Orangtua Menangis Saat Jemput Jenazah Anaknya yang Meninggal Tenggelam Saat Praktik Berenang
Ia pun mengatakan bahwa pihak keluaraga sangat baik dan berhati besar karena bisa menerima dan ikhlas saat harus melihat kondisi anaknya meninggal
Penulis: desi purnamasari | Editor: Yudhi Maulana A
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Desi Purnamasari
TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Seorang pelajar asal Serang, MZH (13), meninggal dunia diduga karena tenggelam saat mengikuti olahraga renang, Selasa (28/9/2021).
MZH berolahraga renang di salah satu sekolah di Kampung Cihideung, Desa Bantarwaru, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang.
Pihak keluarga pun menjemput jenazah korban ke sekolahnya yang berkonsep boarding school itu.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya menceritakan, pihak keluarga terlihat menangis ketika menjemput jenazah korban.
"Ini memang peristiwa pertama kali semenjak didirikannya sekolahan, sebelumnya enggak pernah ada kejadian kegini," katanya, Rabu (29/9/2021).
Ia pun mengatakan bahwa pihak keluaraga sangat baik dan berhati besar karena bisa menerima dan ikhlas saat harus melihat kondisi anaknya sudah menjadi jenazah.
Baca juga: Kronologi Siswa SMP di Kabupaten Serang Tewas Tenggelam Saat Pelajaran Renang
"Iya itu pas jenazahnya mau difoto juga sama pihak kepolisian engga boleh, katanya udah ikhlas dan mungkin ini udah jalannya," katanya.
Pihak keluarga hanya meminta kedepannya dapat dijadikan pelajaran agara kejadian serupa tidak terjadi kembali.
Karena semenjak pandemi orang tua dilarang untuk menjenguk para santri.
Ia menjelaskan, ada yang berbeda ketika praktik pelajaran berenang kemarin dengan sebelumnya.
"Iya biasanya gitu para santri kalau abis ulangan jadi ada praktek berenangnya tapi ini mah perakteknya di satuin satu angkatan, jadikan mungkin banyakan," katanya saat ditemui di Kampung Cihideung, Desa Bantarwaru, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang. Rabu (29/9/2021).
Baca juga: Maksud Hati Selamatkan Sandal, Bocah 13 Tahun di Cikupa Tewas Tenggelam di Danau
Karena, kata dia, biasanya yang satu kelas hanya ada 20 orang dan masih bisa terpantau satu persatu.
Selain itu ia pun menuturkan bahwa memang posisi kolam berenang tersebut berbentuk memanjang dan posisinya terbagi menjadi dua kolam namun tidak ada jarak pemisahnya antara kolam tersebut.
"Ada kemungkinan si anak tersebut sedang bermain dengan temannya dan mengarah ke kolam yang dalam tersebut karena tidak ada pembatas," katanya.
TribunBanten.com ingin meminta keterangan kepada pihak sekolah namun tidak memberikan tanggapan apapun dan tidak mau menemui.
Aktivitas di sekolah tersebut terlihat normal dan ada dua orang satpam berjaga di depan gerbang.
