Sosok Raden Aria Wangsakara, Pejuang dan Ulama Banten yang akan Menjadi Pahlawan Nasional
Satu di antara empat tokoh itu berasal dari Banten, yaitu Raden Aria Wangsakara, pendiri Tangerang.
TRIBUNBANTEN.COM - Mahfud MD mengumumkan empat tokoh yang akan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 20 November 2021.
Anugerah gelar pahlawan itu berdasarkan keputusan Presiden Joko Widodo.
Pemberian gelar pahlawan akan diberikan Jokowi tepat pada saat perayaan Hari Pahlawan, 10 November 2021.
Satu di antara empat tokoh itu berasal dari Banten, yaitu Raden Aria Wangsakara, pendiri Tangerang.
Dia dikenal sebagai ulama pejuang penyebar agama Islam yang kala itu hingga membuat Belanda takut.
Raden Aria Wangsakara adalah pria yang mencoba mengembara ketika terjadi bentrokan keluarga di Kerajaan Sumedang Larang, kerajaan yang terbesar di tatar tanah Sunda setelah kerajaan Pajajaran runtuh.
Baca juga: Biografi Pierre Tendean dalam Buku Sang Patriot, Kisah Seorang Pahlawan Revolusi
Lengkong ulama merupakan sebuah dusun yang berada dalam wilayah Desa Lengkong Kulon, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Lengkong Ulama berada di wilayah dataran rendah yang dikelilingi sungai terbesar di Tangerang.
Raden Aria Wangsakara merupakan keturunan dari raja Sumedang Larang, yaitu Sultan Syarif Abdulrohman.
Dia merantau ke wilayah Tangerang karena tidak sepaham dengan saudaranya yang berpihak kepada penjajah Belanda.
Dalam beberapa sejarah disebutkan bahwa ia pergi ke tangeran bersama dua saudaranya, yaitu Aria Santika dan Aria Yuda Negara.
Baca juga: Sejarah Hari Pendidikan Nasional 2 Mei, Memperingati Jasa Pahlawan Nasional Ki Hajar Dewantara
Ketiganya mendapat restu dari Sultan Banten di bawah kepemimpinan Sultan Maulana Yusuf.
Mereka bertugas menjaga wilayah dari tindakan kompeni dengan membantu benteng di Lengkong Kyai
yang terletak di tepi Sungai Cisadane sampai bendungan sangego.
Raden Aria Wangsakara menetap bersama istrinya yang bernama Nyi Mas Nurmala, anak dalam Bupati Karawang Singaprabangsa.
Mereka tinggal bersama pengikutnya yang berjumlah sekitar 500 orang di Lengkong Kyai.
Perjuangannya menyebarkan agama Islam di Lengkong Kyai ini akhirnya tercium VOC pada tahun 1652-1653M.
Baca juga: Peringati HUT Kemerdekaan, Pecinta Sepeda Onthel Serang Gowes Napak Tilas & Ziarah Makam Pahlawan
Hal itu membuat VOC mendirikan banteng di sebelah timur Sungai Cisadane yang persis berseberangan dengan wilayah kekuasaan Raden Aria Wangsakara.
VOC membuat kekacauan dengan memprovokasi para warga dengan mengarahkan tembakan meriam yang diarahkan ke Lengkong Kyai.
Karena hal ini, terjadilah pertempuran antar kompeni Belanda dengan rakyat Tangerang di bawah kepemimpinan Raden Aria Wangsakara.
Peristiwa ini menjadi titik awal tumbuhnya jiwa patriotisme rakyat Tangerang di bawah kepemimpin Raden Aria Wangsakara.
Kegigihan kepemimpinan Aria Wangsakara inilah membuat rakyat tangerang berhasil mengalahkan VOC setelah melakukan pertempuran selama 7 bulan berturut-turut.
VOC gagal merebut wilayah Lengkong Kyai.
Aria Wangsakara gugur pada tahun 1720.
Makamnya dijuluki dengan Makam Pahlawan yang dijadikan cagar budaya di Lengkong Kyai, Kabupaten Tangerang, Banten.
(Berbagai sumber/Kompas.com/Erli Kartika)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banten/foto/bank/originals/raden-aria-wangsakara.jpg)