Profil Kepala SAR Banten Adil Triyanto, 3 Bulan Jadi Nakhoda Kapal Pencarian Korban Pesawat Jatuh
Pria kelahiran Semarang pada 19 Mei 1975 ini sudah menakhodai paling tidak empat kapal.
Penulis: Agung Yulianto Wibowo | Editor: Agung Yulianto Wibowo
Laporan Wartawan Tribun Banten.com, Agung Yulianto Wibowo
TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Baru lima bulan Adil Triyanto menjabat sebagai kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Banten atau yang lebih dikenal Kantor SAR.
Sebelumnya, pria berusia 47 tahun ini bertugas sebagai kasi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Balai Diklat Basarnas di Bogor.
Adil mengawali karier di Kantor SAR di Semarang, Jawa Tengah, pada 2007.
"Saya nakhoda kapal penyelamatan di Semarang," katanya kepada TribunBanten.com di ruang kerjanya, Selasa (7/12/2021).
Baca juga: Profil Gede Pasek Suardika, Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara yang Pernah Jadi Jurnalis
Pria kelahiran Semarang pada 19 Mei 1975 ini sudah me nakhodai paling tidak empat kapal.
Yaitu kapal bernomor lambung 107, 206, Sadewa, dan Purworejo.
"Sekitar 10 tahun jadi nakhoda, kemudian jadi kepala seksi Sumber Daya Kantor SAR Jawa Tengah di Semarang," ucap ayah dua anak ini.
Baca juga: Profil Putia Ramayanti, Finalis Nong Kabupaten Serang 2020, Enggak Bisa Lepas dari Es Krim Vanila
Selama bertugas di Kantor SAR, yang paling tak terlupakan bagi suami Ratna Christina ini adalah saat mencari korban jatuhnya pesawat AirAsia di perairan Pangkalanbun pada 2014.
Baca juga: Kecanggihan Kapal Negara SAR 247 Tetuka Milik Basarnas Banten, Mendeteksi hingga Kedalaman 100 Meter
Saat itu, Adil me nakhodai KN Purworejo selama tiga bulan operasi pencarian korban pesawat AirAsia.
"Tentu tiga bulan tidak pulang. Lebih sering di laut," katanya.
Menurut dia, operasi di Pangkalanbun itu paling lama di tengah kondisi cuaca ekstrem.
Sebelum masuk sebagai personel Kantor SAR, Adil adalah nakhoda kapal kargo.
Lulusan Akademi Pelayaran angkatan 1993 ini menakhodai kapal kargo selama 12 tahun di Asia Tenggara.

"Sekarang masih bisa menjadi nakhoda karena saya memiliki ijazah dan lisensi," ujar pria yang bertugas selama 1,5 tahun di Balai Diklat Basarnas ini.
Sebagai kepala, Adil ingin kantor SAR Banten lebih maju dan solid.
Apalagi Banten masuk menjadi wilayah yang rawan terjadinya bencana alam.