Sekutu Putin Peringatkan Potensi Perang Dunia, Amerika Malah Kirim Senjata Berat Lagi ke Ukraina!

TRIBUNBANTEN.COM - Pejabat Ukraina mengucapkan terima kasih kepada Amerika Serikat (AS), karena telah dikirimi senjata "berat" pada Selasa (24/5/2022) kemarin.

Hal itu disampaikan setelah sekutu Rusia, Presiden Belarus Alexander Lukashenko memperingatkan dunia.

Mengutip Tribunnews, Presiden Belarus menyebut, upaya internasional untuk meningkatkan keamanan di Ukraina, dapat memicu "perang dunia skala penuh."

Baca juga: Lebih Mengerikan Dibanding Invasi Rusia, AS Siap Perang Melawan China Jika Nekat Serang Taiwan

Lewat Twitter, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengucapkan, terima kasih kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Kuleba mengatakan, bahwa senjata-senjata berat dari AS kini sedang menuju Ukraina.

Nantinya, senjata itu langsung dikerahkan untuk melanjutkan serangan di wilayah Donbas, melawan Rusia.

Dilaporkan Newsweek, Kuleba tak merinci jenis senjata "berat" yang akan diterima.

Namun yang pasti, senjata itu hadir sebagai jawaban atas apa yang telah diperingatkan Presiden Belarus.

AS baru-baru ini memang meningkatkan jumlah persenjataan yang dikirim untuk Ukraina.

Pekan lalu, Senat AS menyetujui paket bantuan senilai $40 miliar untuk Ukraina.

Kemudian pada Senin (23/5) kemarin, senjata howitzer M777 buatan Amerika dilaporkan telah tiba di Ukraina.

Senjata tersebut dijuluki "senjata paling mematikan yang disediakan Barat sejauh ini."

Tak hanya Amerika, rupanya ada 19 negara lain yang telah berjanji untuk memberi Ukraina lebih banyak bantuan militer, termasuk senjata berteknologi tinggi.

Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.

Baca juga: 100 Senjata Nuklir AS Siaga di 5 Negara Kelilingi Rusia, Ancaman Bom untuk Putin Jadi Fokus Dunia!

Di saat yang bersamaan, Presiden Belarus menyurati PBB yang berisi peringatan campur tangan internasional di Ukraina.

Presiden Belarus menyerukan negara-negara di dunia untuk bersatu.

Poin yang terpenting adalah mencegah konflik regional di Eropa meningkat menjadi perang dunia skala penuh.

Sumber : (Newsweek/Tribunnews)