Tribun Network-BKKBN Kick Off Semesta Mencegah Stunting, Banten Optimistis Angka Turun Lebihi Target
Telur dipilih menjadi sumber protein hewani yang paling mudah dibeli dan didapat karena harganya cukup terjangkau
Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Agung Yulianto Wibowo
TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Banten, Rusman Efendi, menilai kick off Talk Show "Semesta Mencegah Stunting, Selasa (21/3/2023), luar biasa.
"Semesta Mencegah Stunting" adalah program mendukung pengentasan stunting BKKBN bekerja sama dengan Tribun Network.
Agenda tersebut nantinya akan dikampanyekan mengkonsumsi telur dengan kampanye #CukupDuaTelur.
Baca juga: Dua Cara Penanganan Stunting di Kota Serang, Terjadi Tren Penurunan Kasus Setahun Terakhir
Telur dipilih menjadi sumber protein hewani yang paling mudah dibeli dan didapat karena harganya cukup terjangkau.
Kampanye #CukupDuaTelur nanti akan disosialisasikan di seluruh daerah di Indonesia, khususnya di wilayah yang dianggap angka stuntingnya masih tinggi.
"Kegiatan-kegiatan seperti ini memang sangat diperlukan karena masih banyak sebagian dari unsur-unsur yang belum memahami tentang stunting ini," kata Rusman Efendi kepada TribunBanten.com di ruang kerjanya, Selasa.
Menurut dia, kegiatan kick off ini menjadi serangan udara yang besar-besaran di tingkat nasional agar bagaimana stunting ini bisa dipahami.
"Kemudian setelah dipahami, sangat jelas tadi disampaikan dampak-dampaknya sehingga bagaimana rencana aksi nasional sudah dibuat ini bisa dilaksanakan secara pentahelix, gotong-royong," ucapnya.
Setelah serangan udara, Rusman Efendi berharap nanti ditindaklanjuti dengan serangan darat oleh semua unsur sehingga intervensi pencegahan stunting bisa terlaksana secara baik.
"Kita harapkan dan yakin angka stunting di Banten bisa turun dengan kolaborasi bersama semua unsur dalam pentahelix tadi," katanya.
Baca juga: Cara TP PKK Kabupaten Serang Tangani Kasus Stunting: Budidaya Ikan hingga Tanam Jagung
Bahkan, harapannya bisa melebihi dari sasaran yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 14 persen pada 2024.
"BKKBN berencana itu keren, stop stunting," ujar pria asal Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, ini.
Kampanye #CukupDuaTelur yang menggandeng Tribun Network dengan kekuatan lokal menjangkau Indonesia diharapkan bisa mensuskeskan pencegahan stunting.
Dalam program tersebut juga ada program kakak asuh di berbagai daerah di Indonesia bisa menyumbangkan sebagian dananya untuk membeli telur demi kebutuhan selama enam bulan, terutama nutrisi bagi anak-anak.

Target Turun Jadi 14 Persen pada 2024
Berdasarakan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menunjukkan terjadi penurunan angka stunting sebesar 27,67 persen pada 2019.
Walaupun menurun, angka tersebut masih dinilai tinggi, mengingat WHO menargetkan angka stunting tidak boleh lebih dari 20 persen.
Berdasarkan data Bank Dunia atau World Bank, angkatan kerja yang pada masa bayinya mengalami stunting mencapai 54 persen.
Artinya, sebanyak 54 persen angkatan kerja saat ini adalah penyintas stunting.
Baca juga: BKKBN Klaim Angka Stunting di Provinsi Banten Alami Penurunan di Tahun 2022
Hal inilah yang membuat stunting menjadi perhatian serius pemerintah.
Awal 2021 pemerintah Indonesia menargetkan angka Stunting turun menjadi 14 persen pada 2024.
Presiden Joko Widodo menunjuk Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo, Sp OG (K) menjadi ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting.
Hasto mengatakan pentingnya menyiapkan kesehatan yang prima sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.
Dia juga mengkritik kebiasaan masyarakat yang memilih mengeluarkan biaya hingga puluhan juta rupiah untuk melakukan pre-wedding dibandingkan memikirkan hal lain yang mendesak, yakni prekonsepsi.

Menurut Hasto, pra-konsepsi itu sangat murah, calon ibu hanya minum asam folat, periksa hb (hemoglobin), minum tablet tambah darah gratis di puskesmas.
"Biaya untuk persiapannya tidak lebih dari Rp 20.000. Suami hanya perlu mengurangi rokoknya, kemudian minum zinc supaya spermanya bagus. Kalau mau menikah, laki-lakinya itu harus menyiapkan 75 hari sebelum menikah karena sperma dibuat selama 75 hari," katanya.
Hasto juga menyarankan agar mengkonsumsi protein hewani seperti ikan, telur dan daging untuk mencegah stunting pada balita.
Menggerakkan Masyarakat agar Lebih Peduli
CEO Tribun Network Dahlan Dahi mengatakan kerja sama dengan BKKBN dalam percepatan penurunan angka stunting di Indonesia memiliki peran penting dalam menggerakkan masyarakat agar lebih peduli.
Tribun Network yang memiliki tagline Mata Lokal Menjangkau Indonesia ini, memiliki jaringan di 35 provinsi dengan 68 portal news.
Mata lokal yang dimaksudkan adalah kemampuan Tribun di daerah dalam membidik, memotret serta membingkai fenomena di daerah dan diangkat menjadi isu nasional.
Baca juga: WASPADA! Anak di Kandungannya Berpotensi Stunting Jika Ibu Hamil Terkena Penyakit Ini
Stunting menjadi satu di antara problem yang ada di daerah-daerah, yang perlu mendapat perhatian serius dari media, khususnya Tribun Network, agar pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama melakukan aksi percepatan penurunan angka stunting.
Pada program penurunan angka stunting ini, Tribun Network bersama dengan BKKBN membuat tagline #CukupDuaTelur.
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam melakukan penetrasi langsung kepada anak stunting, satu anak stunting memerlukan asupan telur satu butir per hari per enam bulan.
Guna menjaga agar telur untuk anak stunting tersebut tetap terjaga, Tribun Network dan BKKBN membagikan dua telur per hari selama enam bulan.
“Satu telur untuk anak stunting, satu untuk saudaranya, sehingga sama-sama menikmati telur,” ucap Dahlan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.