Sosok Pelaku Bom di Gereja Katedral Makassar, Jaringan JAD yang Pernah Ngebom di Jolo Filipina
Insiden bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3/2021).
TRIBUNBANTEN.COM - Insiden bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3/2021).
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan sosok pelaku bom bunuh diri tersebut.
Menurut dia, pelaku bom bunuh diri yang tewas sebanyak dua orang terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan.
"Pelaku yang meninggal dunia ada 2 orang laki-laki dan perempuan," kata dia, dalam keterangannya, Senin (29/3/2021).
Baca juga: Mengenal Gereja Katedral Makassar: Gereja Tertua di Sulsel, Pernah Dibom Tentara Sekutu pada 1943
Baca juga: Pelaku Bom Makassar Pakai Bom Panci dan Pernah Beraksi di Philipina, Misteri Motor Pelaku Terungkap
Mantan Kabareskrim Polri ini mengungkap inisial pelaku berjenis kelamin laki-laki yakni L.
Sementara untuk pelaku perempuan masih diidentifikasi.
"Pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina," ungkap Sigit.
Melihat baru saja terjadi insiden bom bunuh diri, dia meminta masyarakat agar tenang dan tidak panik paska teror bom bunuh diri.
Masyarakat, menurutnya diminta tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa.
"Kami TNI-Polri akan memberikan keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat," katanya.
Mantan Kapolda Banten ini mengucapkan terimakasih atas keberanian seorang satpam Gereja yang menahan pelaku agar tak masuk ke dalam gereja.
"Kami merasa prihatin sekarang sedang dirawat di rumah sakit polri karena lukanya dan semoga lekas sembuh," ujarnya.
Pada Minggu (28/3/2021), Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau lokasi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan
Dalam kesempatan itu, Kapolri dan Panglima juga menyempatkan diri menengok korban ledakan bom di RS Polri Makassar.
Kapolri menyampaikan bahwa ada dua orang yang sudah selesai menjalani operasi.
"Kondisi korban sudah sadar da bisa diajak bicara," tutupnya.
