Kabar Dunia: Korea Selatan Dilanda Banjir Parah, Korban Tewas Capai 40 Orang
Reuters melaporkan, korban tewas akibat banjir di Korea Selatan mencapai 40 orang. Presiden Yoon Suk Yeol menyalahkan kegagalan pihak terkait.
TRIBUNBANTEN.COM - Negeri Korea Selatan dilanda banjir hewat.
Dilaporkan Reuters, insiden banjir parah itu mengakibatkan korban tewas mencapai 40 orang.
Banjir telah menerjang wilayah tengah dan selatan Korea Selatan sejak Kamis (13/7/2023).
Musim hujan yang dimulai pada akhir Juni mencapai puncaknya.
Kementerian dalam negeri Korea Selatan juga melaporkan 9 orang hilang dan 34 terluka di seluruh negeri.
12 kematian, termasuk tiga mayat ditemukan Minggu malam, terjadi di sebuah terowongan di Cheongju, 110km selatan Seoul.
16 kendaraan, termasuk sebuah bus, terendam banjir bandang pada hari Sabtu setelah tanggul sungai jebol.
Insiden tersebut memicu pertanyaan atas upaya Korea Selatan untuk mencegah dan menanggapi kerusakan akibat banjir.
Beberapa pengemudi yang sering menggunakan jalan tersebut menyalahkan pemerintah karena tidak melarang akses ke underpass itu meskipun banjir sudah diprediksi.
Presiden Yoon Suk Yeol menyalahkan kegagalan pihak berwenang untuk mengikuti tanggapan penanganan bencana.
Baca juga: Banjir di Seoul Seperti Film Titanic, Warga Gangnam Sebut Air Naik dan Terus Tambah Tinggi
Yoon Suk Yeol, yang baru saja kembali dari perjalanan ke luar negeri, mengadakan pertemuan tanggap bencana pada hari Senin (17/7/2023).
Ia mengakui bahwa situasinya menjadi lebih buruk karena manajemen yang buruk di daerah yang rentan.
"Kami telah berulang kali menekankan kontrol akses ke area berbahaya dan evakuasi pencegahan sejak tahun lalu, tetapi jika prinsip dasar tanggap bencana tidak dipertahankan, sulit untuk memastikan keamanan publik," kata Yoon dalam pertemuan tersebut.
Hampir 900 petugas pemadam kebakaran, polisi dan militer mengambil bagian dalam operasi penyelamatan underpass.
Tim menggunakan perahu, drone bawah air, dan peralatan lainnya, menurut kementerian dalam negeri.
Seo Jeong-il, kepala pemadam kebakaran di Cheongju barat, mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin bahwa meski upaya pencarian masih berlanjut, tidak ada tanda-tanda korban lagi di kendaraan yang tersisa di terowongan.
Banjir telah merenggut puluhan nyawa selama musim hujan baru-baru ini karena pola cuaca menjadi lebih ekstrem.
Tahun lalu, pemerintah sudah berjanji untuk mengambil langkah-langkah setelah hujan lebat dalam 115 tahun menghantam Seoul, termasuk distrik mewah Gangnam.
Hujan menyebabkan sedikitnya 14 orang tewas dan membanjiri kereta bawah tanah, jalan, dan rumah.
Yoon juga mengunjungi beberapa daerah yang hancur dengan helikopter.
Sebelumnya, dia menyerukan upaya maksimal untuk menyelamatkan korban yang tersisa.
Sang presiden juga menjanjikan dukungan bagi mereka yang terkena dampak banjir, termasuk menetapkan daerah yang dilanda banjir sebagai zona bencana khusus.
"Pemerintah akan memulihkan semuanya, jadi jangan terlalu khawatir," kata Yoon setelah bertemu dengan penduduk di Yecheon di Provinsi Gyeongsang Utara, daerah yang dilanda tanah longsor dimana 19 orang tewas dan delapan lainnya hilang.
Sementara itu, situasi di seberang perbatasan di Korea Utara masih belum jelas.
Baca juga: Seoul dan Sejumlah Wilayah di Korea Selatan Banjir: Sarana Transportasi Lumpuh, "Oppa" Mengungsi
Tetapi dalam beberapa pekan terakhir, media pemerintah Korea Utara telah melaporkan hujan lebat dan mengacu pada langkah-langkah untuk melindungi hasil panen di negara yang menderita kekurangan pangan yang serius.
Dalam sebuah konferensi pers, Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan telah meminta Pyongyang untuk memberi tahu Seoul tentang rencana pelepasan air dari Bendungan Hwanggang.
Pada tahun 2009, pelepasan air dari bendungan itu mengakibatkan banjir di hilir yang menewaskan enam warga Korea Selatan.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Korban Tewas Banjir di Korea Selatan Mencapai 40 Orang, Presiden Salahkan Penanganan yang Buruk

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.