Kunci Jawaban
KUNCI JAWABAN Tema 8 Halaman 54-55, Apa Jenis Cerita Fiksi Teks Berjudu Si Pitung? Berikan Alasanmu
Apa jenis cerita fiksi teks berjudu Si Pitung? Berikan alasanmu. Kunci jawaban Tema 8 Kelas 4 SD/MI halaman 54-55.
TRIBUNBANTEN.COM - Apa jenis cerita fiksi teks berjudu Si Pitung? Berikan alasanmu.
Pertanyaan di atas merupakan materi kunci jawaban Tema 8 Kelas 4 SD/MI halaman 54-55.
Materi kunci jawaban Tema 8 Kelas 4 SD/MI halaman 54-55 tersebut termasuk dalam Pembelajaran 6, Subtema 1 berjudul Lingkungan Tempat Tinggalku.

Kunci jawaban Tema 8 Kelas 4 SD/MI halaman 54-55 ini ditujukan bagi orangtua untuk membimbing proses belajar anak.
Diharapkan orangtua bisa membimbing kegiatan belajar anak di rumah dengan semangat.
Rangkuman kunci jawaban Tema 8 Kelas 4 SD/MI halaman 54-55 ini hanya sebagai panduan, jawaban dari setiap soal tidak terpaku dari kunci jawaban ini.
Diharapkan siswa bisa mencari jawaban sendiri dari setiap soal yang disajikan.
Pada materi kunci jawaban Tema 8 Kelas 4 SD/MI halaman 54-55 siswa diminta mendiskusikan.
Simak pembahasan kunci jawaban Tema 8 Kelas 4 SD/MI halaman 54-55 selengkapnya berikut ini.
Baca juga: KUNCI JAWABAN Kelas 3 SD Halaman 90-91 Apa Kewajiban Siswa Terhadap Sarana yang Disediakan Sekolah?
Baca juga: KUNCI JAWABAN Kelas 4, Sekarang Sebutkan Contoh Peristiwa yang Menunjukkan Gerakan Benda Akibat Gaya
Baca juga: KUNCI JAWABAN Kelas 4 Halaman 28, Apa Pesan yang Terdapat Pada Cerita Berjudul Asal Mula Bukit Catu?
Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 8 Kelas 4 SD Halaman 23 Apa yang Dimaksud dengan Pekerja Jasa? Sebutkan Contohnya
Kunci jawaban Tema 8 Kelas 4 SD/MI halaman 54-55
1. Apa jenis cerita fiksi teks berjudu Si Pitung ? Berikan alasanmu.
Jawaban: Cerita Si Pitung merupakan jenis cerita rakyat, yaitu saga. Cerita tersebut mengandung unsur sejarah dan kepahlawanan. Dalam cerita, tokoh Si Pitung dianggap sebagai sosok pahlawan karena melawan Babah Liem dan pemerintah Belanda untuk membela rakyat jelata.
Si Pitung
Suatu sore Si Pitung melihat kelakuan anak buah Babah Liem yang sewenang-wenang. Babah Liem adalah tuan tanah di daerah tempat tinggal Si Pitung. Dia dan anak buahnya sering merampas harta rakyat dan menarik pajak tinggi. Sebagian hasil rampasan itu diberikan kepada pemerintah Belanda.
Si Pitung bertekad untuk melawan anak buah Babah Liem. Kemudian, dia berguru kepada Haji Naipin, seorang ulama yang juga pandai ilmu bela diri. Si Pitung cepat menguasai semua ilmu yang diajarkan oleh Haji Naipin.
”Pitung, gunakan ilmu yang kuberikan untuk membela orangorang yang tertindas. Jangan sekali-kali kau gunakan ilmumu ini untuk menindas orang lain,” pesan Haji Naipin.
Sekarang Si Pitung sudah siap melawan anak buah Babah Liem. Dia menghentikan ulah anak buah Babah Liem yang sedang merampas harta rakyat jelata.
”Heh, Anak Muda! Siapa kau? Beraninya menghentikan kami!” tanya salah satu anak buah Babah Liem.
”Kalian tak perlu tahu siapa aku. Yang jelas, aku akan menghentikan ulah kalian selamanya,” jawab Si Pitung.
Anak buah Babah Liem menyerang Si Pitung. Namun, Si Pitung bisa mengalahkan mereka semua. Sejak saat itu, nama Si Pitung terkenal di kalangan penduduk.
Si Pitung memutuskan untuk mengabdikan hidupnya pada rakyat jelata. Dia bertekad untuk mengambil kembali hak yang sudah dicuri oleh tuan tanah dan mengembalikannya kepada rakyat. Dia mengajak beberapa temannya untuk bergabung dengannya.
Kelakuan Si Pitung tidak disukai oleh tuan tanah dan juga pemerintah Belanda. Mereka mengeluarkan perintah untuk menangkap Si Pitung. Namun, Si Pitung amat cerdik. Dia selalu berpindah tempat sehingga pemerintah Belanda dan juga tuan tanah tidak bisa menangkapnya. Karena kesal, pemerintah Belanda menggunakan cara licik. Mereka menangkap Pak Piun, ayah Si Pitung dan Haji Naipin.
Salah satu pejabat pemerintah Belanda yang bernama Schout Heyne mengumumkan bahwa jika Si Pitung tak menyerah, Pak Piun dan Haji Naipin akan dihukum.
Si Pitung mendengar berita tentang penangkapan ayah dan gurunya itu. Kemudian, dia menghadap Schout Heyne dan menyerahkan diri. Dia tak mau ayah dan gurunya menderita.
”Pitung, kau telah meresahkan banyak orang dengan kelakuanmu itu. Untuk itu, kau harus dihukum tembak,” kata Schout Heyne.
”Kau tidak keliru? Bukannya kau dan tuan tanah itu yang meresahkan orang banyak? Aku tidak takut dengan ancamanmu!” jawab Si Pitung.
Schout Heyne benar-benar melaksanakan ancamannya. Si Pitung dihukum tembak. Hidup Si Pitung berakhir di ujung peluru. Namun, kisah kepahlawanannya tetap dikenang. Si Pitung, si pahlawan rakyat jelata.
*) Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak. Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.
(TribunPadang.com)
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Apa Jenis Cerita Fiksi Teks Berjudul Si Pitung? Berikan Alasanmu