Pemerintah Rusia Beri Batasan pada Warganya untuk Mengakses Twitter

TRIBUNBANTEN.COM - Pengguna Twitter di Rusia mendapatkan pembatasan dari Pemerintah Rusia untuk mengakses Twitter.

Melansir dari Tribunnews.com, Hal tersebut disampaikan oleh platform media sosial Twitter.

Hal tersebut diberlakukan di tengah serangan yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.

Baca juga: Facebook Batasi Media Pemerintah Rusia untuk Jalankan Iklan dan Monetisasi

Mengutip dari dailysabah.com, Minggu (27/2/2022) pihak Twitter berujar sedang bekerja keras untuk menjaga layanannya tetap aman dan dapat diakses.

Namun, pihak Twitter tidak menanggapi pertanyaan apakah Rusia telah berkomunikasi dengan Twitter tentang tindakan mereka.

Observatorium pemblokiran internet NetBlocks melaporkan, Twitter telah dibatasi pada jaringan terbuka.

Diketahui, pengguna Twitter di Rusia dapat mengakses layanan Twitter hanya melalui VPN dan juga dengan koneksi yang terbatas.

Baca juga: Nenek Berusia 79 Tahun Berlatih Perang Bersama Pasukan Khusus Ukraina, Diajari Pakai Senapan AK-47

Pemerintah Rusia berusaha melakukan kontrol ketat atas penggunaan internet dan media sosial besar selama bertahun-tahun.

Menurut para kritikus upaya ini dapat mengancam kebebasan individu dan perusahaan, serta dinilai sebagai bagian dari tindakan keras untuk para penentang Kremlin untuk melakukan protes secara terang-terangan.

Tahun lalu, pemerintah Rusia memperlambat kecepatan akses ke Twitter, sebagai bentuk hukuman karena Twitter tidak menghapus konten ilegal mereka dari platform-nya.

Baca juga: SOSOK Olena Zelenska, Istri Presiden Ukraina, Tulis Pesan ini Untuk Rakyatnya di Tengah Invasi Rusia

Pada Jumat (25/2/2022) kemarin, atau satu hari setelah Rusia menginvasi Ukraina, pemerintah menegaskan akan membatasi sebagian akses warganya ke platform media sosial lainnya yaitu Facebook.

Pembatasan Facebook dilakukan karena platform ini menghapus empat akun organisasi media yang dikelola pemerintah.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemerintah Rusia Batasi Warganya untuk Mengakses Twitter,