Khazanah Islam

Asal Usul Penamaan Bulan Zulkaidah dan Keutamaannya, Disebut Bulan Dzulqo’dah dan Hapit

Inilah asal usul penamaan bulan Zulkaidah yang termasuk bulan haram atau bulan mulia

Editor: Siti Nurul Hamidah
freepik.com/TribunBanten.com
Inilah asal usul penamaan bulan Zulkaidah yang termasuk bulan haram atau bulan mulia 

TRIBUNBANTEN.COM - Inilah asal usul penamaan bulan Zulkaidah yang termasuk bulan haram atau bulan mulia.

Bulan Zulkaidah adalah bulan dalam kalender Islam setelah bulan Syawal, biasanya bulan ini disebut dengan bulan Dzulqa'dah

Bulan Zulkaidah merupakan bulan ke-11 di kalender Hijriah, atau sebulan sebelum bulan Dzulhijjah (bulan Haji).

Bulan ini merupakan bulan yang penuh kebaikan dan syafaat.

Ilustrasi Bulan Zulkaidah
Ilustrasi Bulan Zulkaidah (About Islam.Net)

Baca juga: 5 Sholawat yang Baik Dilantunkan saat Sambut Idul Adha 1444 H: Sholawat Nuridzati hingga Ibrahimiyah

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran Surat At Taubah: 36 dan hadis Abu Bakrah.

Rasulullah SAW bersabda,

الزَّمَان قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُو القَعْدَةِ وَذُو الحِجَّةِ وَالمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

“Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhar yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Syakban.” (HR. Bukhari no. 4406 dam Muslim no. 1679)

Dalam bahasa Jawa dan Sunda, bulan Zulkaidah juga disebut sebagai bulan hapit karena diapit oleh bulan Syawal dan bulan Dzulhijjah (bulan hari raya besar).

Selain itu, ada banyak pelafalan berbeda-beda bulan Zulkaidah ini.

Di antaranya ada yang menyebut Dzulqa'dah, Dzulqo’dah, Dzulkaidah, Zulkadah, dan Dulkangidah. 

Dilansir Tribunjabar.id dari laman resmi mui.or.id, Dzulqa'dah berasal dari Bahasa Arab dan terbentuk dari dua kata.

Yaitu, Dzul yang artinya "sesuatu yang memiliki" dan Al Qo’dah yang artinya "tempat yang diduduki".

Jika digabungkan terjemahannya dalam bahasa Indonesia, arti bulan zulkaidah itu adalah “bulan duduk-duduk”.

Sekilas arti bulan zulkaidah terdengar aneh, namun rupanya memiliki alasan dan makna berkaitan dengan kebiasaan orang Arab.

Asal Usul Bulan Zulkaidah

Dilansir sumber yang sama, penamaan bulan Zulkaidah itu karena berkaitan dengan kebiasaan masyarakat Arab.

Dalam kitab “al-Atsar al-Baqiyah ‘anil Qurun al-Khaliyah“ menerangkan di bulan Zulkaidah itu orang-orang Arab bahkan sebelum Islam, lebih banyak berdiam diri di rumah.

Selain itu, di bulan Dzulqa'dah iyu orang Arab lebih memilih “duduk” menahan diri dari peperangan. (al-Atsar al-Baqiyah, 69, 416).

Pada bulan tersebut, masyarakat Arab duduk (tidak bepergian) di daerahnya dan tidak melakukan perjalanan atau peperangan.

Secara bahasa, arti bulan Zulkaidah juga berarti “penguasa genjatan senjata” karena pada saat itu bangsa Arab dilarang perang.
 
Selain itu, alasan di bulan Dzulqa'dah orang Arab banyak berdiam di rumah karena juga bulan persiapan menuju puncak ibadah Haji.

Keutamaan Bulan Zulkaidah

Ada beberapa keutamaan pada bulan Zulkaidah ini.

Dilansir dari bincangsyariah.com, sedikitnya ada empat keutamaan bulan Zulkaidah, di antaranya:

1. Amalan dilipatgandakan

At Thabari dalam tafsirnya mengatakan bulan Zulkaidah yakni bulan dijadikan Allah SWT sebagai bulan suci.

Pada bulan suci amalan-amalan yang baik akan dilipatgandakan pahalanya.

2. Bulan Haji

Bulan Zulkaidah merupakan bulan di antara bulan besar yakni Syawal dan Dzulhijjah menjelang perayaan Idul Adha.

Pada bulan Zulkaidah ini Rasulullah SAW melakukan umrah sebanyak empat kali.

Oleh karena itu Zulkaidah pun merupakan bulan asyrul hajj (bulan-bulan haji).

Dalam tafsir Ibnu Katsir asyrul hajj tersebut di antaranya, Zulkaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

Sementara Ibnu Qayyim menjelaskan menunaikan umrah di bulan-bulan haji tersebut sama halnya menunaikan haji pada bulan haji.

3. Dilarang perang

Pada bulan Zulkaidah ini Allah SWT juga melarang perang.

Hal ini senada sebagaimana makna dari Dzulqa'dah artinya penguasa genjatan senjata.

Sebaliknya, bulan suci sangat baik untuk mengerjakan amalan-amalan ketaatan.

4. Tiga Puluh Malam yang Dijanjikan Allah SWT

Pada keutamaan yang keempat, Zulkaidah istimewa karena masa tiga puluh malam dijanjikan Allah kepada Nabi Musa AS.

Pada malam Zulkaidah Allah SWT menemui Nabi Musa AS.

Setelah tiga puluh malam, ditambah sepuluh malam di awal bulan Dzulhijjah.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran Surat Al A'raaf: 142.

“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Rabbnya empatpuluh malam."

"Dan berkatalah Musa kepada saudaranya yaitu Harun: ‘Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.’”

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id

Baca artikel terkait Khazanah Islam lainnya di TribunBanten.com

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunBanten.com

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved