Demam Tinggi & Muntah-muntah, Bayi 2,5 Bulan Diduga Diberi Obat Kedaluwarsa usai Imunisasi Posyandu
Seorang bayi bernama Arkaa muntah-muntah hingga demam tinggi usai mengkonsumsi paracetamol yang diduga telah kedaluwarsa.
TRIBUNBANTEN.COM - Seorang bayi bernama Arkaa muntah-muntah hingga demam tinggi usai mengkonsumsi paracetamol yang diduga telah kedaluwarsa.
Obat tersebut diberikan pada Arkaa Posyandu Bunga Kenanga, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, setelah bayi 2,5 bulan itu imunisasi.
Sebagai informasi, sebelumnya Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah menghadiri acara Pencanangan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang berlangsung di Posyandu wilayah Kecamatan Karang Tengah.
Di lokasi tersebut, Arief mengajak para orang tua yang datang untuk memberikan imunisasi lengkap demi kesehatan dan tumbuh kembang buah hati anak.
Ironisnya, di wilayah yang sama, warga yang datang untuk imunisasi justru mendapat obat penurun panas anak yang sudah kedaluwarsa sejak 2020.
Dari penelusuran, terdapat tiga balita yang mendapat obat Paracetamol kedaluwarsa ini.
Baca juga: Bayi Tewas Usai Diajak Nonton Persebaya Vs Persita, Berikut Penjelasan Dokter Soal Penyebabnya
Widya satu di antaranya, warga Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Karang Tengah ini kaget dengan kondisi anaknya yang tidak stabil.
"Setelah disuntik kan demam, itu menurut saya wajar."
"Akhirnya saya kasih obat penurun demam (paracetamol) ini karena demamnya sampai 38 derajat lebih," ujar Widya saat ditemui wartawan, Rabu (10/8/2022).
Lanjut Widya, setelah meminumkan obat tersebut, sang buah hati malah muntah tidak seperti biasanya.
Widya mengaku kaget atas kejadian ini.
"Biasanya enggak begini, kalau gumoh emang pernah tapi engga kaya gini, kayak parah banget muntahnya," keluh Widya.
Setelah kejadian ini, ia mengecek botol kemasan obat yang dikonsumsi anaknya.
Kaget bukan kepalang, tulisan di kemasannya menyebutkan kalau obat sudah kedaluwarsa sejak 2020.
"Saya lihat di grup juga ternyata obatnya sudah kedaluwarsa dua tahun. Saya panik dan menanyakan ke pihak posyandu," ujar Widya.
Baca juga: Pelajar Pembuang Bayi di Binuang Kini Tetap Bersekolah, P2TP2A Sebut Masa Depannya Masih Panjang
