Kisah Zaki, Usaha Minuman Rempah Asal Pandeglang, Awal Pandemi Covid-19 Permintaan Naik 2.000 Persen

Pembeli pertamanya memesan 12 bungkus, masing-masing diberi jahe dicampur rempah-rempah.

Penulis: mildaniati | Editor: Agung Yulianto Wibowo
TribunBanten.com/Mildaniati
Abdullah Muzaki, pemilik Jahe Aren Sari Raos, di rumahnya, Minggu (27/6/2021). 

"Alhamdulillah saya enggak trauma, mulai merintis usaha lagi dari Rp 0 atau tanpa modal," katanya.

Dia membuat serbuk ketika ada pesanan dengan kemasan yang kurang bagus.

Baca juga: Kisah Pengusaha Sego Bebek yang Raup Omzet Jutaan Rupiah, Awalnya Sopir Kini Miliki 3 Kios di Banten

Untuk menggiling, Zaki menumpang di tetangganya.

Dia mulai mempromosikan produknya lewat Twitter.

Saat itu, pembeli pertamanya berasal dari Ciruas, Serang.

Pembeli pertamanya memesan 12 bungkus, masing-masing diberi jahe dicampur rempah-rempah.

"Nganterin order naik bus, saya antar langsung," ujarnya.

Zaki mengaku saat itu dia sekaligus mengenalkan produknya sehingga untung penjualan habis di ongkos.

Setelah itu, orderan meningkat menjadi 80-300 bungkus.

Baca juga: Kisah Inspiratif Pemilik Asep Lopang Barbershop Serang, 20 Tahun Merintis, Raih Beragam Prestasi

Dia juga menerima pesanan dari Cianjur, Sidoarjo, Bekasi, dan Jakarta Selatan, setelah mempromosikan produknya lewat Twitter.

Begitu mulai banyak pesanan, dia membenahi kemasannya dan berinovasi dengan varian lain.

Saat ini, varian produknya beragam, mulai jahe aren original, kunyit, temulawak, habatussauda, khustul hindi, dan jahe aren koin.

Produk paling larisnya adalah jahe aren khustul hindi plus habatussauda.

Semua produknya berukuran antara 250-500 gram.

Harga varian berkisar antara Rp 18.000-Rp 35.000.

Halaman
123
Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved