencontohkan, aktivitas Kabupaten Lebak yang kerap bepergian ke daerah Jakarta menggunakan KRL akan terhenti. Begitu pula masyarakat di wilayah Tangerang yang bekerja di Jakarta, maka tidak bisa masuk kerja di kantornya.

"Karena potensi sektor ekonomi kita terkoneksi antara satu daerah dengan daerah lain. Kayak Lebak itu kan, mobilisasinya ke Jakarta. Aktivitas sosial masyarakat Banten dari Jakarta juga sebaliknya pulang ke Banten."

Ia melanjutkan, jika nanti lockdown diterapkan, maka membutuhkan kesiapsiagaan personel TNI/Polri hingga tenaga medis untuk menjaga keamanan lingkungan, perkantoran, hingga jalur keluar masuk suatu daerah.

Hingga Sabtu (28/3/2020), jumlah kasus positif Corona di Banten mencapai 104 dan meninggal sebanyak 4 orang.

DKI Jakarta menjadi nomor satu. Jumlah kasus positif Corona sebanyak 627 orang dan 62 orang meninggal dunia.

(TribunBanten/Tribunnews/Kompas.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved