Penjual Oleh-oleh Khas Banten Pasrah dengan Kebijakan Larangan Mudik, Emping Masih Jadi Paling Laris

Namun, jika dibandingkan 2020, pendapatan di tahun ini sudah mulai membaik, terutama Maret

TribunBanten.com/Amanda Putri Kirana
Pusat oleh-oleh khas Banten di H Saudi “999” Pasar Lama Jalan Maulana Hasanudin, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, Sabtu (24/4/2021). 

Liputan Wartawan TribunBanten.com, Amanda Putri Kirana

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Ahmad Jazili hanya bisa pasrah menanggapi kebijakan pemerintah yang melarang mudik Lebaran 2021.

Karyawan toko oleh-oleh khas Banten Zilfi di Jalan Maulana Hasanuddin, Pasar lama, Kota Serang, ini mengaku biasanya menjelang minggu kedua bulan puasa, sudah banyak yang pembeli.

"Biasanya ramai pembeli, baik warga lokal dan yang mudik dari luar kota," katanya kepada TribunBanten.com di toko oleh-oleh khas Banten Zilfi, Sabtu (24/4/2021).

Baca juga: Di Sini Pusat Oleh-oleh Khas Banten, Tersedia Berbagai Jenis Olahan Bandeng Lengkap Daftar Harganya

Penjualan toko oleh-oleh mulai menurun drastis pada awal masa pandemi Covid-19.

Bahkan, ada saja jajanan atau cemilan yang dibuang lantaran sudah kedaluwarsa atau tidak layak untuk dikonsumsi.

Menurut pria yang biasa disapa Zili ini, sebelum pandemi Covid-19, rata-rata jumlah pembeli per hari pada bulan puasa atau menjelang Lebaran bisa mencapai ratusan.

Omzet yang didapat bisa mencapai kurang lebih Rp 40 juta per bulannya.

Pusat oleh-oleh khas Banten Zilfi di Pasar Lama Jalan Maulana Hasanudin, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten.
Pusat oleh-oleh khas Banten Zilfi di Pasar Lama Jalan Maulana Hasanudin, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten. (TribunBanten.com/Amanda Putri Kirana)

“Awal-awal pandemi omzet turun 65 hingga 70 persen per bulan. Namun, jika dibandingkan 2020, pendapatan di tahun ini sudah mulai membaik, terutama Maret kemarin,” ucapnya.

Satu di antara oleh-oleh khas Banten yang paling laris adalah emping labuan, terjual 500 kilogram dalam sebulan.

Oleh-oleh lainnya yang juga laris manis adalah ceplis, gipang, gula aren, rengginang, dan sate bandeng.

“Tapi yang beli kebanyakan warga sini untuk dikonsumsi sendiri atau dikirim ke saudaranya di luar kota. Kalau masyarakat dari luar kotanya sudah jarang beli langsung,” kata pria berusia 26 tahun ini.

Namun, memasuki April ini, dia mengaku penjualannya menurun.

Dalam satu hari hanya ada empat atau pembeli.

Hal yang sama dikemukakan oleh karyawan toko oleh-oleh khas Banten H Saudi “999”, Ahmad Salim.

Selama Ramadan ini, setiap hari hanya ada empat sampai lima pembeli.

“Paling mereka beli emping, caplis, dan gipang,” ujarnya.

Baca juga: Sentra Oleh-Oleh Khas Tangerang di Rest Area Tol, Produk UMKM Terbaik Khas Kota Seribu Industri

Ahmad mengaku sudah mencoba berbagai cara untuk meningkatkan angka penjualan, satu di antaranya adalah menawarkan melalui marketplace.

“Semoga di awal Mei pembeli lebih banyak,” ucap Ahmad.

Tokoh oleh-oleh khas Banten Zilfi dan H Saudi "999" menjual beragam penganan oleh-oleh khas Banten.

Penganan itu seperti emping labuan, caplis, gipang, gula aren, kue satu kacang ijo, kue sagon, rengginang, asam keranji, kerupuk bakso ikan, bolu kenong, kembang goyang, sate bandeng, brem Serang, dan labeur jahe.

Harganya dibanderol mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 95.000 .

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved