Penghapusan Jurusan SMA

Cerita Pelajar di Kota Serang, Kaget Jurusan IPA-IPS dan Bahasa Dihapus Kemendikbud

Pelajar di Kota Serang, Banten, kaget saat mengetahui pemerintah telah menghapus jurusan IPA, IPS dan Bahasa di sekolah SMA.

Penulis: Engkos Kosasih | Editor: Abdul Rosid
Kolase/TribunBanten.com
Pelajar di Kota Serang, Banten, kaget saat mengetahui pemerintah telah menghapus jurusan IPA, IPS dan Bahasa di sekolah SMA. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Engkos Kosasih

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Pelajar di Kota Serang, Banten, kaget saat mengetahui pemerintah telah menghapus jurusan IPA, IPS dan Bahasa di sekolah SMA.

Ketua OSIS SMA Negeri 2 Kota Serang, Radistya mengaku saat masih duduk dibangku SMP dia berniat masuk jurusan IPA.

Akan tetapi, begitu masuk ke SMA Negeri 2 Kota Serang, ternyata sekolah tersebut tak menggunakan jurusan IPA-IPS.

Baca juga: Daftar Sekolah di Kota Tangerang Dijadikan Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis 1 Agustus 2024

Diketahui, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) resmi menghapus jurusan IPA, IPS dan Bahasa di semua SMA.

Penghapusan jurusan tersebut berlaku untuk seluruh SMA di Indonesia.

"Tiba-tiba pas masuk ada kurikulum merdeka. Terus itu harus dikelompokkan bukan IPA IPS lagi, tapi lebih ke penjurusan mendalam kayak teknik," kata Radistya kepada TribunBanten.com, Selasa (23/7/2024).

Kendati demikian, dia mengaku mendukung penerapan kurikulum merdeka. Sebab penghapusan IPA IPS membuat mata pelajaran lebih spesifik.

"Sepakat sih, karena lebih spesifik, tau untuk jurusan di kuliah nanti," ujarnya.

Ia menjelaskan, di SMA Negeri 2 Kota Serang ada 4 pengelompokan materi mulai dari Teknik, Biologi, Ekonomi dan Sosiologi.

"Kalau saya mengambil teknik. Sebenarnya sama saja kayak IPA, cuma ini lebih mendalam," ungkapnya.

Sementara Waka Bidang Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Serang, Deny Surya Permana mengatakan, kebijakan tersebut untuk menyesuaikan Kurikulum Merdeka.

"Kalau di SMA 2 memang udah 3 tahun berjalan engga menggunakan IPA IPS," kata Deny di SMAN 2 Kota Serang.

Deny menjelaskan, pasca penerapan Kurikulum Merdeka para pelajar di SMA Negeri 2 Kota Serang diberikan 4 menu. Mulai dari pembelajaran teknik, biologi, ekonomi dan sosiologi.

"Jadi ini lebih ke menyesuaikan minat para pelajar. Dia yang suka kesehatan bisa belajar biologi dan sebagainya."

"Tujuannya adalah agar siswa dapat belajar dengan lebih maksimal dan mencapai potensi terbaik mereka," ujar Deny.

Guru SMAN 2 Kota Serang ini mengklaim, bahwa pelajar sangat menyukai Kurikulum Merdeka karena sesuai dengan minat dan bakat mereka.

"Pada awal-awal bingung, tapi sekarang enggak karena kita udah ada pengalaman, dan ini lebih diminati pelajar," ungkapnya.

Alasan penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa

Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek Anindito Aditomo mengatakan, penghapusan jurusan di SMA sengaja dilakukan oleh Kemendikbud.

Anindito menjelaskan, alasan penghapusan jurusan di SMA lantaran penjurusan mencerminkan ketidakadilan.

Berdasarkan kajian pihaknya, rata-rata orangtua memilih memasukan anaknya ke jurusan IPA dibandingkan IPS dan Bahasa.

"Salah satunya itu (karena orangtua rata-rata memilihkan anaknya masuk IPA). Kalau kita jurusan IPA kita bisa memilih jurusan lain," kata Anindito

Menurut Anindito, orangtua bersikap seperti itu karena hanya mencoba berpikir rasional dengan meminta anaknya masuk IPA.

Hal itu dilakukan agar banyak pilihan program studi (prodi) yang bisa dipilih saat masuk perguruan tinggi.

Selain itu, karena banyak dari jurusan IPA yang mengambil prodi yang biasa didaftarkan siswa jurusan IPS dan bahasa, membuat kuota siswa jurusan IPS dan bahasa semakin menipis.

Oleh sebab itu, kata Anindito jurusan tersebut dihapuskan dan digantikan dengan sistem pemilihan pelajaran sesuai minat siswa.

Hal itu tertuang dalam aturan di Kurikulum Merdeka yang fokus mengembangkan minat dan bakat sampai kelas 10 lalu melakukan pemilihan pada kelas 11.

"Baru kelas 11-12 mata pelajaran yang sesuai dengan bakat minat. Kita sediakan asesmen bakat minat," ujarnya.

Pria yang akrab disapa Nino ini menegaskan, kalau tidak ada penjurusan, siswa tetap bisa fokus belajar seuai keinginannya dalam meraih masa depan.

Pada praktiknya, ketika sudah memilih mata pelajaran, siswa akan menjalani pembelajar wajib di hampir separuh waktu di sekolah.

Sementara sisanya fokus pada pelajaran yang sudah dipilih.

"Fokusnya pada yang dia minat dan dia perlukan untuk karier," ucap Nino.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved