Berita Viral
Pingsan di Kantor Polisi dan Disebut Tidak Hamil, Wanita yang Dipukul Satpol PP Gowa Buka Suara
Aksi kekerasan yang dilakukan oleh oknum satpol PP kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang memukul ibu hamil viral di media sosial.
Penulis: Zuhirna Wulan Dilla | Editor: Yudhi Maulana A
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Zuhirna Wulan Dilla
TRIBUNBANTEN.COM - Aksi kekerasan yang dilakukan oleh oknum satpol PP kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang memukul ibu hamil viral di media sosial.
Setelah menerima aksi pemukulan dari aparat pemerintah itu, kini wanita bernama Amriana disebut tidak hamil.
Geram mendapat tuduhan seperti itu, Amriana pun akhirnya buka suara.
"Kalau ke dokter memang tidak bisa, tiap bulan tiap bulan perut saya bagaimana bagaimana sebentar besar kadang kempes, sebentar besar sebentar kempes," ujar Amriana dalam video yang diunggah akun instagram @infoin_fakta.id hari ini, Kamis (15/6/2021).
Namun meski bersikukuh sedang hamil, Amriana dikabarkan enggan untuk dibawa ke bidan.
Menurutnya ia sudah konsultasi ke tukang urut yang menangani kehamilannya.
"Ndak ndak dokter di mana itu, ndak ndak dokter gak pernah megang perut aku, di tukang urut," katanya.
Amriana langsung menegaskan kalau selama ini ia mempercayakan perawatan kehamilannya pada tukang urut tersebut.
Baca juga: Viral Pengendara Moge bagikan Uang di Jalanan Saat PPKM, Ternyata Mantan OB Kini Jadi Trader Sukses
"Masalahnya kan ini pengobatan saya sendiri, memang tidak bisa dijangkau dengan pikiran logika," ucapnya.
Kasatpol PP Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan Alimuddin Tiro memberikan pernyataan bahwa wanita yang dipukul oknum petugasnya tidak dalam keadaan hamil.
"Kami mendapat informasi bahwa korban ini tidak hamil sebagaimana berita yang beredar. Kalau bukti medis belum ada, dan ini akan kami telusuri," ujarnya dikutip dari Kompas.com, Kamis (14/7/2021) hari ini.
Namun mengenai tindak kekerasan yang dilakukan petugasnya itu, Alimuddin tentu menyayangkan.
Padahal ia berharap operasi PPKM ini bisa berjalan dengan baik tanpa harus pakai kekerasan.
"Oknum tersebut belum kami periksa. Terkait sanksi tentunya kami serahkan kepada proses hukum yang berlaku," kata Alimuddin.
Kemudian Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadis Kominfo) Kabupaten Gowa, Ariffudin Saeni juga ikut bersuara memberikan pernyataan tentang kehamilan korban.

Menurutnya, hingga saat ini wanita itu tak bisa menunjukkan bukti secara medis jika dirinya sedang mengandung.
"Ini hanya informasi yang beredar dari pesan singkat dan belum ada bukti secara medis," ucap Ariffudin.
Sedangkan pihak kepolisian justru mengungkap pendapat lain tentang kondisi korban yang dianiaya satpol pp tersebut.
Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Bajeng, Ipda Haryanto membenarkan adanya peristiwa ini dan menyebut korban sempat alami kontraksi hingga barus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
"Tadi ada insiden saat razia PPKM dan sementara kami menerima laporannya namun tiba-tiba korban jatuh pingsan mungkin karena kontraksi sebab korban ini tengah hamil sembilan bulan," terang Haryanto.
Haryanto juga memastikan bahwa pihaknya sudah menerima laporan dugaan penganiayaan tersebut.
Baca juga: Mana Istrimu,Saya Periksa Kronologi Ibu Hamil Dipukul Satpol PP, Bajunya Diprotes di Rumah Sendiri
Tanggapan Bupati Gowa
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ihsan memberikan tanggapannya terkait kasus kekerasan yang dilakukan oknum satpol pp kepada pasangan suami istri tersebut.
Adnan mengaku menyayangkan adanya aksi kekerasan yang dilakukan oleh aparat pemerintah.
Ia juga menyampaikan telah menyerahkan kasus itu kepada pihak kepolisian untuk diproses lebih lanjut.
Dihimpun dari Tribun Timur, berikut penyampaikan lengkap Bupati Gowa, Adnan Purichta Ihsan:
SAYA TIDAK MENTOLERIR TINDAK KEKERASAN
Hari ini saya banyak menerima pesan dan telepon terkait kelakuan oknum salah satu Satpol PP di lingkup Pemerintah Kabupaten Gowa.
Mohon maaf saya tidak bisa membalas satu persatu.
Terkait aksi pemukulan yang dilakukan oknum Satpol PP Kabupaten Gowa saat melakukan penertiban dalam rangka penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), saya menyesalkan dan tidak akan mentolerir kejadian tersebut dan menyerahkan kasus itu untuk ditindak lanjuti pihak kepolisian.
Baca juga: Dasternya Dipemasalahkan, Ibu Hamil yang Diduga Dipukul Satpol PP Alami Luka Hingga Ketuban Pecah
Bagaimanapun karena ini sudah masuk ranah hukum, kita serahkan sepenuhnya penanganannya ke kepolisian.
Saya tidak akan mentolerir segala bentuk kekerasan apalagi itu dilakukan oleh perangkat pemerintahan.
Sejak video ini beredar semalam, saya sudah instruksikan inspektorat untuk menindak lanjuti.
Sejak awal dilakukannya penertiban PPKM, saat memimpin apel, saya selalu katakan kedepankan sikap humanis tapi tetap tegas. Tapi jangan artikan tegas itu untuk bertindak kasar.
Apapun yang berkaitan dengan kekerasan, tidak dapat dibenarkan.
Segala tindakan yang tidak sesuai SOP penertiban tak akan saya tolerir. Di masa sulit seperti ini, semua mesti menahan diri dan bekerjasama. Terima kasih.
Kemudian, oknum petugas bernama Mardhani tersebut dipastikan akan segera diperiksa oleh Penyidik PNS (PPNS) Satpol PP Gowa.
"Rencana pemeriksaannya paling cepat besok dan paling lambat lusa," kata Kasatpol PP Gowa Alimuddin Tiro saat menggelar Konferensi Pers di Baruga Karaeng Galesong kantor Bupati, Jl Mesjid Raya, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (15/7/2021) siang.
Perlu diketahui, viral video yang memperlihatkan oknum satpol PP berkelahi dengan pasangan suami istri karena mempermasalahkan izin buka kafe.
Melansir video dari @viralselebriti pada Kamis (15/7/2021) hari ini, terlihat pasutri itu dimarahi petugas terkait jam operasional kafe.
Namun pasutri ini mengatakan sudah izin dengan kepala desa.
"Tadi kau bilang saya gak punya hak saya satpol saya berhak saya punya wewenang," ujar satpol PP itu.
"Kewenangan macam apa pak?" tanya wanita tersebut.
Kemudian sang pria bertanya apa salah mereka hingga harus diperlakukan seperti ini.
Lalu terdengar kata-kata jika pihak wanita itu memarahi satpol PP karena pakaiannya dipermasalahkan.
"Yang lain gak dipermasalahkan, kenapa dengan saya punya pakaian," tambah si wanita.
Satpol PP itu langsung mengancam akan menutup kafe itu jika tidak ada pengunjung yang datang.
"Saya tutup ini kalau gak ada isinya," kata oknum satpol PP itu lagi.
"Isinya apa pak?" tanya lagi si pria.
"Ya kafemu," jawab satpol PP.
Lalu tiba-tiba satpol PP itu membentak padahal pasutri tersebut berkali-kali menjelaskan sudah izin ke kantor desa untuk buka.
"Santai pak istri saya lagi hamil," pinta si pria.
Namun satpol PP langsung memukul pria itu karena terlihat merekam.
"Kurang ajar kamu ngerekam," kata satpol PP tersebut.
Semakin bringas, satpol PP ini juga memukul wanita tersebut padahal sang suami sudah menjelaskan istrinya sedang hamil.
"Astagfirullah saya lapok pak, eh eh, lihat pak dia memukul pak, kurang ajar dia memukul pak," teriak si pria yang terima istrinya dipukul.
"Eh pak baik-baik pak ini rumah saya di sini, astagfirullah pak anda anggota tapi seperti itu, dia memukul istri saya pak astagfirullah," teriak kembali pria itu.
Dihimpun dari Tribun Timur, kegiatan tersebut merupakan operasi penegakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di Gowa terus berlanjut, Rabu (14/7/2021) malam.
Ada empat tim yang dikerahkan dalam penegakan PPKM skala mikro ini dan menyasar berbagai tempat yang ada di Butta bersejarah.
Tim 4 yang dipimpin Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gowa, Hj Kamsina menyasar warkop.
Di daerah Panciro, petugas mendengar suara musik cukup keras. Petugas gabungan kemudian memeriksa Warkop Ivan.
Kedatangan Tim 4 di warkop ini berakhir perkelahian antara oknum satpol PP dengan pemilik warkop dan videonya kini viral di media sosial.
Di video itu, seorang Satpol PP Gowa yang di dadanya tertulis nama Dhani, adu mulut dengan pemilik warkop.
Perdebatan berakhir dengan pemukulan pemilik warkop oleh anggota Satpol PP bernama Dhani.
Istrinya yang menurut informasi bernama Riyana langsung berdiri dan melempar kursi ke Satpol PP saat melihat suaminya dipukul.
Satpol PP kemudian memukul wanita tersebut.
Kericuhan dapat dilerai oleh anggota Satpol PP lainnya dan seorang polisi yang ikut dalam patroli PPKM ini.