Kuliner Banten

Tentang Tradisi Ngerabeg yang Masih Lestari di Wilayah Cilegon Banten

Rabeg merupakan makanan khas Banten, warisan dari Kesultanan Banten di masa lampau.

|
Penulis: Ahmad Haris | Editor: Ahmad Haris
TribunBanten.com/Ahmad Haris
Jajaran Rabeg yang masih panas, dihidangkan dalam piring, saat momen haul di Kampung Deringo Simpang, Kelurahan Deringo, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon. 

TRIBUNBANTEN.COM - Rabeg merupakan makanan khas Banten.

Menu makanan ini juga dikenal sebagai makanan kesukaan Sultan Maulana Hasanuddin.

Sultan Maulana Hasanuddin merupakan pendiri sekaligus raja pertama Kesultanan Banten.

Baca juga: Nyari Tempat Makan Malam Enak di Kota Cilegon? Ini Rekomendasinya, Nasi Uduk Rabeg Masjid Agung!

Rabeg merupakan makanan kesukaan sultan, dan banyak disukai oleh warga Banten, hingga saat ini.

Di sebagian besar wilayah Kota Cilegon, rabeg merupakan makanan istimewa. 

Rabeg menjadi makanan tradisi bagi setiap orang yang hendak melakukan hajat tertentu. 

Mulai dari acara aqikah (syukuran lahiran anak), sunatan, hingga resepsi pernikahan, Rabeg menjadi menu utama yang dihidangkan.

Bahkan, di bagian Kecamatan Citangkil-Ciwandan, Rabeg menjadi menu utama saat seseorang atau setiap keluarga yang hendak menggelar haul, bagi salah satu sanak keluarganya.

Karena Rabeg sering menjadi menu utama saat momen tertentu, munculan istilah di tengah masyarakat "Ngerabeg" atau "Rabegan", alias makan Rabeg bersama.

Kambing yang telah disembelih, lalu dipotong-potong menjadi kecil-kecil. 

Semua bagian tubuh kambing, mulai dari daging utuh, iga, tulang sumsum, semua jeroan, hingga kepala kambing, dimasak menjadi satu, dalam kuali berukuran besar. 

Baca juga: Enak dan Gurih, Ini Lho Sate Bebek Cibeber, Kuliner Khas Cilegon Banten yang Wajib Dicoba!

Kuali besar yang sudah berisi potongan kambing diaduk rata dengan bumbu rabeg, lalu digarang di atas tungku menggunakan kayu bakar.

Untuk mengaduk rabeg selama proses rabeg dimasak, pelepah daun kelapa biasanya dijadikan untuk mengaduk rabeg.

Dalam tempo 2-3 jam, rabeg sudah bisa untuk dihidangkan dan disantap.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved