Sejarah Singkat Darussalam Gontor, Ponpes Modern Pertama di Indonesia yang Usianya Sudah 1 Abad

Inilah profil Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, yang kini sudah berusia 100 tahun atau 1 Abad.

Editor: Ahmad Haris
Kolase TribunBanten.com/Instagram
Kolase foto pondok dan santri Ponpes Modern Darussalam Gontor, Ponorogo. 

TRIBUNBANTEN.COM - Simak baik-baik profil Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, yang kini sudah berusia 100 tahun atau 1 Abad.

Sepertinya, hampir setiap orang Islam di Indonesia tahu, atau minimal pernah mendengar nama pesantren yang satu ini.

Ya, Pondok Modern Gontor adalah salah satu pondok  pesantren modern terbesar dan paling  populer se-Indonesia.

Baca juga: Profil Daar El-Qolam, Pondok Pesantren Alumni Gontor Pertama di Banten yang Berusia 56 Tahun

Berikut sekilas tentang Pondok Modern Darussalam Gontor, yang telah TribunBanten.com rangkum dari berbagai sumber.

Pesantren ini terletak di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur ini terkenal dengan penerapan disiplin, penguasaan bahasa asing (Arab dan Inggris), kaderisasi dan jaringan alumni yang sangat kuat.

Jumlah santrinya mencapai ribuan, yang berasal dari seluruh peloksok negeri Indonesia tercinta ini.

Bahkan ada santri yang berasal dari luar negeri, seperti Malaysia, Brunai, dan lainnya.

Menurut laman resmi Gontor, disebutkan bahwa PMDG adalah lembaga pendidikan murni, yang tidak berafiliasi kepada partai politik ataupun organisasi kemasyarakatan apapun.

Stadion milik Pondok Modern Darussalam Gontor.
Stadion milik Pondok Modern Darussalam Gontor. (Kolase TribunBanten.com/Instagram @pondok.modern.gontor)

Pondok ini didirikan pada tanggal 20 September Tahun 1926 Masehi, bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal Tahun 1345 Hijriah.

Dalam peringatan Maulid Nabi SAW, diikrarkan berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), oleh tiga Kiai bersaudara.

Ketiganya dikenal dengan sebutan Trimurti Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, yaitu K.H. Ahmad Sahal (1901-1977), K.H. Zainudin Fananie (1908-1967), dan K.H. Imam Zarkasyi (1910-1985).

Gontor menerapkan konsep pendidikan asrama (boarding school) yang memadukan model pesantren klasik/salaf dengan kurikulum modern.

Model pesantren ditujukan agar "segala yang dilihat, didengar, dan diperhatikan santri di pondok ini adalah untuk pendidikan".

Sedangkan kurikulum modern ditampilkan melalui integralnya pendidikan agama dan pendidikan umum, antara tarbiyah dan talim: sehingga menghasilkan ciri modern yaitu berpikir integral, berpikiran maju, tidak dikotomis, adil dan menghargai efisiensi waktu.

Materi kependidikan di Pondok Modern Gontor meliputi keimanan, keislaman, akhlak karimah, keilmuan, kewarganegaraan, kesenian dan keterampilan, kewirausahaan, dakwah & kemasyarakatan, kepemimpinan, manajemen, keguruan, pendidikan jasmani dan kesehatan, pendidikan kewanitaan (khusus pesantren putri).

Mengingat tingginya minat masyarakat untuk memasukkan anaknya di Gontor, dan keterbatasan fasilitas yang tersedia di Kampus Pondok Modern Darussalam Gontor.

Serta untuk memberikan bekal yang lebih baik kepada para calon santri, yang ingin masuk di Pondok Modern Darussalam Gontor, akhirnya dibuka cabang-cabang

Pesantren alumni Gontor juga tersebar di seluruh nusantara dan tergabung dalam Forum Pesantren Alumni (FPA) Gontor.

Menurut K.H. Hasan Abdullah Sahal, saat bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres pada 10 Maret 2016, Pesantren Alumni Gontor yang sudah terdata berjumlah 380 pesantren dan masih banyak lagi yang belum terdata.

Saat ini FPA Gontor diketuai oleh Dr. K.H. Zulkifli Muhadli.

Baca juga: Ini Lho La Tansa, Pondok Pesantren di Lebak yang Disebut Terindah di Banten Bahkan se-Indonesia

Pondok Modern Darussalam Gontor sendiri sangat memperhatikan pasilitas penunjang bakat, dan keterampilan para santrinya.

Baca juga: Sosok Almarhum KH Ahmad Rifai Arief, Pendiri Ponpes  Daar El-Qolam yang Wafat saat Sedang Salat

Salah satunya adalah, memiliki fasilitas stadion pesantren, yang diberi nama 'Darussalam Gontor Stadium', dengan satu tribun yang dapat menampung ratusan hingga ribuan penonton.

Stadion ini juga dapat digunakan oleh selain santri, dan ustadz di Pondok Modern Darussalam Gontor.

Stadion ini pernah digunakan untuk ajang-ajang tertentu, seperti Liga Santri Indonesia.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved