Singapura Sebut Ustaz Abdul Somad Meradikalisasi Remaja 17 Tahun, Ogah Minta Maaf

Berikut profil Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Singapura, K Shanmugam, yang baru-baru ini menjadi sorotan seiring dengan pemberitaan Ustaz Abdul Somad

Editor: Glery Lazuardi
YouTube Hai Guys Official
Ustaz Abdul Somad (UAS) akhirnya menjelaskan kronologi dirinya dideportasi dari Singapura. 

Diberitakan sebelumnya, Mendagri Singapura, K Shanmugam mengklaim, Ustaz Abdul Somad (UAS) telah meradikalisasi warga Singapura.

Hal tersebut menyusul informasi soal UAS yang dilarang masuk ke negeri jiran tersebut.

Shanmugam menyebut, sosok tersebut adalah seorang remaja berusia 17 tahun yang merupakan warga Singapura.

“Apa yang diajarkan UAS memiliki dampak akibat global yang signifikan,” ucap Shanmugam yang juga menjabat sebagai Menteri Kehakiman Singapura.

Disebut-sebut remaja 17 tahun yang tak disebutkan identitasnya menghabiskan waktu menonton ceramah agama UAS melalui kanal YouTube.

Shanmugam mengklaim, remaja 17 tersebut meyakini soal upaya bom bunuh diri dari sudut pandangnya.

Dikutip dari Kompas.com, perlahan tapi pasti semakin meyakini bahwa bergabung dengan kelompok milisi dan meninggal sebagai pelaku bom bunuh diri akan mengantarkannya ke surga.

Bagi yang bersangkutan, aksi bom bunuh diri akan menjadikannya seorang martir.

Departemen Keamanan Dalam Negeri Singapura (ISA) pun telah menahan remaja itu pada Januari 2020.

Baca juga: Setelah Abdul Somad Dilarang Masuk Singapura, Gubernur Papua Disebut Dideportasi, Ini Penjelasannya

Adapun di Singapura, ISA berwenang menahan seseorang yang dinilai membahayakan keamanan negara hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

Shanmugam kemudian mengomentari spesifik sejumlah ceramah UAS yang meradikalisasi warga Singapura.

Di antaranya mengatakan, bom bunuh diri adalah sesuatu yang benar dan merupakan aksi martir jika dilakukan untuk konflik Israel dan Palestina.

Menteri berusia 63 tahun itu menegaskan, pihak berwenang Singapura akan langsung mengambil tindakan tegas menahan dan memenjarakan siapapun di negera kota itu yang mengucapkan hal-hal dari ajaran UAS.

“Ajarannya, bahasa, dan retorikanya jelas-jelas sangat memecah belah dan tidak dapat diterima di Singapura."

"Kita adalah negara yang menjaga keharmonisan antara ras dan agama satu sama lain," kata Shanmugam.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved