Wali Kota Airin Beberkan Penyebab Utama Tangsel Kembali Masuk Zona Merah
Data Dinas Kesehatan Pemprov Banten melalui laman infocorona.banten.go.id pada Minggu kemarin, menunjukkan kasus Covid-19 di Tangsel mengalami kenaika
Penulis: Zuhirna Wulan Dilla | Editor: Abdul Qodir
Laporan wartawan TribunBanten.com, Zuhirna Wulan Dilla
TRIBUNBANTEN.COM, TANGERANG SELATAN - Empat kabupaten/kota, termasu Kota Tangerang Selatan, masuk zona merah risiko penularan Covid-19 seiring terus bertambahnya warga terpapar virus corona di keempat wilayah tersebut.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany menduga wilayahnya kembali menjadi zona merah Cocid-19 bukan semata rendahnya kepatuhan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19.
Informasi dari dinas kesehatan yang diterimanya, hal itu juga disebabkan karena adanya penularan di tingkat lokal.
"Kami sedang melakukan tracking mereka ini terkena virusnya dari mana. Tadi, saya tanya ke dinas kesehatan katanya ada penularan di tingkat lokal, itu yang kami sedang evaluasikan," ujarnya saat ditemui di Kantor Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Selasa (1/12/2020).
Airin kembali meminta agar warga di Tangsel tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Data Dinas Kesehatan Pemprov Banten melalui laman infocorona.banten.go.id pada Minggu kemarin, menunjukkan kasus Covid-19 di Tangsel mengalami kenaikan 174 kasus.
"Tadi saya tanya kenapa Tangsel bisa kembali ke zona merah katanya ada penambahan yang positif di Tangsel. Lalu, saya perintahkan segera tracking dan jangan sampai terlambat mengingat yang sudah-sudah karena terlambat dibawa," jelasnya.
Baca juga: Airin Ragu Kegiatan Belajar di Sekolah Bisa Dimulai Januari 2021, Berikut Analisanya
Airin juga memastikan fasilitas kesehatan di Tangsel sudah dipersiapkan mengantisipasi kelonjakan kasus Covid-19.
"Sudah dipersiapkan fasilitas di RSU Tangsel, ada penambahan gedung baru juga khusus Covid-19 di sana sedang proses sekarang ya," ucapnya.
Ia menambahkan sekali lagi masyarakat tidak boleh lengah dalam protokol kesehatan, yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
"Kita dorong semuanya baik masyarakat untuk penerapan protokol kesehatan serta puskemas dan satgas Covid-19 juga untuk tetap bersiap," tegasnya.
Tangsel kembali Zona Merah sejak pada 30 November 2020 kemarin.
Laman covid19.tangerangselatankota.go.id pada Selasa (1/12/2020) menampilkan adanya penambahan 34 kasus terkonfirmasi positif di Tangsel.
Total jumlah kasus Covid-19 di Tangsel terkini adalah sebanyak 2.906.
Sebanyak 2.426 orang di antaranya sembuh dan 119 orang meninggal.
4 wilayah di Banten masuk Zona Merah
Tiga kabupaten/kota di Provinsi Banten kembali masuk ke zona merah risiko penyebaran Covid-19.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Banten melalui laman resmi infocorona.bantenprov.go.id/ menunjukkan Kabupaten Serang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan kembali masuk ke zona merah risiko penyebaran Covid-19.
Sebelumnya, Kota Cilegon lebih dulu masuk zona merah.
Kabupaten Serang, terdapat kasus positif Covid-19 sebanyak 3.872 orang, dengan 331 orang masih dirawat, 3.460 orang sembuh dan 21 orang meninggal.
Kota Tangerang terdapat kasus Covid-19 sebanyak 2912 orang, dengan 349 orang dirawat, 2.486 orang sembuh dan 77 orang meninggal.
Kota Tangerang Selatan tercatat kasus Covid-19 2838 orang, dengan 453 orang masih dirawat, 2.268 orang sembuh dan 117 orang meninggal.
Sementara, Kota Cilegon terdapat kasus Covid-19 sebanyak 1.238 orang, dengan 78 orang masih dirawat, 1.114 orang sembuh dan 46 orang meninggal.
Penyebab meningkatnya kasus Covid-19 di Kabupaten Serang
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, Agus Sukmayadi mengatakan, naiknya status dari zona oranye ke zona merah risiko penyebaran Cocid-19 di wilayah Kabupaten Serang disebabkan adanya pelanggaran protokol kesehatan dalam aktivitas warga Cilegon, khususnya adanya kerumunan massa yang tak terkendali.
"Di antaranya ada peningkatan kasus terkonfirmasi positif, risiko penularan di masyarakat dengan semakin longgarnya kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, kepedulian terhadap prokes yang juga kurang," ujarnya saat dihubungi, Senin (30/11/2020).
Menurut Agus, penyebab lainnya yakni karena masifnya swab test yang dilakukan oleh Pemkab Serang di masyarakat sehingga diketahui adanya sejumlah kasus baru Covid-19.
Selain itu, disebabkan adanya anggapan sebagian masyarakat bahwa masa New Normal Covid-19 adalah kembali ke tatanan kehidupan normal seperti sebelumnya.
"Apabila memperhatikan kegiatan masyarakat, saat ini sudah berlangsung seperti kondisi normal. Walaupun Satgas Covid-19 terus mengimbau agar masyarakat meningkatkan protokol kesehatan, tetapi hal tersebut tidak diindahkan," ujarnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banten/foto/bank/originals/peta-sebaran-covid-19-di-banten-per-senin-30-november-2020.jpg)