PVMBG: Gunung Anak Krakatau Berpotensi Membahayakan, Wisatawan Dilarang Mendekat

Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengumumkan status Gunung Anak Krakatau berada di kategori waspada.

Penulis: Rizki Asdiarman | Editor: Glery Lazuardi
Istimewa
Erupsi Gunung Krakatau 

Laporan wartawan TribunBanten.com, Rizki Asdiarman

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengumumkan status Gunung Anak Krakatau berada di kategori waspada.

Aktivitas Gunung Anak Krakatau ditingkat level II yang artinya masuk kategori waspada pada, Senin, (21/9/2020).

Untuk itu, wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer (km).

Penjelasan BMKG soal Dentuman Misterius di Ibu Kota, Sebut Peran Petir di Gunung Salak

BMKG: Oktober, Wilayah Lebak Bakal Diguyur Hujan Deras Disertai Petir dan Angin Kencang

Pernyataan itu disampaikan Petugas PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau Deny Mardiono.

Deny Mardiono, mengumumkan hasil pengamatan visual.

"Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah barat daya dan barat," jelasnya saat dihubungi, Senin (21/9/2020).

Artinya, gunung ini berpotensi membahayakan.

Ia menuturkan, untuk suhu udara sekitar 22.4-23.9°C dengan kelembaban 60-71%.

Terkait pengamatan kegempaan melalui rekaman Seismograf pada, Minggu (20/09/2020) aktivitas Gunung Anak Krakatau telah terjadi 48 kali gempa dengan frekuensi rendah.

"Amplitudo 9-32 mm, dan lama gempa 4-11 detik," ucapnya.

Tribunnews/JEPRIMA
Aktivitas Erupsi gunung anak krakatau terlihat dari KRI Torani 860 di perairan Selat Sunda, Banten, Kamis (27/12/2018). Petugas pos pengamatan anak gunung Krakatau mencatat ada sembilan kali letusan dalam satu menit, jumlah ini menurun dibandingkan hari sebelumnya yang terjadi letusan 14 kali per menit.
Tribunnews/JEPRIMA Aktivitas Erupsi gunung anak krakatau terlihat dari KRI Torani 860 di perairan Selat Sunda, Banten, Kamis (27/12/2018). Petugas pos pengamatan anak gunung Krakatau mencatat ada sembilan kali letusan dalam satu menit, jumlah ini menurun dibandingkan hari sebelumnya yang terjadi letusan 14 kali per menit. ((Tribunnews/Jeprima))

Ia menyebutkan, Anak Krakatau dengan ketinggian 157 m dpl mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.

Sejak 18 Juni 2018 dan diikuti rangkaian erupsi pada periode September 2018 hingga Februari 2019.

"Letusan terakhir terjadi pada tanggal 17 April 2020 dengan tinggi kolom erupsi tidak teramati," katanya.

Deny menjelaskan, terkait mengenai kode Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) akan diterbitkan jika terjadi letusan.

"Kalau VONA Gunung Anak Krakatau pada 17 April 2020 berada di kode orange," tambahnya.

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved