Bikin Geleng-geleng, 1.169 Keluarga di Kota Serang Masih Buang Air Besar di Kebun dan Sawah
Apalagi, ada juga keluarga yang telah memiliki MCK atau jamban, tapi tetap buang air besar sembarang di kebun maupun sawah.
Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Abdul Qodir
Laporan wartawan Tribunbanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan
TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Sebanyak 1.169 dari 2.045 keluarga di Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Banten, tercatat tidak mempunyai mempunyai fasilitas MCK (mandi cuci kakus) atau jamban sehingga masih membuang air kecil dan besar sembarangan di kebun hingga di sawah.
Setengah dari jumlah KK di Kecamatan Taktakan buang air besar sembarangan dikarenakan mereka tidak mempunyai MCK dan perilaku tidak peduli pada pencemaran lingkungan dan penyakit.
"Sebanyak 1.169 keluarga di Serang masih buang air besar sembarangan dan itu dibuangnya ke kebun dan sawah yang ada di Taktakan," ujar Camat Taktakan Farach Richi saat dihubungi Tribun Banten.com, Kamis (21/1/2021).
Jumlah 1.169 KK di Kecamatan Taktakan yang tidak mempunyai fasilitas MCK itu tersebar di sejumlah kelurahan.
Di antaranya di Kelurahan Umbul Tengah 116 KK, Kelurahan Drangong 31 KK, Kelurahan Taktakan 72 KK, Kelurahan Cibendung 47 KK, dan di Kelurahan Panggung Jati 38 KK.
Selanjutnya, di Kelurahan Lialang 49 KK, Kelurahan Taman Baru 31 KK, Kelurahan Cilowong 65 KK, Kelurahan Anyar 105 KK, dan Kelurahan Pancur 66 KK.
Lalu, di Kelurahan Sepang 38 KK, Kelurahan Sayar 158 KK, dan Kelurahan Kuranji 38 KK.
Baca juga: Berusia 146 Tahun, Warga Miskin di Pandeglang Mencapai 10 Persen dari Jumlah Penduduk
Baca juga: Waspada Jangan Menahan BAB, Masalah Kesehatan Dapat Terjadi, Berikut Waktu Buang Air Ideal
Menjadi pertanyaan tersendiri atas banyaknya warga di Kota Serang yang ternyata masih buang air sembarangan di kebun hingga di sawah.
Sebab, Kota Serang merupakan ibu kota dari Provinsi Banten.
Farach menyatakan hampir setengah dari jumlah warganya itu masih belum mempunyai kesadaran jika perilaku mereka berdampak pada pencemaran lingkungan.
Apalagi, ada juga keluarga yang telah memiliki MCK atau jamban, tapi tetap buang air besar sembarang di kebun maupun sawah.
"Jadi, perlu diubah pola perilakunya. Dan yang kami usahakan ini bagaimana merubahnya dari sisi preventif, agar bagaimana menyampaikan pemahaman kepada masyarakat," terangnya.
Baca juga: Kasus Ibu Hamil Tak Dilayani Puskesmas, Ketua DPRD Kota Serang: Mohon Maaf, Akan Kami Evaluasi
Baca juga: Banyak Rumah Tidak Layak Huni, Kepala Desa: Saya Miris Lihat Warga Tinggal di Rumah Reyot
Farach mengatakan pihaknya tidak berdiam diri atas masalah ini.
Ia mengatakan pihaknya tengah melaksanakan program perbaikan dan membangun sejumlah fasilitas MCK bersama di Taktakan.
"Ini sudah berjalan di beberapa kelurahan sejak tahun 2020 kemarin, sejak saya menjadi camat. Tinggal bagaimana merubah mindset-nya. Insya Allah masa kepemimpinan wali kota sekarang bisa dituntaskan," ujarnya.