Kunci Jawaban

KUNCI JAWABAN Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka, Bagaimana Perasaan A Joe dan Warsih . .

Bagaimana perasaan A Joe dan Warsih ketika orang-orang menolak penganan buatan mereka? Kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka.

Penulis: Vega Dhini | Editor: Vega Dhini
Buku Bahasa Indonesia: Lihat Sekitar untuk SD Kelas IV
Bagaimana perasaan A Joe dan Warsih ketika orang-orang menolak penganan buatan mereka? 

TRIBUNBANTEN.COM - Dalam kunci jawaban berikut, siswa diminta menulis Laporan Perjalanan dalam Bab 7 Asal-Usul.

Pertanyaan di atas merupakan materi Buku Bahasa Indonesia: Lihat Sekitar untuk SD Kelas IV Kurikulum Merdeka.

Simak materi kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka halaman 164 - 167 dalam artikel ini.

Apa perbedaan penganan buatan A Joe dengan penganan buatan Warsih?
Apa perbedaan penganan buatan A Joe dengan penganan buatan Warsih? (Buku Bahasa Indonesia: Lihat Sekitar untuk SD Kelas IV)

Pada materi kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka halaman 164 - 167 siswa diminta menjelaskan perbedaan penganan buatan A Joe dengan penganan buatan Warsih dalam cerita “Kerja Sama yang Baik”.

Simak pembahasan kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka halaman 164 - 167 selengkapnya berikut ini.

Kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka halaman 164 - 167

Membaca

Bacalah cerita “Kerja Sama yang Baik” di bawah ini dengan nyaring secara bergantian!

Baca juga: KUNCI JAWABAN Bahasa Indonesia Kelas 4 Perbedaan Penganan Buatan A Joe dengan Penganan Buatan Warsih

Kerja Sama yang Baik

“Lunpia … lunpia …,” teriak A Joe siang itu. Dia tak peduli kaki telanjangnya kepanasan. “Huh, mengapa tak ada seorang pun yang mau membeli lunpiaku?” keluh A Joe. Dari kemarin, dia berjalan kaki keliling Kampung Melayu menjajakan lunpia. Namun, ketika orang-orang bertanya apa yang dijualnya, mereka pun pergi begitu saja.

“Jangan-jangan lunpia buatanku tidak enak? Ah, tetapi orangorang di Pecinan suka,”pikir A Joe masih penasaran. Dia tak mau hanya berjualan di Pecinan. A Joe ingin lunpianya laris dan bisa dinikmati semua orang.

“LUMPIA, LUMPIA!” A Joe tersentak dari lamunannya. Seorang perempuan berteriak lantang. Beberapa orang keluar dari rumah
dan membeli. A Joe melihat perempuan itu berjualan penganan yang mirip dengan lunpianya. “Hm, apa buatan dia lebih enak daripada buatanku?” gumam A Joe.

“LUMPIA, LUMPIA!” teriak perempuan itu lagi. A Joe menghadang langkahnya.

“Hei, kamu jualan lunpia ya?” tanya A Joe ketus.

“Lumpia, bukan lunpia,” sahut perempuan itu.

“Bukan! Yang betul lunpia. Lun artinya lunak, pia artinya kue. Itu bahasa Hokkian!” bantah A Joe ketus.

Perempuan itu malah tertawa, “Namaku Warsih. Aku orang Jawa, tak paham bahasa Hokkian. Lumpiaku berasal dari kata Olympia, karena aku sering jualan di pasar malam Olympia.”

A Joe ternganga, “Oh, begitu, ya?”

Lalu A Joe bertanya, “Kenapa orang-orang Kampung Melayu ini mau membeli lumpiamu? Sedangkan punyaku tak laku.” Wajah A Joe berubah murung.

“Memangnya, lunpiamu isi apa?” tanya Warsih.

A Joe lalu menunjukkan lunpia buatannya pada Warsih.

“Rebung dan daging babi.”

Warsih menggeleng. “Kamu lihat kan, penduduk Kampung Melayu banyak yang berasal dari Arab dan Gujarat. Mereka beragama Islam. Itu, ada masjid di sana. Orang Islam, tidak makan babi. Tidak halal. Lumpia buatanku isinya kentang dan udang. Karena itu, mereka bisa memakannya.”

Setelah itu, Warsih berkata lagi, “Sebetulnya, nasib kita sama kok. Lumpia buatanku juga tidak laku di kawasan Pecinan. Mereka tak suka lumpia kentang. Mereka maunya isi rebung.”

A Joe dan Warsih sama-sama terdiam. Namun, sebenarnya otak mereka berpikir keras. Beberapa detik kemudian, wajah A Joe cerah.

“Aku ada ide! Mengapa kita tidak bekerja sama saja? Maksudku, ayo kita ciptakan resep baru supaya semua orang bisa menikmati lunpia buatan kita.”

“Hah? Bagaimana caranya?” Warsih heran. “Apa kita bisa?”

“Tidak ada salahnya mencoba. Bagaimana? Kamu mau mencobanya?” tanya A Joe.

Warsih mengangguk, “Kamu benar juga. Tidak ada salahnya mencoba.”

Warsih dan A Joe berjabat tangan. Sejak saat itu, mereka berdua bekerja sama dalam menciptakan resep baru dan menjajakannya bersama.

Diceritakan ulang oleh Dian Kristiani

Baca juga: KUNCI JAWABAN Bahasa Indonesia Kelas 4 Halaman 167 Apa Masalah yang Dialami Tokoh dalam Cerita Ini?

Lumpia atau lunpia adalah makanan khas Semarang yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Direktorat Internalisasi dan Nilai Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014).

Lumpia hadir pertama kali pada abad ke-19 dan merupakan salah satu contoh perpaduan budaya asli Tiong Hoa–Jawa.

Pada tahun 1870, Tjoa Thay Joe datang dari Fujian ke Semarang dan menjajakan lunpia yang berisi rebung dan daging babi. Kemudian, dia bertemu dengan perempuan Jawa bernama Warsih yang juga menjajakan penganan yang mirip tetapi berisi kentang dan udang. Mereka berdua lalu menikah. Lumpia buatan mereka pun disesuaikan baik isi maupun rasanya, agar bisa dinikmati oleh lebih banyak orang.

Berdiskusi

Diskusikan isi cerita “Kerja Sama yang Baik” bersama-sama.

3. Bagaimana perasaan A Joe dan Warsih ketika orang-orang menolak penganan buatan mereka?

Kunci jawaban:

3. A Joe dan Warsih sedih sekaligus bingung ketika orang-orang menolak penganan buatan mereka.

Baca juga: KUNCI JAWABAN Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Halaman 161, Nenek Moyang Kita

Kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka halaman 164 - 167 ditujukan bagi orangtua untuk membimbing proses belajar siswa.

Diharapkan orangtua bisa membimbing kegiatan belajar siswa di rumah dengan semangat.

Rangkuman kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka halaman 164 - 167 hanya sebagai panduan, jawaban dari setiap soal tidak terpaku dari kunci jawaban ini.

Jawaban bisa berbeda dan tidak terpaku pada kunci jawaban yang disajikan dalam artikel ini.

Diharapkan siswa bisa mencari jawaban sendiri dari setiap soal yang disajikan.

Sumber: Buku Bahasa Indonesia: Lihat Sekitar untuk SD Kelas IV, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

*) Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak. Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

(TribunBanten.com/Vega)

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved