Kisah Penjual Jamu yang Laris Saat Pandemi, Bisa Sekolahkan Anaknya Hingga Lulus Kuliah

Seorang perempuan tampak berjalan mengelilingi Pasar Rau, Kota Serang sambil menggendong bakul berisi botol-botol jamu.

Penulis: desi purnamasari | Editor: Yudhi Maulana A
Kompas.com
Ilustrasi jamu kunyit asam 

Laporan wartawan TribunBanten.com, Desi Purnamasari

TRIBUNBANTEN.COM, KOTA SERANG - Seorang perempuan tampak berjalan mengelilingi Pasar Rau, Kota Serang sambil menggendong bakul berisi botol-botol jamu.

Dengan nada suara yang khas, Sernyati menawarkan jamu hasil olahannya sendiri.

Resep membuat jamunya ia dapat dari keluarga secara turun temurun.

Berangkat dari rumahnya di Kelurahan Sumurpecung, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, Sernyati harus berjualan keliling, mulai dari pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB di Pasar Tamansari.

Lalu,  pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 wib ia berjualan di Pasar Rau.

"Setiap hari jualan, saya dari rumah naik sepeda sampai pasar baru saya mulai keliling," ujarnya kepada, TribunBanten.com, Rabu(27/1/2021).

Baca juga: Ayu Korban Kecelakaan Ketemu Jodoh Lewat PUBG, Ini Bentuk Mesin Perahu yang Membuat Wajahnya Berubah

Baca juga: Keutamaan Baca Surah Al Mulk Sebelum Tidur, Sempat Dianjurkan Syekh Ali Jaber

Di masa pandemi saat ini menjadi berkah baginya, sebab  jamu hasil olahannya ramai dipesan.

"Pas awal-awal pandemi banyak yang pesen jamu saya, sehari bisa sampe lima orang yang pesan satu botol jamu ini,"ujarnya sambil menunjukan botol jambu.

"Ya kalau sekarang-sekarang mah seperti biasa lagi, rame yang pesenya hanya pas awal pandemi karena memang katanya untuk menjaga stamina," ucap perempuan dengan pakaian kebaya.

Saat ini, ia tinggal bersama suaminya yang juga berjualan buah dan petisan keliling Kota Serang.

Seryati memiliki satu orang anak dan sudah berkeluarga dan tinggal bersama suaminya.

Ia pun bercerita bahwa anak satu-satunya itu kini telah lulus kuliah kebidanan, pada tahun lalu.

Namun sampai saat ini belum mendapatkan pekerjaan, hingga akhirnya harus ikut berjualan jamu dengannya.

"Saya punya anak satu, udah lulus kuliah bidan, tapi karena susah cari kerja sampe sekarang belum kerja aja," ujaranya sambil membuatkan jamu.

"Udah enam bulan anak saya ikut berjualan jamu, yang penting halal kerjanya daripada dirumah aja, ngga maluan sih orangnya" ucapnya.

Untuk harga jamu kunyit asem dan kunyit tawar Rp 3.000 pergelas, Namun ia juga menjual jamu kemasan lainnya.

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved