Kunci Jawaban

KUNCI JAWABAN PKN Kelas 10 Halaman 26-27: Pandangan Soepomo dan Ir. Soekarno terhadap Negara Merdeka

Simak soal dan kunci jawaban pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKN) kelas 10 halaman 26-27 Kurikulum Merdeka

Editor: Siti Nurul Hamidah
freepik.com
Simak soal dan kunci jawaban pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKN) kelas 10 halaman 26-27 Kurikulum Merdeka 

TRIBUNBANTEN.COM - Simak soal dan kunci jawaban pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKN) kelas 10 halaman 26-27 Kurikulum Merdeka tentang ide pendiri bangsa tentang negara.

Pada soal PKN kelas 10 halaman 26-27 tersebut, siswa diminta untuk menjawab soal uraian "Bagian 1" 

Dalam soal pelajaran PKN kelas 10 halaman 26-27, siswa akan diuji pemahamannya terkait materi unit 1: Menggali Ide Pendiri Bangsa tentang Dasar Negara

Baca juga: KUNCI JAWABAN PKN Kelas 10 halaman 196: Sengketa Batas Wilayah antara Indonesia dan Malaysia

Ilustrasi siswa belajar mandiri
Ilustrasi siswa belajar mandiri (freepik.com)

Baca juga: KUNCI JAWABAN PKN Kelas 11 Halaman 129: Bagaimana Cara Melakukan Kolaborasi Budaya . . .

Baca juga: KUNCI JAWABAN PKN Kelas 7 Hal 113: Upaya agar Keberagaman di Indonesia Tidak Menimbulkan Perpecahan

Dengan mengerjakan soal PKN kelas 10 halaman 26-27, siswa diharapkan dapat memahami materi yang sudah diajarkan.

Sebelum melihat kunci jawaban dalam artikel ini, siswa diharapkan telah mengerjakan soal secara mandiri.

Kunci Jawaban ini ditujukan kepada wali murid atau orang tua siswa untuk mengoreksi hasil belajar.

TribunBanten.com tidak bertanggungjawab dalam perbedaan jawaban pada kunci jawaban PKN kelas 10 halaman 26-27 Kurikulum Merdeka.

Lebih lengkapnya, baca soal dan kunci jawaban berikut:

Uji Pemahaman

Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman kalian tentang unit ini, jawablah pertanyaan berikut.

a. Bagaimana pandangan Mohammad Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno terhadap negara merdeka? Apa perbedaannya?

Jawaban:

Pada sidang pertama BPUPKI, Mohammad Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno memberikan ide tentang dasar negara sebagai persiapan kemerdekaan Indonesia.

Ketiga tokoh itu memberikan pandangannya masing-masing. 

Moh. Yamin lebih menekankan pada dasar negara dan asasnya.

Sementara Soepomo lebih menekankan pada integralistis dan Ir. Soekarno lebih menekankan pada nasionalisme.

b. Menurut kalian, apa yang menjadi kesamaan pemikiran dari pendiri bangsa terhadap pengertian negara merdeka?

Jawaban:

Kesamaan pemikiran dari pendiri bangsa tentang pengertian negara merdeka adalah negara yang pemerintahannya sudah diatur oleh bangsanya sendiri.

Sehingga, tidak ada intervensi dari bangsa atau negara lain.

c. Jelaskan makna dari negara merdeka menurut pandangan kalian sendiri?

Jawaban:

Menurut saya, negara merdeka adalah negara yang bebas dari penjajahan negara lain.

Negara Indonesia adalah negara yang sudah merdeka sehingga telah terbebas dari penjajahan yang pernah dialami sebelumnya.

Baca juga: KUNCI JAWABAN PKN Kelas 11 Halaman 134-135: Tantangan Generasi Muda dalam Melestarikan Tradisi Lokal

Baca juga: KUNCI JAWABAN PKN Kelas 10 halaman 196: Sengketa Batas Wilayah antara Indonesia dan Malaysia

d. Bagaimana memaknai proses perancangan dan isi dari rumusan dasar negara yang bernama Mukadimah Hukum Dasar atau yang juga dikenal Piagam Jakarta?

Jawaban:

Adanya perbedaan agama dan budaya di masyarakat Indonesia menurut Moh. Hatta menjadi salah satu keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, untuk memaknai proses perancangan dan isi rumusan dasar negara maka harus menyangkut seluruh unsur masyarakat.

Seluruh umat beragama yang ada di Indonesia sebaiknya merasa terwakili dalam rumusan dasar negara tersebut.

e. Apa pandangan para pendiri bangsa terkait isi Mukadimah, terutama frase “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”?

Jawaban:

Rumusan dasar negara dalam Mukadimah Hukum Dasar pada sila pertama menyebutkan: "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya".

Namun pada 18 Agustus 1945, rumusan tersebut diubah menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa".

Hal tersebut terjadi karena adanya musyawarah dan lobi yang dilakukan Moh. Hatta dengan kelompok Islam untuk mengubah sila pertama.

Perubahan tersebut dilakukan karena kelompok Indonesia timur mengancam akan memisahkan diri jika tidak ada perubahan pada sila pertama.

Sehingga, terjadi sikap persatuan dan kesatuan dengan tidak mementingkan golongan sendiri.

Dengan menggunakan frase "Ketuhanan Yang Maha Esa", semua unsur keagamaan di Indonesia merasa terwakilkan oleh dasar negara.

*) Disclaimer: 

- Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.

- Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.

(Tribunnews.com/Nurkhasanah)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Baca artikel terkait Kunci Jawaban lainnya di TribunBanten.com

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunBanten.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved