Final Liga Champions 2023
Babak Pertama Man City vs Inter Milan Usai, Skor Masih 0-0, Erling Haaland Sulit Jebol Gawang Onana
Babak pertama laga Final Liga Champions antara Manchester City dan Inter Milan usai, dan berakhir dengam skor 0-0.
Penulis: Ahmad Haris | Editor: Ahmad Haris
TRIBUNNEWS.COM - Babak pertama laga Final Liga Champions antara Manchester City dan Inter Milan usai, Minggu (11/6) Pukul 02.45 WIB.
Pada laga babak pertama final yang digelar di Stadion Atatürk Olimpiyat, Istanbul itu kedua tim bermain sama kuat.
Skor kacamata 0-0 mewarnai laga babak pertama Final Liga Champions 2023 itu.
Meski menguasai permainan hingga 63 persen, Man City tampak kesulitan menembus jala gawang Inter Milan.
Percobaan demi percobaan dilakukan oleh anak asuh pelatib Guardiola.
Namun pertahanan klub asal Italia begitu kuat, sehingga sulit ditembus.
Bomber Manchester City Erling Haaland sebenarnya sempat mendapat satu peluang emas.
Namun ketenangan kiper Inter Milan akhirnya mampu meredam sepakan pemain muda terbaik Liga Inggris itu.
Baca juga: Prestasi Karim Benzema di Real Madrid: 5 Gelar Liga Champions, 5 Piala Dunia Klub, 1 Ballon dOr
Laga final Liga Champions Eropa menjadi salah satu pertandingan yang ditunggu-tunggu di seluruh dunia.
Bahkan, hampir seluruh pecinta sepak bola di Indonesia turut menanti laga ini.
Lantas, siapakah yang akan keluar menjadi pemenang dan merengkut gelar Jawara Eropa?
Patut sama-sama bola mania tunggu.
Final Impian Erling Haaland
Turnamen Liga Champions adalah kompetisi yang sangat menginspirasi Erling Haaland.
Dia merasa bergairah setiap kali mendengar lagu himne Liga Champions.
Sejak lama, dia telah menjadikan Lagu Liga Champions sebagai nada dering alarm yang ada pada ponselnya.
Liga Champions menjadi obsesi besarnya. Haaland dan juga Manchester City, belum pernah meraih juara Liga Champions.
Tinggal satu pertandngan yang perlu dimenangkan yaitu final lawan Inter Milan.
Haaland menargetkan membawa Manchester City meraih kemenangan Liga Champions atas Inter Milan.
Dia memahami sepenuhnya bahwa kedatangannya ke Manchester City, adalah untuk membawa Man City menjadi juara Liga Champions yang sangat didambakan.
City hanya berjarak satu kemenangan, untuk mengklaim hadiah yang paling mereka impikan setelah beberapa kegagalan merebutnya dalam beberapa tahun terakhir.
Haaland telah menjadi kunci untuk misi mereka ke final, di mana mereka menghadapi Inter Milan di Istanbul, setelah musim pertama yang produktif di Etihad.
Pemain asal Norwegia itu telah mencetak 52 gol di semua kompetisi, sejak bergabung dengan Manchester City dengan kontrak £51 juta (Rp 950 miliar) dari Borussia Dortmund.
"Mereka memenangkan Liga Premier dua kali berturut-turut sebelum saya datang ke sini. Jadi mereka tahu bagaimana memenangkan Premier League," kata Haaland dikutip dari Sportingnews.
"Satu-satunya hal yang mereka rindukan sekarang adalah Liga Champions. Anda dapat berpikir dan membaca yang tersirat - saya datang ke sini karena suatu alasan."
Haaland mencetak rekor 36 gol Liga Premier, saat dia membantu City meraih tiga gelar berturut-turut. Sukses itu mereka tindaklanjuti dengan menjuarai Piala FA akhir pekan lalu.
Sekarang City berusaha untuk bergabung dengan rival Manchester United, dalam buku sejarah dengan menjadi tim kedua yang memenangkan treble (meraih tiga gelar juara dalam satu musim).
Melakukan hal itu akan membuat Haaland memenuhi impian lama untuk memenangkan Liga Champions.
"Saya telah memimpikan dan memikirkannya sepanjang hidup saya," kata pemain berusia 22 tahun itu. "Itu telah menjadi impian saya selama yang saya ingat, begitu lama".
"Tentu saja saya telah memikirkan hal ini. Ada satu pertandingan tersisa yang harus kami lakukan dengan sebaik mungkin."
Begitulah kecintaan Haaland pada Liga Champions, bahkan ia biasa menjadikan musik Lagu himne Liga Champions di ponselnya selama masa mudanya. "Ya, ada video saya melakukan itu. Kamu bisa mencarinya. Itu benar," katanya.
Haaland merasa permainannya meningkat di bawah bimbingan Pep Guardiola - seseorang yang dia gambarkan sebagai orang aneh tetapi yakin masih banyak kesuksesan yang akan datang.
"Saya benar-benar menikmati setiap hari bersamanya, dengan Pep yang intens. Saya menyukainya. Saya masih muda, saya bisa berkembang pesat dan saya berada di tempat yang sempurna untuk bekerja dengan pelatih dan pemain terbaik di dunia," katanya.
Namun upaya Haaland dan Man City itu menghadapi tantangan tidak ringan. Di antaranya mereka harus menghadapi Lautaro Martinez, bahaya terbesar Man City di final Liga Champions.
Pahlawan Inter Milan yang cepat, kuat, dan tegas, Martinez dijuluki El Toro atau si Banteng. Pep Guardiola harus menghentikannya.
Penyerang maut peraih juara dunia bersama Argentina itu menjadi pahlawan Inter. Erling Haaland bukan satu-satunya penyerang yang berpeluang bersinar di Istanbul.
Dari Hernan Crespo, Diego Milito, hingga Mauro Icardi, Inter Milan selalu memiliki titik lemah untuk striker Argentina. Dan El Toro mungkin telah menemukan yang terbaik dari semuanya.
'Dia adalah salah satu pemain terbaik di dunia dan dia adalah pemenang Piala Dunia,' kata penjaga gawang Inter, Andre Onana. “Saya berharap dia akan bersemangat untuk kami karena kami membutuhkan dia dalam performa terbaiknya. Ini akan sangat penting bagi kami.'
Berkonsentrasilah pada cara El Toro memimpin lini depan Inter. Lihatlah bagaimana dia menjadi partner yang efektif bagi Romelu Lukaku dan Edin Dzeko, dua tipe striker yang sangat berbeda.
Dia mencetak 21 golnya di Serie A, yang kedua setelah Victor Osimhen yang mencetak 26 gol membantu Napoli mengamankan gelar liga pertama mereka sejak 1990.
Pantas saja Lionel Messi pernah ingin membawa Martinez ke Barcelona empat tahun lalu dan mengapa sahabat karib Messi, Luis Suarez, memanggilnya 'striker spesial dengan gerakan fantastis'.
Kemajuan Martinez semakin mengesankan ketika dia bergabung dengan Inter dengan nilai sekitar £22 juta pada tahun 2018. Dia hampir mendedikasikan dirinya untuk bola basket, bukan sepak bola, pada usia 15 tahun.
"Saya suka bola basket. Pada usia 15, saya harus memilih dan saya bermain sepak bola tetapi jika saya tidak berhasil, saya akan bermain bola basket.
Saya lebih suka menonton pertandingan bola basket daripada pertandingan sepak bola,' katanya kepada majalah Argentina El Grafico dalam sebuah wawancara tahun 2017.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.