493 Mobil Listrik Disiapkan untuk Delegasi KTT G20 di Bali, Menko Luhut Pastikan Keandalan Listrik
PLN terus mempercepat pembangunan beragam infrastruktur kelistrikan, khususnya yang berbasis energi baru terbarukan
TRIBUNBANTEN.COM - PLN memiliki peran penting dalam mendukung Presidensi G20 dengan menghadirkan listrik yang andal, berkualitas, dan ramah lingkungan.
Apalagi, semua delegasi KTT G20 akan menggunakan kendaraan listrik sebagai sarana transportasi.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memastikan kesiapan infrastruktur kelistrikan untuk kendaraan listrik yang akan digunakan para delegasi saat acara puncak KTT G20.
Infrastruktur itu adalah 70 unit stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) ultra fast charging, yaitu 66 unit terpasang dan empat unit cadangan, 200 unit home charging, dan 21 unit SPKLU fast charging yang tersebar di seluruh Bali.
Baca juga: Digitalisasi Pembangkit PLN Tingkatkan Efisiensi dan Layanan Ketenagalistrikan
"Para delegasi akan menggunakan 493 unit mobil listrik," katanya saat rakor penyelenggaraan KTT G20 di Nusa Dua, Selasa (30/8/2022).
SPKLU ini bakal melayani 123 kendaraan pengamanan dan operasional serta 290 unit motor listrik yang digunakan patwal selama kegiatan KTT G20.
PLN terus mempercepat pembangunan beragam infrastruktur kelistrikan, khususnya yang berbasis energi baru terbarukan (EBT) untuk menyukseskan KTT G20.
Hingga akhir Agustus 2022, persiapan pengamanan kelistrikan untuk KTT G20 telah mencapai 93,61 persen.
"Kami juga berkomitmen menghadirkan listrik yang lebih ramah lingkungan agar masyarakat Bali dan juga dunia dapat menyaksikan secara langsung transisi energi Indonesia menuju era energi hijau," ucap Darmawan.
Sebagai wujud komitmen transisi energi, PLN memasok kebutuhan listrik KTT G20 dengan sumber energi bersih melalui pemasangan photovoltaic pada 35 atap gedung milik PLN dengan total kapasitas 869,75 kilowattpeak (kWp).
Saat ini progress pembangunannya telah mencapai 100 persen dan siap digunakan.
Kemudian proyek PLTS Hybrid Nusa Penida dengan kapasitas 3,5 MWp + BESS 1,84 MWh di Desa Suana Nusa Penida.
Pembangunan PLTS yang dibangun di atas lahan 4,5 hektare ini telah mencapai 78,84 persen.
Baca juga: Diskon Besar-besaran, Tambah Daya PLN Hanya Bayar Rp 170.845 dari Tarif Rp 5 Jutaan, Ini Caranya
PLN juga membangun PLTS Apung di kawasan Waduk Muara Pemangon dengan kapasitas 1,28 MWp.
"PLTS Apung ini kami targetkan bisa beroperasi pada Oktober 2022 sehingga suplai listrik di Bali bakal makin ramah lingkungan," ujarnya.
Untuk memperkuat pasokan listrik, PLN merelokasi pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dari Grati, Jawa Timur ke Denpasar Bali.
PLTG ini nantinya akan memasok listrik sebesar 2 x 100 megawatt (MW) ke dalam subsistem Bali.
Proses relokasi dilakukan sejak Februari 2022.

Hingga Agustus 2022, proses relokasi PLTG sudah mencapai 83,05 persen, dan ditargetkan rampung 100 persen pada 31 Oktober 2022 mendatang.
PLN juga melakukan relokasi pembangkit untuk balancing pasokan dengan demand.
"Dulu kami perkirakan demand listrik di Bali sebelum Covid-19 sekitar 950 MW di Bali, sekarang 780 MW. Kami perkirakan saat G20 mencapai 980 MW. Dengan relokasi pembangkit tambah kemampuan pasokan 200 MW jadi total 1.300-1.400 MW," kata Darmawan.
PLN juga memperkuat keandalan jaringan transmisi dan distribusi sebagai langkah antisipatif dalam menghadapi lonjakan demand tersebut.
Baca juga: Keuntungan Kelompok Tani ini Meningkat 200 % Setelah Pakai Pompa dan Pasang Listrik PLN di Sawah
"KTT G20 ini merupakan acara internasional yang menjadi perhatian dunia. Untuk itu, PLN menyiapkan dengan sangat matang dan mengerahkan seluruh daya upaya demi menyukseskan Presidensi G20," ucapnya.
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memastikan kesiapan seluruh infrastruktur kelistrikan demi menyukseskan puncak pertemuan KTT G20 di Bali pada November 2022.
"Untuk pengisian daya kendaraan listrik, PLN telah menyiapkan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan home charging untuk motor, mobil, dan bus listrik," ujarnya.
Menurut Luhut, hal ini akan menjadi momen peluncuran penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.
Pemerintah akan terus memasifkan penggunaan kendaraan listrik untuk menekan impor energi.
"Harapannya sudah 80 persen pakai kendaraan listrik pada 2030. Sehingga impor energi berkurang jadi ekonomi kita semakin baik," ucap Luhut.