Emak-emak Disabilitas di Subang Jual Makanan di Trotoar hingga Malam, Uangnya Dipakai Anak Mabuk

Berjualan makanan ringan di trotoar Subang hingga larut malam, tapi uangnya dipakai anak untuk mabuk. Ini cerita emak-emak di Subang

Editor: Glery Lazuardi
istimewa/Dok Ramayana Ciplaz Cilegon/Baban Sonjaya
Ilustrasi trotoar. Cerita Mak Iyeum jualan makanan ringan di jalan hingga larut malam 

TRIBUNBANTEN.COM - Mak Iyeum (55), seorang emak-emak penyandang disabilitas di Subang berjualan makanan ringan di trotar hingga larut malam.

Namun, dia mengaku tidak dapat menikmati uang itu, karena uangnya malah digunakan oleh anaknya untuk mabuk-mabukan.

Hal ini diungkap oleh anggota DPR RI, Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi menemukan seorang ibu berjualan hingga larut malam ketika dia sedang berkeliling di Kota Subang.

Di perjalanan ia melihat seorang ibu berjualan aneka makanan ringan duduk di trotoar.

Baca juga: Emak-emak di DIY Hilang dari Rumah Saat Ditinggal ke Kamar Mandi, Suami Panik lalu Lapor Polisi

Saat didekati nenek bernama Mak Iyeum (55) ini adalah seorang disabilitas tidak bisa berjalan dengan normal sehingga ia hanya bisa berdagang dengan cara berdiam diri duduk di pinggir trotoar.

“Dagang dari jam 5 (sore) nanti pulang jam 9 (malam),” ujar Mak Iyeum dalam video yang diunggah Dedi Mulyadi di akun miliknya, Kang Dedi Mulyadi.

Dalam satu kali berdagang Mak Iyeum harus membeli modal makanan ringan Rp 200 ribu. Nantinya ia menjual Rp 10.000 per bungkus.

“Biasanya habis 2-3 hari. Kalau hari ini baru laku 5 bungkus,” katanya.

Mak Iyeum mengatakan awalnya ia tinggal di Desa Ciruluk, Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang.

Namun semenjak suaminya meninggal karena stroke ia pindah mengontrak rumah di pusat kota tepatnya di Kelurahan Sukamelang, Kecamatan Subang Kota, Kabupaten Subang bersama anak bungsunya.

Sementara rumah yang di Ciruluk ditempati oleh anak pertamanya yang sudah berkeluarga dan anak keduanya.

Mendengar hal tersebut Kang Dedi pun merasa heran mengapa Mak Iyeum tidak mengajak anak bungsunya untuk berjualan.

Mak Iyeum mengaku anaknya masih kecil berusia 13 tahun dan takut sakit jika keseringan diajak berjualan di jalan.

Akhirnya Kang Dedi Bersama Mak Iyeum ke kontrakannya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved