Nasib Nahas Tasru Warga Pandeglang, Niat Mencari Ikan di Sungai, Malah Dapat Gigitan Buaya
Nasib Nahas Tasru, Niat Mencari Udang di Sungai Malah Dapat Gigitan Buaya di Pandeglang, kondisinya luka-luka
Penulis: Nurandi | Editor: Ahmad Haris
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Nurandi
TRIBUNBANTEN.COM, PANDEGLANG - Nasib nahas dialami oleh Tasru (64), warga Kampung Beuleundung, Desa Batuhideng, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang.
Niat mencari udang di sungai, Tasru malah diterkam Buaya.
Buaya langsung menyerang Tasru yang berada di pinggir sungai, saat mengambil udang yang digunakan untuk memancing ikan.
Baca juga: Hendak Keluar dari WC, Kaki Siswi SMA Ini Diterkam Buaya hingga Luka Parah, Dapat Puluhan Jahitan
Korban saat ini mengalami luka sobek pada bagian kaki kiri akibat cengkraman Buaya.
Peristiwa yang menimpa Tasru terjadi di Sungai Ciletuk, yang tidak jauh dari rumahnya.
Saat menerkam kakinya, Tasru juga sempat melakukan perlawanan menggunakan sebuah golok, untuk melepaskan gigitan buaya.
Tasru yang berteriak meminta tolong, akhirnya diselamatkan oleh warga sekitar yang berdatangan dan menyelematkan Tasru dari cengkraman Buaya.
Maman, warga Kampung Beuleundung mengatakan, saat ini keadaan Tasru sudah dalam kondisi baik dan sedang beristirahat di rumah.
"Sebelummya sempat mengalami pendarahan di bagian kaki kiri akibat gigitan Buaya," katanya saat dihubungi oleh TribunBanten, Selasa (4/1/2022).
Maman juga menjelaskan, bahwa akibat gigitan Buaya tersebut, bagian kaki Tasru mengalami luka sobek yang cukup dalam.
"Keadaanya sudah membaik, sebelumnya di bawa ke Puskesmas untuk jait dan mendapatkan perawatan instens," kata Maman.
Baca juga: Usai Balas Dendam Bunuh 250 Anjing, Dua Monyet di India Ditangkap Polisi Hutan
Maman menambahkan, masyarakat dan pihak desa setempat juga menghimbau agar warga sekitar untuk tetap berhati-hati, ketika berada di dekat sungai Ciletuk.
Warga Kampung Beuleundung yang berada di sekitar sungai berhasil mengamankan buaya tidak lama setelah kejadian.
Buaya tersebut sering muncul ke permukaan.
Predator itu akan dibawa dan diserahkan ke Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Banten, untuk dilepaskan di habitatnya.