300 KK Mengungsi Akibat Erupsi Gunung Semeru, BNPB Terjunkan TRC dan Bawa Logistik
Sebanyak 300 KK (kepala keluarga) mengungsi akibat erupsi Gunung Semeru, pada Sabtu (04/12/2021).
Penulis: Ahmad Haris | Editor: Amanda Putri Kirana
TRIBUNBANTEN.COM - Sebanyak 300 KK (kepala keluarga) mengungsi akibat erupsi Gunung Semeru, pada Sabtu (04/12/2021).
Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati.
300 KK itu berasal dari Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang.
Wakil Bupati Lumajang itu telah berada di Puskesmas Penanggal untuk memantau warga yang menjadi korban erupsi.
Ia menyampaikan sebagian warga desa sudah mengungsi dan tinggal beberapa orang yang kemudian dievakuasi.
“Terakhir 1 jam yang lalu masih ada 10 orang yang belum bisa dievakuasi karena lokasi sulit,” ujar Indah, dalam konferensi pers yang digelar BNPB, Sabtu (4/12/2021) malam.

Baca juga: Ahmad Dhani Pernah Mendaki Gunung Semeru, Dewa 19 Beri Doa Terbaik untuk Warga Terdampak Erupsi
Indah mengatakan, ada satu warga yang meninggal dunia dari Curah Kobokan dan telah berhasil dievakuasi.
Di Desa Sumberwuluh, Kampung Renteng tempat area penambangan pasir, diperkirakan dua orang hilang.
“Belum bisa ditemukan. Delapan orang yang terjebak di kantor pemilik tambang. Terhambat material vulkanik yang masih panas,” katanya.
Korban luka yang terdata sementara berjumlah 41 orang yang telah dievakuasi ke Puskesmas Penanggal.
Sebagian besar warga yang mengalami luka-luka dirujuk ke beberapa rumah sakit, seperti RSU Haryoto, RS Bhayangkara dan RS Pasirian.
Terkait dengan dampak di sektor pemukiman, pantauan Indah bahwa hampir semua rumah hancur di Curah Kobokan.
Warga terdampak erupsi mengungsi sementara waktu di Balai Desa Penanggal.
Selain korban dan kerusakan di sektor pemukiman, ada jembatan putus, yaitu Gladak Perak.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Berikut 9 Misteri Puncak Tertinggi di Tanah Jawa: Mitos Tanjakan Cinta
Kondisi ini mengakibatkan warga yang ada di Pronojiwo tidak bisa mengarah ke Wilayah Lumajang.