Kisah-kisah Inspiratif Lulusan SMK Jateng, Sekolah yang Digagas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Riska mengaku SMK Jateng menjadi sekolah yang mampu mewujudkan cita-citanya.
TRIBUNBANTEN.COM - Riska Yunita lulus dari SMK Jateng pada 2019.
Dia langsung diterima sebagai karyawan tetap staf Logistic and Export Import Control (LEIC) di PT Komatsu Undercarriage Indonesia Cikarang.
Dari penghasilannya saat ini, selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Riska juga mengirimkan uang Rp 1,5 juta per bulan kepada orang tuanya di rumah.
"Saya juga bisa membantu biaya sekolah kedua adik," katanya melalui rilis yang diterima TribunBanten.com, Rabu (30/3/2022).
Baca juga: Rencana Pemilu 2024 Menggunakan Sistem e-Voting, Ganjar Pranowo Berikan Tanggapan, Apa Katanya?
Adik yang pertama masih SD dan yang satu kuliah di perguruan tinggi di Banten.
Riska mengaku SMK Jateng menjadi sekolah yang mampu mewujudkan cita-citanya.
Apalagi, dia berasal dari keluarga yang kurang mampu dan sejak kecil harus menumpang berpindah-pindah tempat tinggal.
"Menumpang di rumah mbak dari bapak, pindah ke rumah mbak dari ibu, dan sejumlah kerabat lainnya," ucapnya.
Sebenarnya, Riska sudah mendaftar di SMA negeri, tetapi lebih memilih SMK Jateng karena gratis.
Dia pun mendaftar pada 2016 dan mengambil Jurusan Teknik Otomasi Industri yang sekarang menjadi Teknik Instalasi Tenaga Listrik.
"Saya aktif di kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSISI) dan Pramuka," katanya.
Selain dibekali kemampuan sesuai jurusan yang diambil, Riska mengaku diajarkan kejujuran, kerja keras, mandiri, dan pantang menyerah di SMK Jateng.
SMK Jateng adalah sekolah yang digagas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Baca juga: Cara Ganjar Temui Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa dan Perwakilan Warga Desa Wadas Disoroti Pengamat Sosial
Sekolah di Semarang itu berhasil menelorkan lulusan berdaya saing tinggi.
Dengan bekal ijazah dan kemampuannya, mereka dapat bekerja di perusahaan-perusahaan bonafit dan menempati posisi penting.

Cerita kesuksesan juga disampaikan Ragil Budiarto, lulusan SMK Jateng asal Kabupaten Magelang.
Kini, dia bekerja sebagai operator penempatan PLTD Senayan, dengan pendapatan yang cukup untuk membantu orang tuanya di kampung halaman.
Ragil diterima kerja di PLTD Senanyan sebelum wisuda.
“Sekarang sudah bisa membantu ibu saya untuk merenovasi rumah dan membeli peralatan rumah tangga, seperti alat masak, mesin cuci, dan lainnya,” ucap lulusan tahun 2019 ini.
Ragil bersekolah di SMK Jateng Semarang karena kondisi ekonomi yang serba-kekurangan.
Dia tinggal bersama ibunya di rumah yang tidak layak huni dan atapnya bocor jika hujan.
Baca juga: Ganjar Temui Ratusan Pengunjuk Rasa Menolak Penambangan di Desa Wadas, Diskusi Lesehan hingga Magrib
“Awalnya pengen sekolah di Magelang tapi ibu tidak mengizinkan karena biaya tidak cukup. Akhirnya daftar di SMK Jateng ambil jurusan mekatronika, atau sekarang elektronika industri," ujarnya.
Menurutnya, SMK Jateng itu memiliki pendidikan karakter yang kuat, semuanya gratis, dan berasrama.
Ragil mengakui perbedaannya di pendidikan karakter, seperti kedisiplinan, bangun tidur pukul 03.30 dan salat harus berjemaah.
“Apel pagi sama malam yang di sekolah lain tidak ada,” ucapnya.
Remaja kelahiran Temanggung, 18 Oktober 2000 ini sangat bersyukur bisa membantu ibunya yang masih tinggal di Desa Krincing, Secang, Magelang.
Bripda Rumaniyah, lulusan SMK Jateng angkatan pertama 2017, juga menceritakan hal yang sama.

Saat ini, dia bertugas di Satker Divisi TIK Mabes Polri.
Kini, dia dapat mewujudkan keingnan orang tuanya untuk memiliki sawah sendiri di Kecamatan Kedungwuni, Pekalongan.
“Alhamdulillah sekarang bisa memberikan uang bulanan ke orang tua dan bisa membelikan sawah,” ujar perempuan yang saat ini sedang berkuliah di Universitas Nusa Mandiri semester delapan.