Siap-siap, Harga Tahu dan Tempe Bakal Naik

Menurut dia, untuk membuat tahu dan tempe memerlukan biaya produksi Rp 3.000-Rp 4.000.

Dokumentasi Tribun Jateng
ilustrasi. Pengusaha merapikan tempe produksinya. 

TRIBUNBANTEN.COM - Harga tahu dan tempe diputuskan naik.

Kenaikan harga itu adalah keputusan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo).

Kenapa harga tahu dan tempe naik?

Harga bahan baku tahu dan tempe, yaitu kedelai, mengalami kenaikan.

Saat ini harga kedelai mencapai Rp 9.500 dari sebelumnya Rp 7.000 per kg.

Ketua Gakoptindo Aip Syarifudin mengatakan rugi kalau diproduksi dan dijual seharga Rp 11.000-Rp 12.000 per kg.

Menurut dia, untuk membuat tahu dan tempe memerlukan biaya produksi Rp 3.000-Rp 4.000.

"Oleh karena itu, kami usul naik 20 persen jadi Rp 15.000 per kg," ujar Aip saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (3/1/2021).

Keputusan tersebut diharapkan akan didukung oleh pemerintah.

Meski tak memerlukan persetujuan pemerintah, Aip menerangkan perlu adanya dukungan pemerintah.

Pekan depan Gakoptindo akan melakukan pembahasan denhyan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Nantinya Gakoptindo mengusulkan adanya kebijakan yang menguntungkan seluruh pihak.

Aip menerangkan salah satu penyebab naiknya harga kedelai adalah pengaruh harga dunia.

Saat ini Indonesia masih mengandalkan impor kedelai untuk produksi tahu dan tempe.

Pasokan Aman

Gakoptindo memastikan pasokan kedelai aman.

Keamanan pasokan tersebut dipastikan berdasarkan data importir kedelai. Saat ini stok kedelai yang ada di importir lebih dari 400.000 ton.

"Kalau bahan baku sesuai informasi sekarang stok barang masih ada 400.000an ton jadi beberapa bulan ke depan cukup," ujar Ketua Gakoptindo Aip Syarifudin saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (3/1/2021).

Selain itu, pengiriman menggunakan kapal pun masih dapat dilakukan. Sehingga tambahan stok kedelai masih akan dapat dipenuhi oleh importir.

Hanya saja, Aip bilang harga kedelai dunia saat ini sedang melonjak tinggi akibat Cina yang menambah pembelian kedelai dari Amerika Serikat (AS).

Sedangkan mayoritas kedelai untuk membuat tahu dan tempe diimpor dari negara tersebut.

"Kebutuhan Indonesia 3 juta ton satu tahun, impor tahun lalu 2,67 juta ton. Sisanya kedelai lokal," terang Aip.

Oleh karena itu Aip mendorong agar ke depan ketergantungan impor ditekan. Hal itu dengan cara menggenjot produksi kedelai dalam negeri yang menguntungkan petani.

Artikel ini telah tayang di kontan.co.id dengan judul Produsen tempe dan tahu memutuskan menaikkan harga jual

Artikel ini telah tayang di kontan.co.id dengan judul Harga kedelai meroket, Gakoptindo pastikan pasokan tetap aman

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved