Usia Baru 18 Tahun, Salvador Ramos Nekat Tembak Mati 19 Murid SD di Ruang Kelas Uvalde Texas AS

Usia Baru 18 Tahun, Salvador Ramos Nekat Tembak Mati 19 Murid SD di Ruang Kelas Uvalde Texas AS

Editor: Ahmad Haris
nypost.com/Instagram @salv8dor
Salvador Ramos pelaku penembakan massal di Texas. 

TRIBUNBANTEN.COM - Insiden penembakan massal lagi-lagi terjadi di Amerika Serikat (AS).

Kali ini terjadi pada sebuah Sekolah Dasar (SD) Robb, Uvalde, Texas, Amerika Serikat (AS).

Peristiwa memilukan itu terjadi pada Selasa (24/5/2022) waktu setempat.

Yang mengejutkan, pelakunya ternyata seorang remaja berusia 18 tahun.

Baca juga: Terjadi Insiden Penembakan di KRL Lintas Serpong, Petugas Temukan Proyektil Peluru, Gerbong Rusak

Dia ditembak mati oleh polisi, setelah melakukan aksinya menembak membabi buta ke dalam sekolah, yang dipenuhi guru-guru dan murid SD.

Mengutip dari The Associate Press, setidaknya 19 anak dan dua orang dewasa meninggal dunia akibat penembakan tersebut.

Pihak berwenang setempat mengungkapkan bahwa pelaku penembakan itu bernama Salvador Ramos.

Motif Pelaku

Salvador tinggal di bagian Barat San Antonio, AS.

Salvador, yang belum diketahui motifnya melakukan penembakan itu, masuk ke ruang-ruang kelas dan menembaki para siswa serta guru yang sedang belajar.

Senator Negara Bagian Texas untuk Distrik 19, Roland Gutierrez, menjelaskan bahwa Salvador sudah mengisyaratkan akan melakukan serangan menggunakan senjata api melalui media sosialnya.

Salvador menulis, "Anak-anak harus berhati-hati".

Dia juga mengunggah gambar dua senjata api yang ia beli untuk ulang tahunnya yang ke-18.

Polisi meyakini Salvador mengunggah foto dua senjata api yang dia gunakan dalam serangan itu.

Roland mengatakan, Salvador menembak neneknya sebelum datang ke SD Robb.

Nenek itu selamat dan sedang dirawat, namun kondisinya masih belum diketahui.

Menurut juru bicara Departemen Keamanan Publik Texas, Travis Considine, sekitar pukul 11:30 waktu setempat, Salvador menabrakkan mobilnya di luar sekolah dan berlari ke dalam gedung. Seorang warga yang mendengar kecelakaan itu menelepon polisi.

Selanjutnya, dua anggota kepolisian setempat terlibat baku tembak dengan Salvador di area sekolah, sehingga menyebabkan dua polisi tersebut terluka karena terkena tembakan.

"Tim agen Border Patrol (Patroli Perbatasan) bergegas ke sekolah, termasuk sepuluh sampai 15 petugas unit taktis dan kontra-terorisme seperti SWAT," kata pejabat tinggi regional Patroli Perbatasan, Jason Owens.

Seorang agen Patroli Perbatasan yang sedang berada di sekitar lokasi kejadian penembakan langsung bergegas ke SD Robb dan menembak mati Salvador.

Baca juga: Jurnalis Rusia Nekat Merekam Suasana Mencekam, Akhirnya Tewas dalam Insiden Penembakan di Ukraina

Saat ini polisi masih mengumpulkan bukti-bukti untuk mengetahui motif pelaku.

Mereka sedang menyelidiki pernyataan-pernyataan Salvador yang berkaitan dengan serangan yang ia lakukan sebelum peristiwa penembakan itu terjadi.

Sementara itu, Roland mengatakan bahwa pihaknya masih fokus memenuhi kebutuhan keluarga korban, penegak hukum, serta penyedia layanan kesehatan setempat.

"Fokus saya sekarang adalah memastikan bahwa penegak hukum setempat, penyedia layanan kesehatan, dan keluarga yang terkena dampak mendapatkan semua yang mereka butuhkan," tulis Roland melalui akun Twitternya.

Sumber: (The Associate Press/CNN/Kompas.TV/Tribunnews)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved