Pasca Gempa Banten M 6,6, Begini Kondisi di Sumur Pandeglang

Gempa magnitudo 6,6 mengguncang Banten, pada Jumat (14/1/2022) sore. Letjen TNI Suharyanto meninjau lokasi terdampak gempa di wilayah Pandeglang

Editor: Glery Lazuardi
istimewa
Kerugian akibat bencana gempa bumi di Banten 

TRIBUNBANTEN.COM - Gempa magnitudo 6,6 mengguncang Banten, pada Jumat (14/1/2022) sore.

Berselang satu hari kemudian, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meninjau lokasi terdampak gempa di wilayah Kabupaten Pandeglang.

Baca juga: MERINDING! Alarm Tanda Berbahaya Bunyi dari Gempa Banten M 6,6, Ini Peringatan Tegas Pengamat

Dalam keterangan yang diterima TribunBanten.com, upaya peninjauan itu dilakukan dalam rangka wujud negara hadir untuk medukung warga terdampak.

Adapun lokasi pertama yang dikunjungi adalah gedung UPT Puskesmas DTP Sumur yang berlokasi di jalan raya Taman Nasional Ujung Kulon, Desa Kertajaya, Kecamatan Sumur.

Dalam peninjauan di lokasi tersebut, Suharyanto melihat kondisi gedung fasilitas kesehatan yang mengalami kerusakan khususnya di bagian langit-langit dan beberapa dinding retak di lantai dua.

Suharyanto berharap agar kerusakan tersebut dapat segera diperbaiki sehingga pelayanan kesehatan masyarakat dapat segera dilakukan.

Tentunya perbaikan tersebut harus lebih baik dan memperhatikan faktor keamananan dari guncangan gempabumi.

“Kami berharap dapat segera dibenahi, agar pelayanan kesehatan masyarakat dapat dilaksanakan,” jelas Suharyanto.

Baca juga: Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Banten, 1.100 Rumah dan 13 Sekolah Dilaporkan Rusak

Usai meninjau lokasi pertama, Kepala BNPB beserta rombongan meninjau lokasi kedua di Desa Cigeulis, Kecamatan Cigeulis.

Di lokasi tersebut, Kepala BNPB melihat langsung kondisi rumah warga yang mengalami kerusakan di bagian dinding dan atap.

Pada kesempatan itu, Suharyanto juga berdialog bersama warga pemilik rumah yang terdampak gempabumi.

Mantan Pangdam V Brawijaya itu menyarankan agar bangunan rumah sebaiknya dibuat lebih kokoh dengan pondasi yang lebih baik agar tahan terhadap guncangan gempabumi.

Sebab, yang menjadi ancaman bukan gempabuminya namun struktur bangunan yang tak kuat menahan guncangan gempabumi.

“Bangunan harus dibuat kokoh agar tahan gempabumi,” kata Suharyanto.

Lebih lanjut, Suharyanto kemudian meminta kepada pemerintah Kabupaten Pandeglang untuk segera mendata dan melakukan verifikasi rumah-rumah warga yang terdampak gempabumi sesuai kriteria dan kondisi kerusakan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved