Kunci Jawaban
KUNCI JAWABAN Tema 9 Halaman 34: Buatlah Sebuah Ringkasan dari Cerita Si Hitam dalam Satu Paragraf
Buatlah sebuah ringkasan dari cerita Si Hitam dalam satu paragraf. Kunci jawaban Tema 9 Kelas 6 SD/MI halaman 34.
TRIBUNBANTEN.COM - Soal: Buatlah sebuah ringkasan dari cerita Si Hitam dalam satu paragraf.
Pertanyaan dari Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2018 di atas merupakan materi Pembelajaran 3, Subtema 1 berjudul Keteraturan yang Menakjubkan.
Yuk dampingi buah hati Anda belajar di rumah untuk membahas materi kunci jawaban Tema 9 Kelas 6 SD/MI halaman 34.

Kunci jawaban Tema 9 Kelas 6 SD/MI halaman 34 ditujukan bagi orangtua untuk membimbing proses belajar anak.
Diharapkan orangtua bisa membimbing kegiatan belajar anak di rumah dengan semangat.
Rangkuman kunci jawaban Tema 9 Kelas 6 SD/MI halaman 34 hanya sebagai panduan, jawaban dari setiap soal tidak terpaku dari kunci jawaban ini.
Diharapkan siswa bisa mencari jawaban sendiri dari setiap soal yang disajikan.
Pada materi kunci jawaban Tema 9 Kelas 6 SD/MI halaman 34 siswa diminta mendiskusikan tentang ringkasan cerita Si Hitam.
Simak pembahasan kunci jawaban Tema 9 Kelas 6 SD/MI halaman 34 selengkapnya berikut ini.
Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 3 Halaman 51: Pengalaman Menghargai Pendapat Orang Lain saat Musyawarah!
Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 9 Kelas 5 SD Halaman 205: Seni Kerajinan Apa yang Ingin Dipelajari oleh Delisa?
Kunci jawaban Tema 9 Kelas 6 SD/MI halaman 34
Buatlah sebuah ringkasan dari cerita Si Hitam dalam satu paragraf. Tuliskanlah di tempat yang telah tersedia berikut ini.
Jawaban:
Kak Irma mendapati adiknya sedang Rina menangis. Rina menangis karena tidak mendapati kucingnya si Hitam di rumah. Rina kuatir jika si Hitam tidak pulang kembali. Kak Irma membantu adiknya dengan mencetak foto, dan meminta teman-temannya menyebarkan foto si Hitam. Kak Irma juga menghubungi teman-temannya untuk mencari keberadaan si Hitam. Beberapa saat kemudian salah satu teman memberitahukan keberadaan si Hitam. Temannya tersebut mengantarkan si Hitam ke rumah Irma. Rina dan Kak Irma gembira dan bersyukur karena teknologi dapat menyelesaikan permasalahannya.
Si Hitam
Oleh Diana Karitas
Kak Irma mendapati adiknya, Rina menangis tersedu di teras rumah. Kak Irma yang baru pulang kuliah segera memeluk adiknya yang masih kelas enam itu. Keadaan rumah terlihat sepi, tidak seperti biasanya. Ia tahu ayah dan ibu masih di kantor, tetapi biasanya keadaan rumah tidak sesepi ini.
“Kenapa, Dik?” tanya Kak Irma. Rina tak segera menjawab. Ia malah tersedu semakin keras. Mbak Tati, yang biasa menemani Rina bergegas datang menghampiri mereka memasuki pekarangan rumah. Mbak Tati tampak terengah dan berkeringat.
“Ada apa, Mbak? Mbak Tati dari mana? Mengapa Rina ditinggal sendiri di rumah?” tanya Kak Irma tanpa melepas pelukannya kepada adiknya.
“Ini, Kak Irma. Si Hitam tidak pulang sedari tadi. Saya tadi berusaha mencarinya ke seluruh komplek ini. Tetapi saya tidak menemukannya,” jawab Mbak Tati dengan wajah panik.
Segera Kak Irma tersadar. Rumah yang sepi, tidak ada suara manja kucing kesayangan Rina. Ternyata ini penyebab Rina sedih. Kucing kesayangannya belum kembali.
“Kak Irma, apa yang bisa kita lakukan agar Si Hitam kembali, Kak? Si Hitam pasti bersedih mencariku. Bagaimana ia akan makan? Bagaimana ia akan tidur? Pergi ke manakah kucing kecil itu?” tanya Rina masih tersedu.
“Ah, Kak Irma punya ide. Semoga berhasil. Mbak Tati, tolong temani Rina sebentar ya!” pinta Kak Irma kepada Mbak Tati sambil melepas pelukannya.
Kak Irma segera mengambil telepon genggamnya dari dalam tasnya. Ia tampak sedang mencari-cari sesuatu dari dalam telepon genggam itu.
“Rina, apakah kamu pernah menggunakan telepon genggam Kakak untuk menyimpan foto Si Hitam?” Tanya Kak Irma.
Pernah, Kak!” jawab Rina. Tampak wajahnya mulai berbinar.
“Baik, Kakak cari dulu,” kata Kak Irma sibuk mencari foto Si Hitam di dalam telepon genggamnya.
Ah, ini foto Si Hitam!” Teriak Kak Irma.
“Apa yang hendak Kakak lakukan dengan foto Si Hitam? Apakah Kakak akan menyebar foto itu?” tanya Rina penasaran. Ia sedikit lupa dengan kesedihannya.
“Tepat sekali, adikku yang cerdas! Kakak terpikir beberapa cara, Rin. Pertama, Kakak akan cetak gambar Si Hitam beberapa lembar, lalu menempelkannya di beberapa lokasi di sekitar sini. Kamu dan teman-temanmu bisa membantu menempelkannya. Kedua, Kakak bisa menyebarkannya secara digital kepada teman-teman Kakak, atau kenalan Ayah dan Ibu melalui telepon genggam ini. Dengan begitu, banyak orang akan ikut mencari kucingmu!” jelas Kak Irma dengan bersemangat.
Kak Irma mulai sibuk menekan-nekan bagian telepon genggamnya. Setelah beberapa lama, ia masuk ke dalam rumah dan mulai membuka komputer jinjingnya. Ia terlihat sibuk.
Ia menyalakan mesin pencetak, dan tak lama kemudian beberapa lembar kertas dengan gambar Si Hitam dan keterangan di bawahnya mulai muncul. Rina bergegas mengambil kertas-kertas itu.
Rina bergegas menuju pesawat telepon di dekat televisi. Ia menelepon beberapa temannya yang tinggal tidak jauh dari rumah mereka. Ia meminta mereka untuk membantunya menempelkan kertas berisi keterangan tentang Si Hitam, kucingnya yang hilang.
Tidak berapa lama, tiga teman Rina datang dengan menggunakan sepeda. Tanpa menunggu lama, mereka mengambil kertas-kertas yang telah dicetak gambar Si Hitam. Mereka bergegas berangkat bersama Rina. Sementara, Kak Irma juga tak henti menelepon teman-temannya untuk meminta bantuan mencari kucing adiknya.
Telepon genggam Kak Irma pun berbunyi beberapa kali. Kak Irma sibuk menjelaskan ciri-ciri Si Hitam melalui telepon genggamnya.
Tak lama berselang, Rina dan teman-temannya telah kembali pulang. Kak Irma dan Mbak Tati meminta mereka tetap menemani Rina yang terlihat cemas. Lalu, telepon Kak Irma kembali berbunyi.
“Halo. Ya, betul dengan saya sendiri,” jawab Kak Irma melalui telepon genggamnya.
“Benarkah? Ya, betul, itu kucing kami. Kucing itu memiliki tanda pengenal di kalungnya. Wah, terima kasih, Pak! Kami tunggu di rumah, ya Pak. Ya, alamatnya ada di kertas yang kami sebar tadi. Terima kasih banyak, Pak!” Kak Irma menutup pembicaraan dengan lawan bicaranya dengan wajah gembira.
Melihat itu, Rina dan teman-temannya bersorak kegirangan! Kucing Rina telah ditemukan dan akan segera diantarkan!
“Terima kasih teman-teman. Kalian telah membantuku menemukan kucing kesayanganku! Apa jadinya kalau tidak ada kalian semua!” kata Rina sambil memeluk teman-temannya.
Jangan khawatir, Rin. Itulah gunanya teman,” jawab salah satu teman Rina.
“Terima kasih juga, Kak Irma! Kakak memang hebat!” seru Rina sambil memeluk kakaknya.
“Sama-sama, Rin. Berkat teman-teman kamu, juga berkat telepon genggam kakak ini, masalah kita bisa diselesaikan dengan lebih cepat!” kata Kak Irma sambil menunjukkan telepon genggamnya dengan bangga.
“Wah, berarti kapan-kapan aku bisa pinjam telepon genggam Kakak, untuk mencari barang-barangku yang hilang!” seru Rina sambil mengedipkan matanya ke arah kakaknya
“Hmm… Kamu belum cukup umur untuk menggunakan telepon genggam ini! Bahaya!” goda Kak Irma sambil berlalu dari Rina.
*) Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak. Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.
(TribunPadang.com)
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Buatlah Sebuah Ringkasan dari Cerita 'Si Hitam' dalam Satu Paragraf