Sosok Perempuan Lurah Pertama Taktakan Kota Serang, Membina secara Santai, Tak Formal, Sambil Ngopi

Sejak pertama ditunjuk dan dilantik Wali Kota Serang Syafrudin pada 2019, Erlinawati merasa tertantang.

Penulis: mildaniati | Editor: Agung Yulianto Wibowo
dokumentasi pribadi
Lurah Taktakan Kota Serang, Erlinawati. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com,Mildaniati

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Erlinawati adalah perempuan pertama Lurah Taktakan, Kecamatan Taktakan, Kota Serang.

Sejak pertama ditunjuk dan dilantik Wali Kota Serang Syafrudin pada 2019, Erlinawati merasa tertantang.

Perempuan kelahiran Serang pada 20 Mei 1973 ini ingin membuktikan bahwa dirinya bisa bekerja sebagai lurah layaknya kaum pria.

Erlinawati meniti karier di kelurahan sebagai sekretaris desa pada 2009 dan kemudian sebagai sekretaris kelurahan.

Baca juga: Lurah dan Camat di Cilegon Diberi Waktu 6 Bulan Ubah Gaya Bekerja, Siap-siap Dicopot 

Pada Juni 2018, dia menjadi pelaksana harian, diangkat menjadi pelaksana tugas, dan kemudian menjadi lurah pada 2019.

"Ditunjuk wali kota secara langsung. Saya harus menjalankan amanah," ujarnya kepada TribunBanten.com di ruang kerjanya, Jumat (13/8/2021).

Di Kelurahan Taktakan, Erlinawati membawahi tiga aparatur sipil negara (ASN), enam non-ASN, 10 RW, dan 22 RT dengan jumlah sekitar 8.000 penduduk.

"Harus membuktikan, lurah perempuan itu setara dengan pria di bidang pemerintahan, kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat," katanya.

Menurut Erlinawati, lurah perempuan di Kota Serang ada delapan orang, yaitu di Curug, Trondol, Banjar Agung, Masjid Priyayi Kasemen, Pipitan, Cigoong, Tegal Sari, dan Taktakan.

Baca juga: Tunjangan Lurah ini Capai Rp 27 Juta, Sekretarisnya Rp 25 Jutaan per Bulan, Tertinggi se-Indonesia

Saat pertama menjabat, terobosan yang dilakukan Erlinawati adalah merangkul kelurahan, RT/RW, dan masyarakat.

Dia juga menata pelayanan kepada masyarakat agar lebih baik.

Selain itu, berkomunikasi dengan setiap RW/RT melalui grup pesan instan.

"Penerapan teknologi informasi di warga yang mengena saja. Yang penting komunikasi, koordinasi, dan konsultasi," ucapnya.

Dia juga membina masyarakat dan aparat di tingkat kelurahannya secara santai, tidak formal, dan sambil ngopi.

Sumber: Tribun Banten
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved