Alasan Karyawan Twitter Memilih Keluar dari Perusahaan, Elon Musk: Bekerja Sangat Keras atau Keluar
Perusahaan sosial media Twitter Inc milik Elon Musk atau Bos Tesla, tengah ditempa badai resign dari banyak karyawannya
Penulis: Siti Nurul Hamidah | Editor: Siti Nurul Hamidah
TRIBUNBANTEN.COM - Perusahaan sosial media Twitter Inc milik Elon Musk atau Bos Tesla, tengah ditempa badai resign dari banyak karyawannya.
Diketahui sejumlah karyawan Twitter Inc memilih keluar dari perusahaan setelah Elon Musk memberi sebuah ultimatum keras tentang masa depan Twitter.
Dalam ultimatum tersebut Elon Musk memberi pilihan kepada karyawan, untuk memilih kerja “hardcore”, atau lebih keras dengan penambahan jam kerja, atau memilih mengundurkan diri dengan pesangon.
Baca juga: Elon Musk Berbagi Kiat Suksesnya kepada Mahasiswa Indonesia, Kuncinya Rasa Ingin Tahu
Dilansir TribunBanten.com dari Reuters pada Sabtu (19/11/2022), hal tersebut bermula pada hari Rabu waktu setempat.
Tepatnya pada Rabu pagi, Elon Musk mengirim email kepada semua karyawan Twitter.
Isi email dari Elon Musk menyebutkan bahwa, "ke depan, untuk membangun terobosan Twitter 2.0 dan berhasil di dunia yang semakin kompetitif, kita harus (bekerja) sangat keras".
Email tersebut meminta karyawan untuk mengklik "ya" jika mereka ingin bertahan di Twitter Inc.
Bagi mereka yang tidak menanggapi pada pukul 5 sore waktu setempat, tepatnya pada hari Kamis atau jika di Indonesia pada hari Jumat (18/11/2022), karyawan akan dianggap telah berhenti dan diberikan paket pesangon, isi email tersebut.
Ketika tenggat waktu semakin mendekat, karyawan Twitter berusaha untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan.
Adapun sebagian besar karyawan dalam berbagai sumber media internasional disebutkan telah keluar dari Twitter Inc.
Baca juga: Elon Musk Disebut Jay Hatfield Lebih Sibuk di Twitter, Saham Telsa Mengkhawatirkan
Dalam obrolan pribadi di Signal dengan sekitar 50 staf Twitter, hampir 40 orang mengatakan mereka telah memutuskan untuk keluar dari perusahaan, menurut seorang mantan Karyawan yang tidak ingin disebutkan namanya.
Dan di grup Slack pribadi untuk karyawan dan mantan karyawan Twitter, sekitar 360 orang bergabung dengan saluran baru berjudul "PHK sukarela", kata seseorang yang mengetahui grup Slack.
Jajak pendapat terpisah tentang Blind meminta staf untuk memperkirakan berapa persen orang yang akan meninggalkan Twitter berdasarkan persepsi mereka.
Lebih dari separuh responden memperkirakan setidaknya 50 persen karyawan akan keluar.
Mereka mengambil langkah mantap untuk keluar dari Twitter, dibandingkan harus kerja harcore.
Dalam hal ini Elon Musk menuntut karyawan Twitter untuk bekerja lebih keras dengan durasi jam kerja tambahan (lebih lama) dari sebelumnya.
Baca juga: Tanggapi Permintaan Tolong atas Serangan Rusia, Elon Musk Luncurkan Teknologi Satelit di Ukraina
Sebab Elon Musk sedang gencar-gencarnya membangun Twitter sebagai sosial media terkemuka dari sosial media lain.
Namun sayangnya, keinginan Elon Musk yang menggebu-gebu dengan ultimatumnya tersebut, justru dianggap memberatkan karyawan, sehingga banyak yang memilih keluar dari Twitter.
Hal ini memicu pro dan kontra di kalangan karyawan Twitter.
Sebab sebagaimana diketahui, perusahaan Twitter yang sebelumnya dibangun oleh Jack Dorsey, Evan William, dan Biz Stone ini tidak membebankan karyawan hingga harus "hardcore" secara (berat).
Pada Kamis waktu setempat, (Indonesia, Jumat 18/11) juga diberitakan Reuters, Elon Musk sempat mencoba meyakinkan karyawan untuk tetap bertahan.
Hal ini diketahui dari seorang karyawan yang baru saja keluar dan tetap berhubungan dengan rekan-rekan Twitter Inc.
Baca juga: Kabar Investasi Tesla di Indonesia Tak Ada Perkembangan, Arsjad Rasjid: Harapannya Bakal Investasi
Perusahaan juga memberitahu karyawan bahwa mereka akan menutup kantornya dan memotong akses masuk hingga Senin (21/11/2022), menurut dua sumber dari Twitter.
Petugas keamanan juga mulai mengusir beberapa karyawan dari satu kantor pada Kamis malam atau Jumat (18/11/2022), kata sebuah sumber.
Dikabarkan Reuters, lebih dari 110 karyawan Twitter di setidaknya empat benua telah mengumumkan keputusan mereka untuk keluar dalam sebuah postingan Twitter (publik).
Meskipun setiap pengunduran diri tidak dapat diverifikasi secara independen, namun sekitar 15 karyawan, banyak di bagian penjualan iklan, memposting niat mereka untuk tetap bertahan di perusahaan.
Adapun pada obrolan internal Twitter, lebih dari 500 karyawan menulis pesan perpisahan pada hari Kamis waktu setempat, kata seorang sumber yang mengetahui catatan tersebut.
Jajak pendapat di aplikasi tempat kerja Blind, menunjukkan 42 persen dari 180 responden memilih "Mengambil pilihan keluar dari perusahaan".
Seperempat lagi mengatakan mereka telah memilih untuk tetap "enggan," dan hanya 7 persen dari peserta jajak pendapat mengatakan mereka "bertahan dengan kerja hardcore".
Jumlah pasti karyawan yang berniat keluar dari Twitter Inc juga tidak dapat diverifikasi saat ini, sebab sejak artikel ini dirilis, Twitter tidak memberikan tanggapan apapun.
Adapun seorang Director of Product Management Twitter, Esther Crawford membuat sebuah cuitan di Twitter yang menyedot perhatian (18/11).
Ia mengatakan kepada publik yang memutuskan untuk mengundurkan diri dan berkata, “kepada semua Tweeps yang memutuskan untuk menjadikan hari ini sebagai hari terakhir kamu: terima kasih telah menjadi rekan tim yang luar biasa melalui suka dan duka.”
“Aku tidak sabar untuk melihat apa yang kamu lakukan selanjutnya,” ujarnya.

Sumber: Reuters