Piala Dunia 2022
Gita Savitri Sebut Qatar Buat Homophobia Terhadap LGBT di Piala Dunia 202, Ajak Tak Boleh Eksklusif
Gita Savitri baru-baru ini heboh di jagat maya, komentarnya soal homophobia terhadap LGBT di Piala Dunia 2022 Qatar menuai pro kontra
TRIBUNBANTEN.COM - YouTuber Gita Savitri baru-baru ini heboh di jagat maya, komentarnya soal homophobia terhadap LGBT di Piala Dunia 2022 Qatar menuai pro kontra, Sabtu (26/11/2022) kemarin.
Nama Gita Savitri pun trending di Twitter Indonesia (26/11), yang ramai diperbincangkan warganet.
Gita Savitri mengklaim Qatar seolah memanfaatkan budaya negaranya untuk membenarkan homophobia terhadap LGBT. Dikutip dari Tribun Lombok.
Hal ini bermula ketika Gita Savitri dimintai tanggapan atas aksi tutup mulutnya pemain Timnas Jerman, Die Mannschaft.
Baca juga: Prediksi Piala Dunia 2022 Qatar, Bupati Tangerang Jagokan Argentina: Kesempatan Terakhir Messi
Aksi tutup mulut Timnas Jerman ini disebut-sebut menyimbolkan protes terhadap larangan atribut LGBT di Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Qatar.
Sebagaimana diketahui Qatar memang melarang semua atribut LGBT di pertandingan Piala Dunia 2022.
"Ada satu orang yang bertanya opini gua tentang protes atau reaksi tutup mulutnya Die Mannschaft (tim sepak bola Jerman) di Qatar kemarin."
"Jadi sebelum World Cup ini berjalan, gua mencoba untuk do my research," terang Gita Savitri, dikutip dari YouTube Gita Savitri Devi Sabtu (26/11/2022).
Baca juga: Piala Dunia 2022: Ricky Harun Sebut Jerman Lebih Kuat Mental Ketimbang Spanyol
Research yang dilakukan Gita Savitri pun menjadi perdebatan warganet, pasalnya beberapa warganet berkomentar tidak membenarkan LGBT.
Sedang Gita Savitri menyebut Qatar membuat homophobia terhadap LGBT, seolah-olah Gita Savitri membenarkan LGBT.
Gita Savitri juga menyinggung soal keterbukaan pemikiran dan mengajak warganet tidak boleh eksklusif.
"Kalau di Barat nih ya, ibaratnya musuh gua itu adalah orang-orang konservatif," kata Gita Savitri dikutip dari YouTube Gita Savitri Devi (26/11).
"Orang-orang konservatif itu yang attacking identitas gua," imbuhnya.
Di sisi lain, Gita Savitrijuga menyadari bahwa ia juga harus peduli dengan pihak lain.
"Kita nggak bisa cuma eksklusif aja, cuma fokus ke kaum kita doang."