Dewan Prihatin Soal Banyaknya Keluarga di Kota Cilegon Belum Memiliki Jamban: Miris

Wakil Ketua DPRD Kota Cilegon, Nurotul Uyun angkat bicara soal ratusan keluarga yang belum memiliki jamban.

Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Abdul Rosid
Ahmad Tajudin/TribunBanten.com
Wakil Ketua DPRD Kota Cilegon, Nurotul Uyun angkat bicara soal ratusan keluarga yang belum memiliki jamban. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com Ahmad Tajudin

TRIBUNBANTEN.COM, KOTA CILEGON - Wakil Ketua DPRD Kota Cilegon, Nurotul Uyun angkat bicara soal ratusan keluarga yang belum memiliki jamban.

Sebagai informasi, dalam catatan Dinas Kesehatan Kota Cilegon, ada sekitar 902 keluarga di Kota Cilegon belum memiliki jamban.

Menurut Uyun, dengan jumlah yang cukup besar itu menandakan kondisi yang sangat miris.

Baca juga: Waduh! Tiga Kecamatan di Kota Cilegon Masuk Zona Merah Peredaran Narkoba

"Ini menjadi kondisi penduduk yang sangat miris, karena Cilegon ini menjadi kota industri, perdagangan dan jasa," ujarnya saat ditemui di kantor DPRD Kota Cilegon, Kamis (13/7/2023).

Menurut Uyun, jika dilihat dari kondisi Kota Cilegon yang terdapat banyak sektor industri.

Di mana sektor industri menjadi sektor yang luar biasa di Kota Cilegon.

Dengan nilai investasi yang sangat pantastic, kata dia, seharusnya persoalan mengenai jamban bisa terselesaikan.

Baca juga: Tangis Warga Cilegon Pecah saat Sambut Kedatangan Jemaah Haji di Gedung DPRD

"Seharusnya kondisi seperti ini, bisa menjadi sebuah permasalahan yang bisa terselesaikan secara bertahap," ungkapnya.

Diakuinya, dengan adanya persoalan tersebut pihaknya akan mendorong semua pihak agar segera menuntaskan permasalahan yang dihadapi masyarakat Kota Cilegon.

"Tentu saja dengan kondisi seperti ini kita juga harus mendorong DPRD termasuk pemerintah daerah untuk bisa mengalokasikan saranan yang memang dibutuhkan masyarakat, untuk bisa menjalani kehidupan yang sehat," terangnya.

Baca juga: Kondisi SD di Cilegon Memprihatinkan, Sanuji Perintahkan Dindikbud Segera Turun ke LokasiĀ 

Kemudian Uyun juga mengaku akan mendorong stakeholder lain supaya bisa terlibat dalam mengentaskan masalah jamban.

Upaya tersebut, kata Uyun, akan dilakukan agar proses penyediaan fasilitas kehidupan yang layak bagi masyarakat bisa terpenuhi.

"Kemudian sinergitas seluruh stakeholder juga, jika ini dimaksimalkan tentu itu bisa menghadirkan tahapan pembangunan secara bersama-sama," tukasnya.

Diketahui sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cilegon, Ratih Purnamasari menyampaikan bahwa pihaknya mencatat ada sekitar 902 keluarga yang belum memiliki jamban.

"Kalau untuk jumlahnya, yang belum punya jamban itu sampai saat ini masih ada sekitar 902 KK," ujarnya kepada TribunBanten.com saat di kantor Kejari Cilegon, Rabu (12/7/2023).

Namun demikian, kata Ratih, meskipun masih banyak warga Kota Cilegon tidak memiliki jamban.

Mereka sudah mendeklarasikan dan sudah berkomitmen untuk tidak lagi membuang air besar sembarangan.

"Mereka sekarang buang air besarnya sudah sharing ke saudara atau tetangganya," katanya.

Di samping itu, walaupun masih banyak warga di Cilegon belum memiliki jamban.

Atas upaya yang dilakukan pihak Dinkes, bersama dengan unsur stakeholder lainnya yang terus mensosialisasikan tengang promosi kesehatan.

Baik itu dari pihak Dinkes Kesehatan Kota Cilegon, Puskesmas, Kecamatan, Kelurahan hingga ke tingkat RW dan RT termasuk para kader.

Sehingga saat ini, kata Ratih, Kota Cilegon sudah mendapatkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Award tahun 2022.

"Penghargaan itu diberikan salahsatunya karena Kota Cilegon sudah 100 persen ODF (open defacation free,-red) atau sudah 100 persen BABS (stop buang air besar sembarangan,-red)," ungkapnya.

Untuk itu, dengan masih adanya masyarakat di Kota Cilegon yang tidak memiliki jamban.

Pihak Pemkot Cilegon, kata Ratih, terus berupaya agar yang belum mempunyai jamban bisa dibantu atau diupayakan agar memiliki jamban.

"Kalo kami dari Dinkes hanya mempunyai tugas pokok untuk merubah perilaku agar mereka memiliki PHBS atau perilaku hidup bersih dan sehat, dengan tidak BAB sembarangan," terangnya.

Sementara untuk pengadaan atau pembuatan jamban, kata dia, berada di dinas lain.

"Jadi kami minta tolomg juga kepada seluruh masyarakat agar kita sama-sama membantu mereka, untuk betul-betul tidak buang air besar sembarangan. Karena mereka kan sudah berkomitmen," ungkapnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved