Sama-Sama Anak Presiden, Beda Nasib AHY dan Gibran di Pilkada, Berikut Harta Kekayaan Masing-Masing
Sama-sama anak presiden, tapi AHY dan Gibran Rakabuming mengalami nasib berbeda ketika maju di Pilkada
Penulis: Yudhi Maulana A | Editor: Yudhi Maulana A
TRIBUNBANTEN.COM - Nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tengah diperbincangkan usai mengungkap adanya pihak yang ingin mengkudeta Partai Demokrat.
AHY yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat itu meneruskan kepemimpinan sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dalam konferensi pers yang disampaikan Senin (1/2/2021), AHY mengungkapkan ada gerakan politik yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa melibatkan pejabat lingkaran Presiden Jokowi.
AHY menyebut, informasi ini didapatkannya setelah ada laporan dari pimpinan dan kader Demokrat, baik tingkat pusat maupun cabang.
"Adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa, yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat," kata AHY dalam jumpa pers tersebut.
Isu adanya kudeta tersebut muncul diduga karena kegagalan AHY di Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu.
Dikutip dari Kompas.com, Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai, munculnya manuver politik untuk mengganti kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai Demokrat diakibatkan oleh dua kegagalan putra Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) itu.
Kegagalan pertama, sebut Qodari, yaitu saat AHY mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta saat Pilkada DKI 2017 lalu.
• TERUNGKAP 4 Orang Demokrat Ini Diduga Aktor Intelek Kudeta AHY, Siapa Saja Mereka?,
• Profil Jhoni Allen Marbun, Mantan Loyalis Anas Urbaningrum di Demokrat yang Diduga Ikut Kudeta AHY
Kedua, saat AHY tak terpilih menjadi calon wakil presiden pada Pilpres 2019 lalu.
"Nah AHY yang terjadi justru dua kali gagal. Yang pertama gagal di arena pertarungan, yang kedua, gagal masuk arena. Sebagian kader itu meragukan, bahwa AHY bisa mendongkrak suara Partai Demokrat," ujar Qodari, Rabu (3/3/2021).
Menurut Qodari, ada ketidakpercayaan kader terhadap AHY, yang dikhawatirkan justru akan membawa perolehan suara Demokrat melorot pada pemilu 2024 mendatang.
Beda dengan AHY, putra Presiden RI, Gibran Rakabuming bernasib lain ketika maji di Pilkada.
Maju lewat kendaraan PDI Perjuangan, Gibran melalui jalan mulus ketika maju di Pilkada Solo 2020.

Gibran Rakabuming berduet dengan Teguh Prakosa sebagai wakilnya, dan kini telah ditetapkan sebagai Wali Kota-Wakil Wali Kota Solo pada Kamis 21 Januari 2021.
Saat maju di Pilkada, Gibran selalu dikaitkan dengan 'dinasti politik' dan mendompleng nama besar ayahnya sebagai Presiden RI.
Namun hal itu ditepis Gibran Rakabuming yang enggan dikaitkan dengan dinasti politik atas pencalonannya di Pilkada 2020.
Meski berstatus sebagai anak Presiden, Gibran menilai dirinya bisa saja kalah.
Sebab, tak ada kewajiban rakyat untuk memilihnya.
• Anak Jokowi Disebut Terkait Tas Bansos Covid, Gibran: Kalau Saya Mau Korupsi Ada Proyek Lebih Gede
• Gibran yang Nyoblos, Penampilan Sang Istri yang jadi Sorotan, Seperti Ini Tampilannya
"Silakan Anda turun ke warga, tanya saja opini warga seperti apa. Yang jelas, kalau ditanya dinasti politik ya dinasti politiknya sebelah mana?," kata Gibran dalam tayangan Kompas TV, Rabu (9/12/2020).
"Enggak ada kewajiban untuk memilih saya, saya bisa menang, bisa kalah," tuturnya.
Harta Kekayaan AHY dan Gibran
Tahun 2017 silam, AHY berpasangan dengan Sylviana Murni pernah ikut bersaing dalam bursa Pilkada DKI Jakarta.
Ia bersaing dengan Anies Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno dan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidajat.
Ketika itu, KPU DKI Jakarta merilis jumlah kekayaan AHY yang mencapai Rp 15.291.805.024.
Kakak dari Eddy Baskoro Yudhoyono (EBY) ini dikenal berkarier sebagai militer profesional di TNI sebelum akhirnya terjun ke dunia politik.
Ia menempuh studi di Akademi Militer dalam kurun waktu 1997-2000 dan menjadi lulusan terbaik.
AHY tercatat pernah mendapat sejumlah penghargaan dari Presiden Indonesia sejak 2003.
Di antaranya adalah Setya Lencana Dharma Nusa, Satya Lencana Shanti Dharma, Satya Lencana Kesetiaan 8 Tahun, Medali Kepeloporan Republik Indonesia, Satya Lencana Wira Siaga, dan Satya Lencana Wira Karya.
Sementara, Gibran dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diserahkan ke KPK saat maju di Pilkada Solo 2020, Gibran melaporkan memiliki harta kekayaan sebesar Rp 21,15 miliar atau tepatnya Rp 21.152.810.130. K
Kekayaan terbesarnya berasal dari aset properti.
Gibran Rakabuming diketahui memiliki 5 bidang tanah dan bangunan yang seluruhnya diklaim merupakan hasil sendiri alias bukan warisan atau hibah.
Tanah dan bangunan miliknya tersebar di Kabupaten Sragen dan Kota Surakarta.
Untuk aset berupa kendaraan, Gibran melaporkan kepemilikan 8 buah kendaraan berupa 5 mobil dan 3 motor.
Sebagaimana aset tanah, seluruh kendaraan miliknya merupakan hasil sendiri. Kendaraan roda empat berupa Mitsubishi Pajero Sport tahun 2016 senilai Rp 350 juta, Isuzu Panther tahun 2012 senilai 70 juta, Daihatsu Grandmax tahun 2015 senilai Rp 60 juta,
Toyota Avanza masing-masing tahun 2012 dan 2016 senilai Rp 60 juta dan Rp 90 juta.
Untuk roda dua, Gibran mengoleksi motor Royal Enfield tahun 2017 dengan taksiran nilai Rp 40 juta, lalu Honda CB-125 tahun 1974 senilai Rp 5 juta dan Honda Scoopy tahun 2015 senilai Rp 7 juta.
Dalam LHKPN, Gibran juga melaporkan kepemilikan harta bergerak lain senilai Rp 260 juta. Berikutnya aset lain berupa kas dan setara kas senilai Rp 2,15 miliar.
Politikus yang baru masuk menjadi kader PDI-P ini juga memiliki aset yang dicatat sebagai harta lainnya sebesar Rp 5,52 miliar serta utang sebesar Rp 895,58 juta.
(Tribunnews.com/Kompas.com)