Sejarah dan Makna Peringatan Hari Natal, Hari Kelahiran Yesus Kristus

Inilah sejarah dan makna Hari Natal yang diperingati setiap 25 Desember setiap tahunnya

Editor: Siti Nurul Hamidah
Unsplash/Jonathan Borba
Ilustrasi Natal - Inilah sejarah dan makna Hari Natal yang diperingati setiap 25 Desember setiap tahunnya 

TRIBUNBANTEN.COM – Inilah sejarah dan makna hari Natal yang diperingati setiap 25 Desember setiap tahunnya.

Hari Natal menjadi momen suka cita umat Kristiani.

Pasalnya perayaan hari Natal atau Mass of Chirst/Christ Mass diartikan sebagai Misa Kristus atau Misa Natal.

Hari Natal merupakan peringatan akan kelahiran Yesus Kristus yang dirayakan oleh seluruh umat Kristiani di seluruh dunia.

Perayaan Natal di Gereja
Perayaan Natal di Gereja (TribunBanten.com/Nurandi)

Baca juga: 35 Poster Terbaik Selamat hari Natal 2023: Desain Elegan Format JPG, Sekali Klik Tinggal Unduh

Baca juga: 8 Lagu Rohani untuk Meriahkan Perayaan hari Natal 2023, Lengkap dengan Liriknya: Agungkan Yesus

Berdasarkan lansiran dari TribunMedan, perayaan Natal sudah ada sejak 2.000 tahun yang lalu, yang diisi dengan hal-hal yang bersifat religius dan sekuler.

Pada hari Natal biasanya akan bertukar kado, menghias pohon Natal, menghadiri misa di gereja, makan berbagi makanan dengan keluarga dan teman, serta menunggu kedatangan Sinterklas.

Di Amerika Serikat, hari Natal telah menjadi hari libur federal sejak 1870.

Mengutip situs resmi Universitas Bina Nusantara (Binus University), berabad-abad sebelum Yesus, orang-orang Eropa bersukacita selama titik balik musim dingin karena mereka menantikan hari-hari yang lebih panjang dengan lebih banyak sinar matahari di akhir musim dingin.

Dalam sejarah Natal di Skandinavia, orang-orang Norse merayakan Yule (Natal) dari tanggal 21 Desember hingga Januari untuk penghargaan atas kembalinya matahari.

Para pria membawa pulang kayu-kayu besar dan membakarnya.

Semua orang berpesta selama sekitar 12 hari hingga semua kayu habis terbakar.

Sapi dan babi akan disembelih agar tidak ada hewan yang diberi makan selama musim dingin.

Di Roma, di mana musim dingin tidak begitu parah, mereka merayakan Saturnalia, sebuah festival untuk menghormati Saturnus, dewa pertanian.

Perayaan ini berlangsung seminggu sebelum titik balik matahari musim dingin dan berlangsung selama satu bulan penuh, dan merupakan waktu yang penuh dengan kesenangan, dengan makanan dan minuman yang berlimpah.

Selama sebulan, para budak menjadi tuan dan para petani menguasai kota. Bisnis dan sekolah-sekolah ditutup agar semua orang dapat berpartisipasi dalam perayaan ini.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved