Kunci Jawaban
KUNCI JAWABAN Tema 4 Kelas 4 SD/MI Halaman 32 Andai Ida Memberikan Contekan, Apa yang Akan Terjadi?
Andai Ida memberikan contekan. Apa yang akan terjadi? Kunci jawaban Tema 4 Kelas 4 SD/MI halaman 32.
TRIBUNBANTEN.COM - Andai Ida memberikan contekan. Apa yang akan terjadi? Apa dampaknya bagi Gugut? Apa dampaknya bagi Ida? Apa dampaknya bagi guru yang mengajar?
Pertanyaan di atas merupakan materi Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2017 Tema 4 berjudul Berbagai Pekerjaan.
Materi kunci jawaban tersebut termasuk dalam Pembelajaran 4 Subtema 1 tentang Jenis-jenis Pekerjaan.

Kunci jawaban ini ditujukan bagi orangtua untuk membimbing proses belajar anak di rumah.
Selama masa pandemi Covid-19, diharapkan orangtua bisa membimbing kegiatan belajar anak di rumah dengan semangat.
Rangkuman kunci jawaban ini hanya sebagai panduan, jawaban dari setiap soal tidak terpaku dari kunci jawaban ini.
Diharapkan siswa bisa mencari jawaban sendiri dari setiap soal yang disajikan.
Pada materi ini, siswa diminta mendiskusikan tentang kejujuran.
Simak pembahasan kunci jawaban Tema 4 Kelas 4 SD/MI halaman 32, selengkapnya berikut ini.
Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 3 Bagaimana Kaitan antara Perilaku Manusia dengan Kelangkaan Burung Cenderawasih?
Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 3 Kelas 6 SD/MI Halaman 138, Apa Arti dari Masing-masing Rambu Tersebut?
Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 3 Kelas 4 SD/MI Halaman 55 56, Hewan Apa yang Dipelihara Dayu?
Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 3 Kelas 6 SD Halaman 124 Tentukan Jarak yang Ditempuh oleh Mobil Tersebut!
Kunci jawaban Tema 4 Kelas 4 SD/MI halaman 32
Andai Ida memberikan contekan.
- Apa yang akan terjadi?
Jawaban: Kedua anak tersebut sama-sama berlaku tidak jujur dalam ulangan.
- Apa dampaknya bagi Gugut?
Jawaban: Dengan mencontek Gugut berlaku tidak jujur dan tidak mau berusaha sendiri.
- Apa dampaknya bagi Ida?
Jawaban: Berarti Ida sudah berlaku tidak jujur dengan memberi contekan.
- Apa dampaknya bagi guru yang mengajar?
Jawaban: Bagi guru ulangan adalah untuk mengukur pemahaman anak, dengan saling mencontek maka tujuan dari diadakannya ulangan tidak tercapai.
Pemimpin Idola, Pemimpin yang Jujur
Ida, temanku sebangku. Mungil, berkulit hitam manis, tidak banyak bicara, dan pandai itulah cirinya. Ia seorang anak yang sederhana. Ayahnya sudah lama meninggal. Ia tinggal bersama ibu dan adiknya.
Ida anak yang sangat pandai. Nilai-nilainya yang selalu bagus, memberinya kesempatan meneruskan sekolah tanpa biaya. Semua buku pelajaran dan perlengkapan ditanggung oleh sekolah. Ida tak pernah malu dengan kondisi keluarganya. Bahkan ia semakin rajin belajar dan terus berprestasi.
Ida juga selalu menjadi tempat bertanya jika teman-temannya mengalami kesulitan dalam pelajaran. Teman-teman memilih Ida sebagai ketua kelas. Pandai, tenang, dapat berkomunikasi dengan baik, serta mampu menjaga ketertiban kelas menjadi modal utamanya.
Hari ini, Ibu Tati mengingatkan tentang ulangan matematika. Sebagian siswa tidak siap. Termasuk Gugut, si jagoan bola, yang duduk di belakang kami. “Waduh, saya belum belajar, Bu! Kemarin saya seharian bermain bola sampai sore. Pulang ke rumah langsung tidur, Bu!” protesnya.
Ulangan tetap berlangsung. Gugut resah. Ia menengok ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba, ditendangnya kursi Ida dari belakang. “Ssstt..Ida! Bantu aku dong! Geser sedikit ke kiri, agar aku bisa melihat jawaban di kertas ulanganmu!” pinta Gugut.
Ida bergeming. Ia hanya menggelengkan kepala pelan, tanpa menengok ke belakang. Gugut mengganggunya lagi. “Ayo dong, Ida. Sekali ini saja. Nanti aku beri kamu uang sepuluh ribu rupiah. Kamu bisa jajan kue di kantin,” rayunya.
Gugut tahu benar Ida tidak pernah jajan di kantin. Ibunya tidak memberinya bekal uang jajan. Ida selalu membawa sebungkus nasi dan lauk dari rumah. Namun, di luar dugaan Gugut, Ida tidak terusik. Sekali lagi ia menggeleng pelan. Sampai waktu berakhir, Gugut terpaksa menyerahkan kertas ulangannya dengan lunglai.
Pada waktu istirahat Ida menghampiri Gugut.
“Maaf ya, Gugut. Aku bukan tidak ingin membantumu. Menyontek dan memberi contekan kepada teman, adalah perbuatan tidak jujur. Bahkan, perbuatan tersebut bisa dianggap sebagai korupsi kecil-kecilan,” katanya kepada Gugut.
“Ah, Ida. Masa menyontek sekali saja dianggap korupsi? Setahuku korupsi nilainya milyaran, dan hanya dilakukan oleh pejabat berkuasa,” kata Gugut. “Gugut, justru kita harus melatih diri. Korupsi dan menyontek sama-sama mengambil hak orang lain. Bernilai kecil atau besar, tetap saja tidak jujur. Kita membiasakan diri bertingkah laku lurus, mudah-mudahan ketika besar nanti kita tidak akan tergoda untuk melakukan korupsi. Dalam bentuk apapun!” Ida menambahkan dengan panjang lebar.
Aku dan teman-teman sekelas yang ikut mendengarkan percakapan Ida dan Gugut terdiam setuju. Memang tidak salah kami memilih Ida sebagai pemimpin di kelas. Tidak sekadar pandai, Ida juga patut dijadikan teladan.
*) Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak. Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.
(TribunPadang.com)
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Andai Ida Memberikan Contekan, Apa yang akan Terjadi? Apa Dampaknya bagi Gugut, Ida dan Guru?