Profil Low Tuck Kwong, Orang Terkaya No 2 di Indonesia yang Memilki Harta Rp Rp 290,2 Triliun

Profil Low Tuck Kwong, orang kaya kedua di Indonesia yang memiliki harta kekayaan senilai 18,6 miliar dolar atau setara Rp 290,2 triliun.

Editor: Abdul Rosid
Kompas.com
Profil Low Tuck Kwong, orang kaya kedua di Indonesia yang memiliki harta kekayaan senilai 18,6 miliar dolar atau setara Rp 290,2 triliun. 

TRIBUNBANTEN.COM - Berikut ini profil Low Tuck Kwong, orang kaya kedua di Indonesia yang memiliki harta kekayaan senilai 18,6 miliar dolar atau setara Rp 290,2 triliun.

Dikutip dari Forbes Real Time, Sabtu (10/12/2022), kekayaan bersih Low Tuck Kwong mencapai 18,6 miliar atau setara Rp 290,2 triliun. Dia berada di bawah Hartono bersaudara yang berharta 43,9 miliar dollar AS atau setara Rp 684,9 triliun.

Kekayaan Low Tuck Kwong memang melaju sangat tinggi berkat kenaikan harga batu bara. Kondisi ini membuat saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang dia kendalikan melesat tinggi.

Baca juga: Menkes Sindir Orang Kaya Berobat Dibayari BPJS, YLKI: Siapapun Berhak Dapat Layanan

Profil Low Tuck Kwong

Dikutip dari Forbes, Low Tuck Kwong dikenal sebagai raja batu bara. Pria berusia 74 tahun ini merupakan pendiri Bayan Resources, sebuah perusahaan pertambangan batu bara di Indonesia.

Menurut catatan Bursa Efek Indonesia, saat ini Low Tuck Kwong merupakan pemegang saham sebanyak PT Bayan Resources atau BYAN sebesar 61 persen atau 2.033,2 unit saham.

Low Tuck Kwong lahir di Singapura pada tanggal 17 April 1948. Ayahnya adalah David Low Nyi Ngo, pemilik dan direktur dari perusahaan konstruksi di Singapura.

Sejak usia 20 tahun, Low sudah bekerja untuk perusahan konstruksi ayahnya di Singapura.

Kemudian pada tahun 1972, ia memutuskan untuk pindah ke Indonesia untuk mendapatkan kesempatan yang lebih besar.

Baca juga: Menkeu Sebut BBM Subsidi Dinikmati Orang Kaya, Bakal Jadi Alasan Pertalite dan Solar Dinaikan?

Setahun kemudian, ia mendirikan PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) yang bergerak di bidang konstruksi.

JSI kemudian menjadi pelopor konstruksi pondasi tumpuk (pile foundation) yang kompleks.

Pada 1988, JSI berekspansi ke bisnis penambangan batubara dan menjadi kontraktor tambang terkemuka.

Lalu tahun 1992, Low Tuck Kwong memutuskan berganti kewarganegaraan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI)

Penghasilannya meningkat pada tahun 1997 setelah ia membeli tambang batubara pertamanya melalui PT Gunungbayan Pratamacoal yang saat ini dikenal Bayan Resources.

Melalui PT. Dermaga Perkasapratama, ia juga mengoperasikan sebuah terminal batubara di Balikpapan pada tahun 1998.

Baca juga: Daftar 10 Orang Terkaya di Dunia di Penghujung 2022 Versi Forbes, Nomor 1 Elon Musk

Di luar bisnis batu bara, Low Tuck Kwong juga menjadi pengendali perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy. Sebelumnya, perusahaan itu dikenal sebagai Manhattan Resources.

Low mendukung SEAX Global, yang membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.

Beasiswa Low Tuck Kwong

Low Tuck Kwong juga pernah memberikan program beasiswa ke sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Satu di antaranya di Universitas Indonesia (UI).

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com sebelumnya, Low Tuck Kwong melalui Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), mendonasikan Rp 50 miliar untuk beasiswa UI.

Dana pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa dalam bentuk Biaya Operasional Pendidikan (BOP).

BOP merupakan komponen biaya untuk keperluan operasional penyelenggaraan kegiatan tri dharma perguruan tinggi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved