Mitigasi Krisis Iklim, PLN Mengajak untuk Sayangi Bumi dengan Mengurangi Jejak Karbon

Kegiatan itu bertema "Everyday is Earth Day: Sayangi Bumi, Kurangi Jejak Karbon", digelar secara daring

dokumentasi PLN
PLN bekerja sama dengan Energy Academy Indonesia (Ecadin) kembali menggelar online talkshow peringatan Hari Bumi. 

TRIBUNBANTEN.COM - PLN bekerja sama dengan Energy Academy Indonesia (Ecadin) kembali menggelar online talkshow peringatan Hari Bumi.

Kegiatan itu bertema "Everyday is Earth Day: Sayangi Bumi, Kurangi Jejak Karbon", digelar secara daring melalui akun YouTube Ecadin, Kamis (22/4/2021). 

Talkshow itu menghadirkan Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Laksmi Dewanthi; staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup Tata Ruang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Saleh Abdurrahman; dan Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia PLN Syofi F Roekman.

PLN bekerja sama dengan Energy Academy Indonesia (Ecadin) kembali menggelar online talkshow peringatan Hari Bumi.
PLN bekerja sama dengan Energy Academy Indonesia (Ecadin) kembali menggelar online talkshow peringatan Hari Bumi. (dokumentasi PLN)

Selain itu, juga hadir aktor dan produser film Nicholas Saputra; Outreach Director for Greenfaith Nana Firman; dan EVP K3L PLN Komang Parmita. 

Sebagai bagian dari peserta Konvensi Perubahan Iklim, Indonesia telah meratifikasi Perjanjian Paris dan berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030.

Sejumlah 11 persen dari target tersebut berasal dari penurunan emisi dari sektor energi.

PLN yang merupakan perusahaan kunci di sektor energi, ikut berperan aktif dalam upaya pencapaian target penurunan emisi pemerintah. 

Aktor dan produser film Nicholas Saputra
Aktor dan produser film Nicholas Saputra (dokumentasi PLN)

Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia PLN Syofvi F Roekman mengatakan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), PLN merencanakan 23 persen bauran energi terbarukan pada 2025.

"Sehingga berkontribusi pada upaya mitigasi krisis iklim dan pemenuhan target Indonesia terhadap Perjanjian Paris,” ucapnya. 

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhewanti mengatakan pemerintah mendorong pengendalian perubahan iklim dan pemanfaatan instrumen Nilai Ekonomi Karbon (NEK). 

“Instrumen ini sedang dipersiapkan peraturannya agar dapat memberikan koridor dan payung hukum dalam melakukan perdagangan karbon di Indonesia, termasuk memberikan opsi insentif bagi para pemangku kepentingan,” katanya. 

Senada dengan hal tersebut, PLN telah memulainya dengan melakukan sertifikasi penurunan emisi dari kegiatan pembangkit energi terbarukan.

Beberapa pembangkit energi terbarukan PLN telah mendapatkan sertifikat penurunan emisi (carbon credit) dengan total 7,9 juta ton CO2e melalui mekanisme Verified Carbon Standard (VCS).

Carbon credit yang dihasilkan pembangit energi terbarukan milik PLN dapat digunakan untuk mengkompensasi jejak karbon (carbon offset). 

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Laksmi Dewanthi
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Laksmi Dewanthi (dokumentasi PLN)

Nicholas Saputra, juga memberikan kontribusi nyatanya dalam mengurangi jejak karbon.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved