Tragedi Sriwijaya Air
Terungkap Ada Pesawat Lain Saat Sriwijaya Air SJ 182 di Udara, Ini yang Dilakukan Kapten Afwan
Peristiwa dalam empat menit terakhir sebelum pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terjatuh di Kepulauan Seribu diungkap oleh AirNav Indonesia.
Penulis: Yudhi Maulana A | Editor: Yudhi Maulana A
TRIBUNBANTEN.COM - Peristiwa dalam empat menit terakhir sebelum pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terjatuh di Kepulauan Seribu diungkap oleh AirNav Indonesia.
Saat melakukan rapat dengar pendapat (RDP) oleh anggota Komisi V DPR RI, Rabu (3/2/2021), AirNav Indonesia mengungkapkan rangkaian peristiwa yang terjadi setelah pesawat Sriwijaya Air Sj 182 lepas landas.
Dalam rapat yang disiarkan langsung oleh channel YouTube DPR RI dan diunggah di akun YouTube Kompas TV, Direktur Utama AirNav Indonesia, Pramintohadi Sukarno jelaskan menit per menit setelah Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 take off.
Ia menjelaskan, satu menit setelah Pesawat SJ812 terbang, pesawat diintruksikan naik ke ketinggian level 29 ribu kaki mengikuti Standart alur keberangkatan.
Pada 14.38 WIB, Pada ketinggian 7.900 kaki. SJ182 meminta arah 0,75 derajat kepada TC karena alasan cuaca dan diizinkan ATC.
Selain itu, ternyata saat berada di udara, ada pesawat lain yang berada di udara, yakni AirAsia.
ATC pun juga intruksikan untuk naik ke ketinggian 11 ribu kaki karena pada ketinggian yang sama ada pesawat AirAsia.
• Denny Darko Syok Liat Plastik Kuning Besar di Ruang Autopsi Sriwijaya Air SJ-182 : Hawanya Beda Dok
• Awan Kumolonimbus di Langit Jakarta Saat Sriwijaya Air SJ 182 Take Off, Berbahaya Bagi Penerbangan
Pesawat tersebut juga sama hendak menuju Pontianak.
"dan ini memang dijawab oleh pilot clear,"ujar Pramintohadi.
14.39 WIB, pada posisi 10.600 kaki diintruksikan ATC naik ke ketinggian 13 ribu kaki dan direspon baik oleh pilot Sriwijaya Air SJ182.
"selama proses dari jam 14.36 sampai 14.39 tisdak ada laporan pesawat dalam kondisi tidak normal,"ujar Praminto.
• Pengacara Korban Mengaku Temukan Indikasi Kesalahan Boeing dalam Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182
• Isak Tangis di Pemakaman Yumna Bocah 3 Tahun Korban Sriwijaya Air, Satu Liang Lahad Bersama Keluarga
Pada pukul 14.39 WIB, Sriwijaya Air 182 terpantau di radar ATV berbelok ke kiri kearah barat laut.
"Pesawat seharusnya ke kanan di posisi 075 derajat,"ujar Pramintohadi.
Pada 14.40 WIB, controller lakukan konfirmasi arah terhadap Sriwjaya Air SJ 182 namun pesawat tidak merespon. Dan diikuti target hilang dari layar radar.
"ATC berusaha memanggil berulangkali sampai 11 kali kemudian dibantu oleh beberapa penerbangan lain, antara lain Garuda untuk mencoba melakukan komunikasi dengan SJ182 namun tidak ada respon,"ujar Pramintohadi.
Hasil Pemaparan KNKT
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memaparkan hasil temuan terkait insiden terjatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Berdasarkan paparan itu, terungkap apa yang dilakukan kapten Afwan, pilot pesawat Sriwijaya Air SJ 182, sebelum pesawat terjatuh.
KNKT memastikan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021 lalu tidak pecah di udara.
Saat jatuh ke air, pesawat itu dalam kondisi utuh.
”Ada yang mengatakan pesawat pecah di atas udara. Itu tidak benar. Pesawat secara utuh sampai di air, tidak ada pecah di udara," kata Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI terkait kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/2).
• Awan Kumolonimbus di Langit Jakarta Saat Sriwijaya Air SJ 182 Take Off, Berbahaya Bagi Penerbangan
• Denny Darko Syok Liat Plastik Kuning Besar di Ruang Autopsi Sriwijaya Air SJ-182 : Hawanya Beda Dok
Soerjanto menjelaskan, berdasarkan data tim SAR gabungan, puing pesawat tersebar di wilayah dengan lebar 80 meter dan panjang 110 meter pada kedalaman laut 15 sampai 23 meter.
Beberapa bagian pesawat sudah ditemukan seperti ruang kemudi, bagian roda pendarat utama, bagian sayap, bagian dari mesin, bagian dari kabin penumpang, serta bagian ekor.
Bagian-bagian tersebut menurut Soerjanto telah mewakili seluruh bagian pesawat dari depan hingga ke belakang.
Ia juga menyebut mesin di turbin masih dalam keadaan hidup. Kondisinya rontok ada indikasi masih berputar ketika membentur air.
Berdasarkan temuan itu, ia mengatakan tidak ada bukti pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengalami ledakan di udara sebelum membentur air.
"Luas sebaran dan ditemukannya bagian pesawat dari depan sampai belakang, konsisten dengan bukti bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," tutur Soerjanto.
Berdasarkan data FDR itu, terdapat 370 parameter dan semua dalam kondisi baik. Sebelum pengunduhan data, perlu ada perlakuan (treatment) khusus yang harus dilakukan.
KNKT menyatakan sistem pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih berfungsi dan mampu mengirim data sebelum jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Senin (9/1) pukul 14.40 WIB.