Bertahun-tahun Dihantui Abrasi Sungai, 5 Rumah Alami Rusak Berat, Warga Cikeusal: Tolong Kami!
Bertahun-tahun Dihantui Abrasi Sungai, 5 Rumah Alami Rusak Berat, Warga Cikeusal: Tolong Kami!
Penulis: desi purnamasari | Editor: Ahmad Haris
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Desi Purnamasari
TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Sebanyak lima rumah di Kampung Kedungcinde RT 13 RW 03, Desa Katulisan, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, mengalami longsor.
Diduga hal tersebut terjadi akibat abrasi air sungai.
Permukiman warga tersebut memang berada di aliran Sungai Ciujung.
Bangunan rumah yang terbuat dari tembok bahkan tampak tidak bersisa karena terbawa longsor.
Beruntung tidak ada korban jiwa, di setiap tanah longsor tersebut terjadi.
Baca juga: Akibat Ruas Jalan Raya Sampay-Cileles Lebak Retak dan Amblas, Sebabkan Kendaraan Kecelakaan
Peristiwa ini dialami oleh warga sekitar sudah hampir lima tahun lamanya, yang sudah terjadi sejak 2018 silam hingga saat ini semakin meluas.
Hingga saat ini, sudah lima rumah rusak akibat abrasi air sungai tersebut, dan dua rumah sudah ditinggalkan oleh pemiliknya, karena mengalami rusak yang sangat parah dan hanya menyisakan bagian depan rumah.
Pantauan TribunBanten.com di lokasi Senin (7/3/2022), nampak masih ada beberapa warga yang bertahan di rumahnya, lantaran bingung harus pindah ke mana.
Salah satunya adalah Sukanah. Ia mengatakan, bahwa dirinya tidak ada pilihan lain, sehingga masih bertahan di rumahnya yang makin hari semakin terkikis.
Rumahnya yang kian hari semakin terkikis, kini hanya menyisakan satu ruang kamar dan ruang tengah.
"Mau nya pindah tapi pindah ke mana? udah enggak punya siap-siap, makanya masih bertahan, sebener takut," ujar perempuan berusia 45 tahun tersebut.
Perempuan berkerudung tersebut mengatakan, hanya bisa menahan tanahnya tersebut dengan menggunakan kayu, agar tidak terjadi longsor terus-menerus.
Lantaran tanah longsor tersebut tidak terjadi sekaligus melainkan perlahan.
Pada saat curah hujan tinggi, maka air Sungai Ciujung akan naik dan banjir, sehingga membawa tanah tersebut.
Namun, jika pada saat musim panas, maka tanah tersebut akan retak-retak hingga amblas dan longsor.
"Ini longsornya perlahan jadi engga sekaligus, ini saja rumah hanya kesisa bagian depan doang, bagian belakang udah abis," ujarnya sambil tak kuasa menahan tangis.
Bahkan, ia mengatakan, pada saat tanah akan longsor, terdengar suara kikisan tanah yang retak begitu jelas.
"Kedengeran suaranya kretek-kretek gitu, makannya serem. Tolong kami di sini," katanya sambil menitihkan air mata.
Baca juga: Update Bencana Banjir dan Longsor di Banten 4 Maret: 3 Kota/Kabupaten Masih Tergenang Air
Dirinya mengaku tidak bisa tidur pada saat hujan turun di malam hari, hingga memilih tidur di luar rumah.
Lantaran dirinya dan warga lainnya khawatir kembali terjadinya longsor, hingga mengakibatkan rumahnya terbawa.
"Kalau musim hujan enggak bisa tidur, kita milih tidur di luar karena takut," katanya.
Sukanah dan warga lainnya berharap, adanya perhatian dan tindakan dari pihak pemerintah daerah akan hal ini.
Karena hingga saat ini, belum ada bantuan dari pihak Pemerintah daerah.
"Capek pikiran cape badan tiap hari urusin rumah biar engga longsor, mau sampe kapan. Pemeritah liat kami di sini, kami butuh bantuan, masa mau nunggu korban," keluhnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banten/foto/bank/originals/rumah-rusak-akibat-abrasi-sungai-dan-alami-longsor.jpg)