Ramadan 2021

Masjid Al Hikmah di Kampung Soyog Taktakan, Rutin Gelar Dalailan Selama Ramadan Sebelum Buka Puasa

Membaca dalailan dipimpin sama ustaz, biasanya pakai pengeras suara. Rata-rata diikuti 30 orang dari beragam usia

TribunBanten.com/Mildaniati
Masjid Al Hikmah di Kampung Soyog, Kelurahan Taktakan, Kecamatan Taktakan, Kota Serang. 

Laporan Reporter TribunBanten.com, Mildaniati

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Selama Ramadan, di RT 01/02 Kampung Soyog tidak hanya menjalani Salat Tarawih berjemaah dan tadarus Al-Quran, tetapi juga ada tradisi dalailan.

Dalailan adalah bacaan kitab karangan Imam Al-Jazuliy yang berisi tentang syair pujian kepada Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa salam

Tradisi kampung yang berada di Kelurahan Taktakan, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, itu digelar satu bulan penuh pada bulan suci di Masjid Al Hikmah.

Baca juga: Anak-anak Ambil Air Gentong di Masjid Kampung Masigit Setelah Tabuhan Beduk pada Jumat Pertama

Jamanuri, tokoh masyarakat Kampung Soyog, mengatakan dalailan dimulai pukul 16.00 diawali membaca hadorot dan salawat.

Dalailan dilakukan selama dua jam sampai waktu berbuka puasa.

"Membaca dalailan dipimpin sama ustaz, biasanya pakai pengeras suara. Rata-rata diikuti 30 orang dari beragam usia," ujar pria berusia 65 tahun ini kepada TribunBanten.com di Masjid Al Hikmah, Rabu (21/4/2021).

Sebagian besar yang mengikuti dalailan adalah warga yang tinggal di sekitar Masjid Al Hikmah.

Menurut Jamanuri, Masjid Al Hikmah adalah satu di antara yang tertua.

Jamanuri
Jamanuri (TribunBanten.com/Mildaniati)

Namun, dia tidak mengetahui secara pasti kapan pembangunan masjid dilakukan.

"Pada 1950 direnovasi, tapi tidak mengubah semua biar ada sejarahnya," katanya.

Di dalam masjid terlihat fondasi bangunan yang terbuat dari tanah liat, campuran pasir, dan bata.

DI bagian belakang masjid ditambah bangunan baru untuk tempat salat perempuan.

Bangunan tambahan masjid hasil renovasi dibuat menyerupai bangunan aslinya dengan atap tumpang empat. 

"Dulunya ruangan salat perempuan itu kolam tempat wudu, tapi jemaahnya makin banyak dan masjid tidak cukup. Jadi kolam tempat wudu ditutup dan dibangun tempat salat," ucapnya. 

Bangunan Masjid Al-Hikmah memiliki tiga atap.

Baca juga: Menelusuri Jejak Islam di Banten: Masjid Agung Kesultanan Kenari Peninggalan Sultan Banten ke IV

Sisi kiri dan kanan memiliki empat atap tumpang dam mastaka di bagian pucuknya.

Mastaka tersebut bermotif paruh burung pada umpakan pertama dan kedua serta menghadap ke setiap sudut. 

Pada bagian pucuknya ada motif bunga menghadap ke langit. 

Bagian kaca masjid terbuat dari besi yang disusun secara vertikal serta dilengkapi penutup dari kayu yang diberi lubang di sela-salanya. 

Ketika pintu kaca masjid dibuka, hawa sejuk dari luar membuat suasana di dalam masjid menjadi dingin dan nyaman. 

Baca juga: Makna Empat Buah Nanas Kuning di Masjid Kuno Kaujon Kota Serang Menurut Sejarawan Banten Yadi Ahyadi

Memasuki ruang utama masjid terdapat enam pintu tanpa penutup berbentuk setengah lingkaran menuju tempat imam salat.

Masing-masing tiga di sisi kiri dan kanan, dan dua pintu berhadapan dengan tempat mihrab.

Di sisi kanan mihrab terdapat mimbar dilengkapi tongkat khutbah dari besi. Digunakan oleh khatib ketika khutbah Jumat. 

Secara keseluruhan bangunan masjid Al-Hikmah memiliki warna dominan putih dan hijau daun, serta warna coklat, hijau tua, serta kuning pada bagian atap masjid.  

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved