Balita Penderita Kanker Ganas Mata di Serang Bakal Dapat Bantuan Pengobatan Rp 150 Juta
"Penggalangan donasi atas persetujuan dan kesepakatan tertulis dengan keluarga Alvin. Dan angka Rp 150 juta adalah target optimis sesuai kebutuhan
Penulis: Rizki Asdiarman | Editor: Abdul Qodir

Laporan wartawan TribunBanten.com, Rizki Asdiarman
TRIBUNBANTEN.COM, KAB SERANG - Organisasi nirlaba Aksi Cepat Tanggap ( ACT) Banten mengunjungi kediaman keluarga Oom (35) di Kampung Ciburuy RT 010 RW 003, Desa Kubangjaya, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, Banten, pada Kamis (29/10/2020) siang.
Oom merupkan ibunda dari Muhamad Alfin Ijatulrahman (2,5 th), balita penderita kanker ganas di retina mata atau Retinoblastoma.
"Ini kunjungan kita yang ketiga kali," ujar Branch Manajer ACT Banten, Ais Komarudin, di lokasi.
Dalam kunjungan tersebut, pihak ACT Banten memberikan bantuan dan pendampingan untuk pengurusan administrasi pengobatan Alfin ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
"Transportasi serta pendampingan medis selama di Jakarta akan dibantu oleh tim ACT," jelasnya.
Ais mengatakan MSR- ACT menawarkan penginapan atau rumah tinggal bersifat sementara selama pengobatan di Jakarta.
ACT pun telah melakukan penggalangan dana melalui media sosial dan beberapa platform. Mereka menargetkan donasi Rp 150 juta terkumpul dalam tiga tiga bulan untuk operasi dan pengobatan Alfin di rumah sakit di Jakarta.
"Penggalangan donasi atas persetujuan dan kesepakatan tertulis dengan keluarga Alvin. Dan angka Rp 150 juta adalah target optimis sesuai kebutuhan (pengobatan)," ujar Ais.
Penggalan dana masih terus dilakukan ACT. Mereka manrgetkan terkumpul dana Rp 150 juta itu dalam tiga bulan.
"Sehingga nantinya bisa cepat disalurkan untuk pendampingan. Semoga masyarakat mendukung upaya kemanusiaan ini," ucapnya.
Ais menceritakan pihaknya mengetahui balita Alfin yang menderita kanker ganas Retinoblastoma membutuhkan bantuan dari informasi yang disampaikan warga sekitar.
ACT merasa terpanggil untuk memberikan bantuan mengingat balita Alfin membutuhkan kesegeraan penanganan medis.
"Humanity itu tidak tersekat, sehingga tidak ada istilah memilih siapapun, kami akan bantu sebisa yang kami bisa," ujarnya.

Baca juga: Kisah Balita Bertarung Hadapi Kanker Ganas di Matanya, Terbangun dan Menangis Malam Hari Hingga Pagi
Baca juga: Kisah TKW Ini Bak Buah Simalakama, Dikubur di Malaysia Rp 9,8 Juta, Dibawa Pulang Rp 32 Juta
