Singgung Erupsi Semeru, UAS Sebut Gunung Bertasbih Pagi Petang, Manusia? Jika Tidak Mau, Mati Saja
Singgung Erupsi Semeru, UAS Sebut Gunung Bertasbih Pagi Petang, Manusia? Jika Tidak Mau, Mati Sajalah
Penulis: Ahmad Haris | Editor: Ahmad Haris
TRIBUNBANTEN.COM - Penceramah Kondang Ustadz Abdul Somad atau yang biasa disebut UAS menerangkan, bahwa gunung-gunung bertasbih kepada Pencipta Alam Semesta Allah Ta'ala, pada pagi dan petang.
Hal tersebut merupakan firman Allah di dalam Al-Qur'an.
Hal itu menjadi sebab mengapa kita sebagai manusia diwajibkan oleh Allah bertasbih berdzikir pagi dan petang.
"Habis Sholat Subuh kita harus berdzikir, habis Sholat Maghrib kita juga berdzikir, kalau tidak sempat Habis Sholat Isya kita berdikir, kalau tidak sempat, saat mau tidur malam berdzikirlah, kalau juga tidak sempat, mati sajalah sudah," ujar UAS dalam ceramahnya di acara Dhuha Akbar " PERINGATAN SIMERU" SMP Al-Azhar Shifa Budi Pekanbaru ll, yang diunggah di akun youtube-nya baru-baru ini.
"Apalagi gunanya kita hidup? Sedangkan gunung yang besar mengaku tidak sanggup menerima amanah, mereka bertasbih pada awal waktu hari atau subuh, dan petang hari," jelas UAS.
Baca juga: Ustadz Abdul Somad Terangkan Konsep Rezeki yang Sebenarnya: Agar Kita Makin Bersyukur
Menurutnya, gunung-gunung itu ternyata berjalan. Karena dalam Qur'an dikatakan gunung berjalan.
Mereka (gunung-red) berjalan seperti awan berjalan.
Hal ini dibuktikan oleh pernyataan-pernyataan pakar geologi, bahwa bukit-bukit itu bergerak, bumi itu bergerak, tanah itu bergerak.
"Daratan Indonesia bergerak setiap tahunnya mendekati daratan Benua Australia, dalam setiap tahunnya bumi Indonesia bergerak sekian centimeter," katanya
"Jadi siapa yang ingin sampai ke Australia, tunggu saja. nanti lama-lama sampai," canda UAS.
Ia berseloroh, bahwa hidup bersosial kita saat ini rusak gara-gara media sosial.
Akan tetapi, media sosial juga menurutnya sama seperti gunung.
Satu sisi dia (gunung-red) punya manfaat, membuat kerak bumi tidak bergoncang.
Tapi kalau dia (gunung-red) meletus, maka akibatnya bisa fatal juga.
Kejadian di Semeru kemarin contohnya.
Rumah-rumah dapat tenggelam oleh abu vuklanik.
"Beritanya memang ringan, 'Erupsi Debu Panas', bayangan kita teringat cuma debu doang, bisa untuk tayamum. ternyata bukan demu sembarang debu, rumah pun ikut tenggelam," ucapnya.
UAS mengatakan, Allah Subhanahu wa Ta'ala mau menunjukan kuasanya.
Bahwa "Lautan Aku (Allah-red) yang mengatur, buktinya ketika tsunami datang, kamu tidak tahu."
"Kemudian gunung juga Aku (Allah-red) yang mengatur, buktinya kamu tidak tahu kapan dia akan meletus. Yang katanya peramal, yang katanya dukun, dukunnya pun ikut mati juga," lanjut UAS
Baca juga: Bupati Serang Temui Korban Erupsi Gunung Semeru, Salurkan Bantuan Rp 400 Jutaan dari ASN dan Guru
Ia mengungkapkan, semua yang terjadi adalah Kuasa Allah.
"Apa yang terjadi belakangan ini agar kita rajin berkata 'Laa Haula wa Laa Quwata Illa Billahil'aliyil'adzim'," kata UAS.
Dirinya juga mengajak para Umat Islam, baik yang hadir di pengajiannya secara langsung, atau tidak langsung.
Agar bersama-sama mengulurkan tangan membantu korban Erupsi Gunung Semeru.
Salurkan donasi wakaf Anda ke yayasan Ustadz Abdul Somad @yayasanwakafhajjahrohana, melalui rekening Bank Syariah Mandiri: 797 208 5264 ( An. Yayasan Waqaf Hajjah Rohana Berbagi ). No HP: 0812 6507 0343.