Buntut Operasi Militer Pasukan Putin ke Wilayah Zelensky, 10 Juta Orang Pergi Tinggalkan Ukraina
Buntut Operasi Militer Pasukan Putin ke Wilayah Zelensky, 10 Juta Orang Pergi Tinggalkan Ukraina
TRIBUNBANTEN.COM - Sebanyak 10 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Ukraina, sejak awal dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina.
Hal itu dikemukakan oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi, Minggu (20/3/2022).
"Di antara tanggung jawab mereka yang berperang, di mana pun di dunia, adalah penderitaan yang diderita warga sipil yang terpaksa meninggalkan rumah mereka," katanya di Twitter.
Baca juga: Tolak Seruan untuk Mengutuk Moskow, Presiden Afsel Salahkan NATO atas Perang Rusia di Ukraina
"Perang di Ukraina sangat menghancurkan sehingga 10 juta orang telah melarikan diri, baik mengungsi di dalam negeri, atau sebagai pengungsi di luar negeri."
Berdasarkan laporan yang diberikan oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada hari Jumat, 6,48 juta orang telah mengungsi secara internal pada 16 Maret.
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield pada Minggu (20/3/2022) mengatakan, Rusia akan menghadapi lebih banyak konsekuensi dari AS jika menggunakan senjata kimia dalam invasinya ke Ukraina.
"Apa yang kami lihat terjadi, sekali lagi, ini adalah upaya bendera palsu oleh Rusia. Mereka memajukan apa yang mungkin ingin mereka lakukan," katanya.
"Kami telah melihat itu terjadi sebelumnya. Mereka adalah orang-orang yang telah menggunakan senjata kimia dan kami khawatir bahwa mereka mungkin menggunakan senjata kimia di Ukraina."
Dia melanjutkan, AS telah melihat Rusia meningkat ke level tersebut, dan pihaknya akan memberi respons secara agresif terhadap apa yang mereka lakukan.
"Anda telah melihat konsekuensi sejauh ini dari tindakan kami terhadap Rusia dan terhadap Putin, dan mereka merasakan konsekuensinya," jelasnya.
"Dan mereka akan merasa lebih jika mereka mengambil keputusan yang tidak menguntungkan ini untuk menggunakan senjata kimia."
AS dan NATO telah menyarankan bahwa Rusia dapat menggunakan senjata kimia atau membuat operasi "bendera palsu" di mana mereka digunakan dalam serangannya terhadap Ukraina.
Awal bulan ini, Presiden AS Joe Biden juga memperingatkan Rusia akan membayar harga yang mahal jika mereka menggunakan bahan kimia.
Baca juga: Kirim Bantuan ke Ukraina, China Sebut NATO Dorong Ketegangan Rusia-Ukraina ke Titik Puncak
AS sebelumnya menemukan bahwa pemerintah Rusia menggunakan senjata kimia dalam keracunan tahun 2020 terhadap pemimpin oposisi Rusia Alexey Navalny dan pada tahun 2018 terhadap Sergei dan Yulia Skripal di Inggris.
Kedua insiden itu berujung pada sanksi di bawah Undang-Undang Pengendalian Senjata Kimia dan Biologis dan Penghapusan Perang, yang mengharuskan presiden untuk menjatuhkan sanksi ekonomi dan diplomatik jika suatu negara diketahui telah menggunakan senjata kimia.
AS juga mengatakan bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang rezimnya didukung oleh Rusia, telah menggunakan senjata kimia pada rakyatnya puluhan kali selama perang di sana.
Artikel ini telah tayang di Tribunnnews.com dengan judul "Presiden Ukraina Zelensky Sebut Jika Upaya Negosiasi dengan Rusia Gagal, Berarti Perang Dunia Ketiga"
